Pokemon Unite

Pokemon UNITE, Potensi Esports yang Menjanjikan di Asia Tenggara

Pokemon UNITE merupakan pemain baru di skena game MOBA mobile. Dibuat oleh TiMi, salah satu studio milik Tencent, dan dipasarkan sendiri oleh Nintendo, Pokemon UNITE tidak hanya menarik penggemar lama, tetapi juga pemain baru. Gameplay yang tidak serumit MOBA lainnya dan mudah dimainkan membuatnya ramah untuk para newbie di luar sana.

Setelah kurang lebih dua tahun menggaet banyak pemain, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana dengan skena esports Pokemon UNITE? Maklum, MOBA dan mobile adalah dua kata populer yang jika disatukan bisa saja menjadi ladang uang. Terlebih lagi ada dua perusahaan besar di balik game tersebut, Tencent dan Nintendo.

Meski tidak sebesar Mobile Legends, Pokemon UNITE ternyata punya potensi esports yang sangat menjanjikan, terutama di wilayah Asia Tenggara. Pernyataan ini bukan sekadar omong kosong belaka karena kami menghubungi pihak yang terjun langsung ke skena esports Pokemon UNITE.

Judha “eeyorr” Panggabean adalah salah satu pemain RISE, tim profesional Pokemon UNITE dari Indonesia. RISE sudah sering menjuarai turnamen Pokemon UNITE. Mereka bahkan sempat bertanding di Asia Champions League (ACL) 2023, di mana RISE ffinis di posisi keempat. ACL sendiri adalah turnamen yang diselenggarakan secara offline di Malaysia dengan total hadiah sebesar $60 ribu (sekitar Rp900 juta).

Turnamen dengan raihan hadiah sebesar itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan potensi dari Pokemon UNITE. Akan tetapi, kami tentu tidak akan berhenti sampai di situ. Dalam wawancara kami dengan eeyorr, dirinya tidak akan kaget jika Pokemon UNITE dianggap salah satu anak emas dari Pokemon Company. Alasannya seperti yang sudah kami sebut di atas, game ini punya genre MOBA dan bisa dimainkan di platform mobile.

Jika dibandingkan dengan game Pokemon lain di sisi esports, Pokemon UNITE masih yang terbesar. Kata kunci di sini adalah Asia Tenggara. Di wilayah lain (Barat), Trading Card Game mungkin masih yang terkuat. Namun, di Asia Tenggara Pokemon UNITE jadi yang terdepan.

Hal ini diakui sendiri oleh eeyorr. Menurutnya, Pokemon Company sangat mendukung game MOBA miliknya tersebut di Asia Tenggara. Contoh termudahnya adalah ACL yang membuat banyak pemain profesional dari wilayah Barat iri. Pasalnya, belum ada turnamen sekelas ACL di wilayah mereka.

“Menurut kita, dari 2022 ke 2023 sudah ada peningkatan support dari Pokemon Company ke Asia Tenggara. Tahun 2024 juga pasti akan lebih tinggi lagi. Bahkan di closing ACL 2023 kemarin, penyelenggara bilang ‘see you in ACL 2024’,” jelas eeyorr. 

Dengan dukungan yang dirasakan eeyorr tersebut, dirinya juga merasa ada masa depan yang cerah untuk para pemain profesional Pokemon UNITE. Dia juga menambahkan bahwa kemungkinan ada liga seperti ACL di Eropa sangat besar. World Championship 2023 pun telah direncanakan hadir pada bulan Agustus mendatang dengan total hadiah $100 ribu (sekitar Rp1,5 miliar).

Urusan dukungan di dalam game, Pokemon UNITE terbilang rajin dalam merilis karakter serta patch terbaru. Meski belum bisa dibilang sempurna, hal tersebut sudah sangat membantu untuk kelangsungan hidup sebuah game yang lebih lama.

Tentunya, tidak ada yang tahu secara pasti bagaimana kondisi esports dari Pokemon UNITE ke depannya. Semua ini bergantung pada pihak pengembang game dan juga komunitas. Untuk saat ini, potensi yang terlihat sangat besar dan bisa menjadi pilihan yang lebih menarik ketimbang game lain (baca: Mobile Legends)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *