VALORANT

Rekap VALORANT di 2022: Tahun Kebangkitan Tim Asia

Tahun 2022 merupakan tahun terbaik dari VALORANT. Riot Games sekali lagi membuktikan bahwa mereka benar-benar serius menangani scene esports dari game FPS buatan mereka tersebut. Puncaknya, VALORANT dianugerahi sebagai game esports terbaik pada tahun 2022 di dua ajang penghargaan yang berbeda, yaitu di The Game Awards dan Esports Awards.

Tahun ini juga menjadi penanda kembalinya sejumlah kompetisi ke ranah LAN, tak terkecuali VALORANT. Riot pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada dengan menggelar sejumlah turnamen besar yang memanjakan mata, dan di tiap kompetisi selalu ada cerita yang berbeda.

Berikut adalah rekap VALORANT di tahun 2022.

Naiknya tim-tim Asia

Paper Rex
Sumber: VCT

Di scene FPS, tim-tim dari Asia biasanya tidak terlalu dipandang. Tak jarang, mereka hanya dianggap sebagai tim pelengkap. Walau menang pun, label underdog bakal melekat kepada tim-tim Asia. Persaingan antara tim Eropa dan Amerika memang masih menghiasi esports ini. Namun, di VALORANT, terutama di tahun ini, persepsi itu sudah mulai berubah.

Meski punya budaya game yang cukup kental, Jepang bukanlah negara dengan tim FPS yang kuat. VCT Masters Reykjavik 2022 menjadi saksi sejarah di mana tim asal Jepang mampu melampaui ekspektasi yang ada. Lewat penampilan luar biasa dari ZETA Division, di mana mereka finis di posisi ketiga, Jepang membuktikan bahwa mereka bisa bersaing dengan tim-tim Amerika dan juga Eropa.

Setelah Jepang, giliran wilayah APAC yang mendapat sorotan di VCT Masters Copenhagen 2022. Siapa lagi kalau bukan Paper Rex (PRX) yang mampu menebarkan pesona serta gaya permainan berbeda. PRX sebenarnya sudah cukup membuktikan dirinya di Reykjavik, namun di Copenhagen lah mereka mendapat capaian tertinggi. Walau harus takluk di tangan FunPlus Phoenix (FPX) di Grand Final, penampilan PRX saat itu akan lebih dikenang para penggemar.

Tidak ketinggalan, ada DRX, wakil Korea Selatan yang akhirnya sukses melawan kutukan. Kegagalan demi kegagalan didapatkan oleh DRX di dua turnamen Masters, di mana mereka selalu berhenti sebelum masuk ke empat besar. 

Di VCT Champions 2022, kutukan tersebut hilang. Tidak hanya masuk ke empat besar, DRX juga mampu menyingkirkan FPX untuk meraih posisi tiga besar. DRX tetap belum bisa mengalahkan OpTic Gaming, namun peningkatan yang cukup pesat ditampilkan oleh tim ini di mana mereka takluk dengan skor yang tipis.

Dua turnamen Masters 2022 memang masih dipegang oleh tim Amerika dan Eropa. Akan tetapi, melihat prestasi yang didapat oleh ZETA, PRX, dan DRX di tahun ini, tim Asia tidak boleh lagi dipandang sebelah mata.

Rivalitas LOUD dan OpTic

Rivalitas LOUD dan OpTic
Sumber: VCT

Tahun 2022 juga menampilkan rivalitas abadi dari LOUD dan OpTic. Semua turnamen besar VALORANT di tahun ini dipastikan menghadirkan pertandingan antara keduanya, entah itu di babak grup atau playoff. Mereka bahkan dua kali bertemu di Grand Final, yaitu Masters Reykjavik yang dimenangkan oleh OpTic dan VCT Champions yang dimenangkan oleh LOUD.

Sayangnya, rivalitas dua tim ini tidak lagi bisa kita lihat. Alasan utamanya adalah bubarnya divisi VALORANT dari OpTic. Tak hanya itu, dua pemain inti dari LOUD, Sacy dan pANcada, juga telah pergi untuk bergabung dengan Sentinels. VCT 2023 pun akan diselenggarakan tanpa persaingan antara LOUD dan OpTic.

Sebuah perayaan bernama Game Changers Championship

G2 Gozen
Sumber: VCT

Tidak hanya di scene esports pria, Riot juga telah membuktikan bahwa kompetisi VALORANT bisa dimeriahkan oleh siapa saja. Hal ini diperlihatkan dengan penyelenggaraan turnamen besar VALORANT untuk perempuan dan kelompok marginal, Game Changers.

Di tahun 2022, Riot kemudian membawa Game Changers ke tahap lebih tinggi. Sebelumnya, turnamen ini hanya diselenggarakan secara online dan berlangsung di wilayah masing-masing. Di tahun ini, Riot memperkenalkan Game Changer Championship, kompetisi yang mempertandingan tim-tim dari seluruh wilayah secara offline.

Diselenggarakan di Berlin pada bulan November yang lalu, delapan tim saling beradu untuk memperebutkan gelar juara. Di akhir kompetisi, G2 Gozen, wakil dari Eropa, berhasil mengangkat trofi Game Changer Championship yang pertama. Jika bukan sebuah perayaan untuk semua orang, apa lagi sebutan yang pas untuk turnamen tersebut?

Dimulainya era baru VCT

Perubahan memang tidak bisa dihindari oleh siapa pun, tak terkecuali VALORANT. Riot telah mengumumkan bahwa mereka akan mengubah format dari VCT. Dimulai dari tahun 2023, VCT akan dibagi menjadi dua liga, yaitu liga franchise dan Ascension. Total ada 30 tim terpilih yang bakal bertanding di liga franchise masing-masing wilayah.

Perubahan tersebut mendapat beragam reaksi. Ada yang mendukung dan bergembira, ada juga yang pesimis. Kedua pihak telah menyampaikan alasannya masing-masing untuk mendukung pandangan mereka. Siapa yang salah dan siapa yang benar, belum ada yang tahu. Sebagai penggemar, kami tentunya hanya ingin kompetisi VALORANT terus berkembang dan hidup untuk jangka waktu yang lama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *