Famouz, Bukan Sembarang Pemain Pinjaman di BOOM Esports
Masuknya Famouz ke dalam roster BOOM Esports terbilang sukses dan sesuai ekspektasi banyak orang. Dipinjam dari Persija Esports sebagai pengganti frostmind yang hengkang pada bulan Juli 2022, Famouz menjadi salah satu sosok penting dalam keberhasilan BOOM memenangkan Last Chance Qualifier (LCQ) APAC beberapa hari yang lalu.
Di turnamen tersebut BOOM berhasil memenangkan seluruh pertandingan yang dijalani, termasuk mengalahkan rival satu negara, ONIC G, sebanyak dua kali. Kemenangan dari si landak kuning bisa dibilang sebuah peningkatan. Pasalnya, BOOM sempat kalah dua kali dari ONIC di Stage 2, yaitu di Challengers Indonesia dan APAC.
Melihat peningkatan tersebut, wajar saja jika mengatakan bahwa Famouz memberikan nuansa baru terhadap permainan BOOM. Pertanyaannya adalah, sebenarnya seberapa besar kontribusi Famouz dalam kesuksesan BOOM di LCQ APAC?
Peran Famouz di BOOM sepeninggal frostmind
Bisa dibilang, hampir semua pemain BOOM paling tidak dapat memainkan dua peran Agent yang berbeda. Di sini, kami mengambil data dari vlr.gg dan hanya melihat permainan BOOM di LCQ APAC 2022. Dari data tersebut, kami kemudian menganalisis peran apa saja yang biasa dimainkan oleh seluruh roster BOOM.
Pertama, ada fl1pzjder yang lebih berfokus ke Agent Sentinel seperti Chamber dan Killjoy. Namun, di map Bind dia dipercaya untuk bermain sebagai Viper dan di Breeze fl1pzjder memilih KAY/O. Selanjutnya, ada tehbotoL yang merupakan Controller utama dari BOOM. Viper dan Astra menjadi Agent yang biasa dipilih oleh pemain ini. Akan tetapi, peran tehbotoL diubah menjadi Breach apabila BOOM bermain di Haven serta Fracture.
Pindah ke blaZek1ng, pemain ini memiliki dua peran yang berbeda, yaitu Controller dan Initiator, tergantung dengan map yang dimainkan. BlaZek1ng sempat sekali bermain sebagai Sage ketika BOOM bertemu ONIC di Icebox. BerserX merupakan Duelist utama dari tim, namun dia beberapa kali dipercaya untuk bermain sebagai Chamber. Khusus di Bind, pilihan Agent BerserX jatuh ke Skye.
Lalu, bagaimana dengan Famouz? Seperti halnya di Persija, dia dipercaya bermain sebagai Initiator. KAY/O dan Sova menjadi Agent yang sering dimainkan oleh Famouz. Beda cerita jika BOOM bermain di Breeze. Di map tersebut, Famouz akan bermain sebagai Chamber, berganti peran dengan fl1pzjder. Di Bind, kemampuan Raze dari pemain ini adalah salah satu yang terbaik di APAC. Famouz juga menggunakan Agent tersebut ketika bermain di Split.
Secara garis besar, peran dari Famouz tak jauh berbeda dengan frostmind ketika masih berada di BOOM. Di turnamen terakhir yang diikuti oleh dirinya, frostmind beberapa kali dipercaya untuk bermain sebagai Chamber dan Sova. Walau begitu, frostmind punya lebih banyak variasi Agent dibanding Famouz. Dia sempat bermain sebagai Controller (Omen dan Brimstone), Breach, serta Sentinel lainnya seperti Sage dan Cypher.
Perbedaan Famouz dan frostmind
Setelah mengetahui peran yang dijalankan oleh Famouz, selanjutnya mari kita bandingkan gaya permainannya dengan frostmind. Seperti yang sudah diketahui oleh banyak penggemar VALORANT di Indonesia, Famouz dikenal dengan akurasi tembakannya yang sakit dan juga gaya permainan yang menyerang. Terbukti dengan pemilihan Raze dan KAY/O yang memang membutuhkan dua hal tersebut.
Jika dibandingkan dengan frostmind, gaya permainan mantan pemain BOOM ini memang cukup terbalik dari Famouz. Frostmind dikenal sebagai pemain yang lebih defensif dan seorang anchor yang tangguh. Hal ini diakui sendiri oleh fl1pzjder selaku pemain yang pernah bermain dengan frostmind.
Tipe pemain seperti Famouz nampaknya memang lebih diinginkan oleh BOOM. Dalam sebuah streaming yang dilakukan oleh frostmind, dirinya sempat membeberkan alasan mengapa dia keluar dari tim berlogo serigala tersebut. Menurut penuturan frostmind, tipe pemain seperti dirinya, yaitu murni Sentinel, sudah bukan lagi meta di scene kompetitif VALORANT.
Kontribusi besar seorang Famouz
Masuk ke topik utama kita, yaitu seberapa besar kontribusi dari seorang Famouz. Berdasarkan statistik dirinya di LCQ APAC, kontribusi Famouz tergolong besar untuk BOOM. Dari empat pertandingan yang dijalani, Famouz tiga kali menjadi top fragger tim. Hanya di pertandingan final melawan ONIC saja dia bukan pemain yang memilki KDA terbaik. Walau begitu, statistik Famouz masih positif, yaitu 69/68/32.
Menjadi top fragger adalah hal yang biasa bagi Famouz. Ketika bermain untuk Persija, hampir di setiap pertandingan dia berada di puncak skor. Mengingat performa BerserX yang cukup menurun di beberapa turnamen terakhir, hadirnya Famouz tentu menjadi penyelamat BOOM. Dia turut meringankan beban dari seorang BerserX yang selalu diekspektasi untuk menjadi top fragger. Famouz bisa dibilang Duelist kedua dalam sebuah tim.
Pria bernama asli Fikri Zaki ini juga menjadi pengganti frostmind yang sepadan, atau bahkan lebih baik. Seperti halnya BerserX, performa frostmind juga terbilang menurun. Tanpa mengurangi respek, frostmind memang salah satu anchor terbaik di VALORANT. Namun, seperti yang dia sempat ucapkan, pemain seperti dirinya sudah terkikis dari meta.
Famouz memang tak banyak melakukan clutch, namun dia bisa memberikan sebuah tim 2-4 kill dan bahkan Ace dalam satu ronde. Konsistensi tersebut sangat dibutuhkan oleh BOOM untuk saat ini, yang terkadang performa dari pemain lain sedang menurun.
Itu dia kontribusi dari seorang Famouz untuk BOOM di sebuah turnamen penting. Masih ada Champions Istanbul 2022 yang menunggu di depan mata. Apakah Famouz tetap dapat memberikan dorongan yang konsisten untuk BOOM di turnamen tersebut? Kita hanya dapat berharap yang terbaik untuk satu-satunya tim Indonesia di Champions. Namun, satu hal yang pasti yaitu Persija akan sangat kehilangan sosok Famouz apabila dia secara permanen pindah.