Review Zenfone Max Pro M2, Penebusan Asus atas M1
Pada awal tahun 2018 Asus merilis Zenfone Max Pro M1, sebuah smartphone gaming yang mumpuni dari sisi SOC dan baterai, tetapi sangat payah dalam urusan kamera. Hasilnya Zenfone Max Pro M1 dicap sebagai ultimate gaming device, tetapi tidak untuk urusan foto-foto atau selfie.
Sejatinya fungsi foto atau selfie hanyalah sebuah tambahan yang tidak terlalu penting untuk gamer, tapi rupanya Asus tetap ingin memperbaiki kekurangan minor yang ada di M1. Karena itu mereka merilis versi terbaru seri M dengan nama Zenfone Max Pro M2.
Bodi yang Lebih Nyeni
Berbeda dengan Zenfone Max Pro M1, Asus membuat Zenfone Max Pro M2 dengan bodi yang lebih artistik. Dibuat dari material polikarbonat, Zenfone Max Pro M2 memiliki back plate yang memberikan pantulan cahaya yang berbeda-beda tergantung pada sudut penglihatan pengguna. Penggunaan polikarbonat ini memang kalah mewah dengan kaca, tetapi sidik jari jadi tidak terlalu mudah menempel.
Back plate ini masih menjadi rumah bagi sensor sidik jari, dual kamera 12 MP/5 MP yang dilengkapi dengan flash dan gyro-EIS. Kamera ini menggunakan sensor Sony IMX 486 dengan kepadatan piksel 1,5 micrometer. Itu artinya sensor yang digunakan Zenfone Max Pro M1 bisa menyerap cahaya lebih baik dari smartphone lain yang satu kelas dengan Zenfone Max Pro M2.
Di bagian depan, bezel Zenfone Max Pro M2 memang bukan yang tertipis, namun perangkat ini terasa kecil untuk layar berukuran 6,3 inch. Hal ini terbantu dengan hadirnya notch sehingga screen-to-boy rationya bisa mencapai 90 persen. Selain itu, sudut dari ponsel ini juga dibuat melengkung sehingga nyaman digenggam dalam waktu lama walau tanpa casing tambahan, serta tidak licin.
Performa Zenfone Max Pro M2
Zenfone Max Pro M2 memiliki beberapa varian, ada varian 4 atau 6 GB RAM dengan 64 GB ROM, dan varian 3 GB RAM dengan 32 GB ROM. Kebetulan kami mendapatkan versi Zenfone Max Pro M2 RAM 4 GB dan ROM 64 GB. Didukung dengan SOC Qualcomm Snapdragon 660 (14 nm), yang terdiri dari CPU Octa-core (4×2.2 GHz Kryo 260 & 4×1.8 GHz Kryo 260) dan GPU Adreno 512.
Sama seperti seri M1, Zenfone Max Pro M2 mengadopsi Stock Android, sehingga smartphone ini dijamin akan selalu mendapatkan update OS maupun emergency patch yang dikeluarkan langsung oleh Android Developer.
Zenfone Max Pro M2 sudah menganut layar IPS yang Full HD+. Layar ini sanggup menampilkan 16 juta warna dan memutar video dalam resolusi 1080p. Sebagai pelindung layar IPS tersebut, Asus memasangkannya dengan Corning Gorilla Glass 6 yang memiliki kemampuan untuk bertahan ketika jatuh pada ketinggian 1,5 meter sebanyak 15 kali.
Hasil Benchmark Zenfone Max Pro M2
Tak lengkap rasanya jika Zenfone Max Pro M2 tidak melewati tes dari platform benchmark. Berikut ini adalah hasil benchmark dari Zenfone Max Pro M2.
Performa Gaming Esports
Asus menamai Zenfone Max Pro M2 mereka sebagai ponsel gaming mainstream, bahkan dalam bundle bawaannya saja Asus menyediakan Garena Free Fire yang merupakan saingan dari PUBG Mobile.
Saat ini terdapat tiga judul game esports yang paling banyak dimainkan di smartphone. Ketiga judul tersebut adalah, Mobile Legends, Arena of Valor, dan PUBG Mobile.
Ketiga game ini langsung kami cobakan pada Zenfone Max Pro M2. Untuk Mobile Legends, Zenfone Max Pro M2 bisa menjalankannya dalam pengaturan maksimal. Itu artinya kamu bisa menikmati Mobile Legends dalam kondisi high frame rate mode dan high quality display.
Untuk Arena of Valor. Zenfone Max Pro M2 bisa menjalankan game ini dalam setting maksimal, dengan resolusi HD dan high frame rate mode.
PUBG Mobile lagi-lagi mendapatkan hasil yang sedikit berbeda. Game battle royale besutan Tencent Gaming ini terkenal akan kebutuhan spesifikasinya yang tinggi. Ketika dimainkan pertama kali, PUBG Mobile menyarankan untuk menggunakan pengaturan medium.
Keluhan kami pada sesi gaming hanya datang pada perkara suhu yang cukup panas dihasilkan oleh smartphone ini. Sepertinya ini memang menjadi PR utama dari SOC Snapdragon yang semakin ke sini malah semakin kurang thermal friendly.
Baterai Kapasitas Besar
Soal baterai, ponsel ini bisa bertahan dua sampai tiga hari pada penggunaan normal dan satu mingguan bila kamu tidak melakukan apapun. Jika digunakan cukup intens untuk bermain game dan tethering baterai kapasitas 5.000 mAh dari ponsel ini masih bisa bertahan sehari. Walau begitu, untuk pastinya mungkin tidak tepat 24 jam.
Mengingat kapasitasnya yang cukup besar, tentu butuh waktu yang tidak sebentar juga untuk mengisi daya ponsel ini. Terlebih, tidak ada fitur fast charging yang menyertainya.
Dalam keadaan mati, ponsel butuh hampir tiga jam hingga terisi sampai penuh. Satu catatan, persentase baterai saat diisi dayanya adalah dua persen. Waktu yang hampir sama juga berlaku saat ponsel dalam keadaan menyala.
Walau begitu, disarankan untuk mengisi baterai ponsel ini dalam keadaan mati. Hal tersebut lantaran baterai ponsel ini lebih terasa panas ketika diisi dalam keadaan menyala.