Top List

5 Game RPG Klasik Paling Grinding dan Habiskan Banyak Waktu!

Grinding adalah salah satu elemen yang tak terpisahkan dari genre RPG, khususnya di era klasik. Meski game modern kini lebih fokus pada gameplay yang lebih balance, banyak RPG retro yang justru menuntut pemain untuk menghabiskan waktu berjam-jam hanya demi menaikkan level atau memperkuat karakter.

Untuk para penikmat game-game grinding, aktivitas ini bisa terasa memuaskan. Namun, bagi yang tak menyukai repetisi, hal ini mungkin bakal menjadi mimpi buruk bagi mereka.

Berikut adalah 5 RPG klasik paling grinding yang wajib kamu waspadai jika tidak ingin terjebak dalam rutinitas pertempuran tanpa akhir.

1. The Elder Scrolls III: Morrowind

rpg grinding

Jika kamu penggemar eksplorasi dan tidak keberatan dengan aktivitas yang amat repetitif, Morrowind menawarkan gameplay yang tidak ada duanya. Namun, siap-siap mengorbankan waktu luang kamu!

Sistem leveling saat bertarung dari game satu ini sering kali membuat serangan yang dilesatkan gagal mendarat, sehingga kamu harus melawan musuh lemah berulang kali untuk meningkatkan base stats karakter. Bahkan aktivitas seperti berlari harus diulang terus-menerus agar stamina atau kecepatannya meningkat.

2. The Bard’s Tale

rpg grinding

Bagi penggemar RPG hardcore, The Bard’s Tale menawarkan experience yang seru. Tapi diperlukan kesabaran yang tinggi juga saat memainkan gamenya. Game satu ini menguji kemampuan kita dalam membangun tim dengan strategi yang matang. Pemain dituntut untuk memikirkan komposisi tim yang optimal agar bisa melewati tantangan di setiap dungeon yang ditawarkan.

Sebagian besar waktu bermain akan dihabiskan untuk melakukan grinding. Sebelum bisa maju ke area berikutnya, kamu harus melawan musuh di dungeon yang sama berulang kali demi memperkuat tim.

3. Dragon Quest II

rpg grinding

Dengan desain level yang lebih baik dibandingkan pendahulunya, Dragon Quest II menawarkan gameplay RPG retro yang penuh dengan unsur nostalgia. Area terakhir, yakni Rhone, menjadi mimpi buruk bagi banyak pemain.

Lonjakan kesulitannya sangat signifikan sehingga memaksa kita untuk grinding secara intensif sebelum melanjutkan ceritanya. Meski versi remake dan remaster-nya berhasil memperhalus kurva kesulitan, namun grinding tetap menjadi aspek utama yang tak terelakkan.

4. Final Fantasy II

Final Fantasy II memperkenalkan sistem leveling revolusioner, di mana stats-nya meningkat berdasarkan penggunaan skill. Pendekatan ini menjadi inspirasi bagi sistem leveling di banyak game modern.

Hanya saja, sistem ini mudah dieksploitasi. Pemain dapat menyerang rekan tim sendiri untuk meningkatkan stats tertentu. Sehingga membuat progresi terasa repetitif dan tidak organik. Walau inovatif pada masanya, Final Fantasy II sering dianggap kurang memuaskan dibandingkan entri lainnya dalam seri ini. Namun jika kamu mencari game grinding untuk menghabiskan waktu kosong kamu, FFII mungkin bisa kamu coba jajal.

5. Disgaea

Disgaea membawa konsep grinding ke level yang benar-benar baru. Dengan mekanik seperti Item Worlds dan reincarnation, game ini memungkinkan pemain untuk terus meningkatkan stats karakter hingga level tinggi.

Jika kamu bukan tipe pemain yang menikmati grinding dalam skala besar, game ini mungkin bakal terasa seperti pekerjaan berat karena dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi untuk mencapai puncak permainannya. Terlepas dari itu, Disgaea adalah surga bagi pecinta “angka” besar dan tantangan post-game yang tiada habisnya.

Elemen Grinding bisa dibilang merupakan pedang bermata dua di judul-judul RPG klasik. Di satu sisi, ia menawarkan kepuasan tersendiri bagi pemain yang menyukai tantangan. Namun di sisi lain, repetisi yang tak terkendali dapat mengurangi kenikmatan bermain. Apakah kamu tertarik mencobanya?