Tips Memahami Game Fighting, Bukan Cuman Tentang Menang Kalah
Walaupun esports tumbuh dengan subur di Indonesia, bukan berarti semua scene esports mendapatkan perlakukan yang sama. Sebagai contoh, scene balapan virtual memiliki prestasi gemilang di kancah internasional, tapi siapa yang mengenal sosok Putu Maulana? Saya yakin, kebanyakan orang Indonesia lebih mengenal Lemon, Donkey, dan kawan-kawan.
Nah, hal yang sama juga berlaku untuk game fighting. Scene esports yang satu ini disebut-sebut memiliki entry barrier yang lumayan tinggi, tapi menurut saya itu hanyalah state of mind yang seharusnya bisa ditangani bila memang ada keinginan untuk memainkannya dengan benar.
Berikut ini saya akan memberikan beberapa tips untuk memahami game fighting sehingga kamu jatuh cinta atau minimal memainkannya dengan benar.
Paradoks Kesulitan
Coba mulai bagian ini dengan bertanya pada temanmu yang jarang memainkan game fighting. Tanyakan pada mereka, “apakah mereka bisa memainkan Tekken?”, 70% akan menjawab bisa atau minimal pernah memainkannya walau tidak jago-jago amat.
Dari situ kamu bisa mencoba untuk mengajak mereka bermain. Akan ada dua kemungkinan yang bakal kamu hadapi di sini. Temanmu benar-benar bisa bermain, atau temanmu hanya melakukan “button mashing” pada karakter tertentu.
Nah inilah yang saya sebut sebagai paradoks kesulitan. Sebuah masalah sepele yang terkadang menjadi barrier bagi orang-orang yang ingin memainkan game fighting.
Game fighting itu mudah, kata teman saya tadi yang hanya bisa melakukan Helicopter dan Slippery Kick ketika menggunakan Eddy Gordo. Tapi bagi saya, game fighting itu sulit dan mudah di saat bersamaan.
Kenapa sulit? Karena setiap apa yang saya lakukan di dalam game akan mendapatkan respons dari lawan. Sehingga setiap keputusan, kesalahan, respons, akan mendapatkan ganjaran atau reaksi yang setimpal.
Kenapa mudah? Karena game fighting mudah dipahami dari kacamata orang awam. Apa yang harus saya lakukan adalah, menghabiskan meteran HP musuh dengan cara paling cepat dan efisien. Sehingga saya tidak perlu memikirkan hal lainnya seperti misalnya, berapa jumlah HP turret, atau berapa jumlah gold musuh saat ini.
Mengapa paradoks kesulitan mempengaruhi entry barrier untuk memainkan game fighting. Well, karena game fighting itu memerlukan berbagai pemahaman dan kemampuan yang tidak bisa diungkapkan pada bagian tutorial sebuah game. Hasilnya, banyak orang yang bermain game fighting dengan kondisi clueless atau tanpa petunjuk.
Dari kondisi clueless ini kita akan berhadapan dengan berbagai kondisi. Apakah yang saya lakukan ini benar? Apakah saya bisa mengalahkan musuh? Kenapa gerakan ini efektif? Kenapa musuh bisa mengalahkan saya? Dan seterusnya.
Sulit atau mudahnya game fighting itu harus dilihat dari beberapa sudut sekaligus. Hal ini penting karena nantinya sudut pandang itu akan mempengaruhi cara kamu bermain, memilih karakter, atau bahkan memilih game yang hendak kamu mainkan.
Apakah kamu suka bermain santai? Atau suka yang agresif penuh dengan ledakan? Semua saya kembalikan ke selera pribadimu. Yang jelas kamu harus siap terlebih dahulu kalau game fighting adalah sebuah paradoks kesulitan. Semua tergantung persepsimu dalam memainkannya.
Kenapa saya membahas paradoks kesulitan terlebih dahulu? Karena inilah yang bakal menjadi pegangan kamu selama mempelajari game fighting. Jangan anggap kesulitan itu sebagai sebuah liability, tapi anggaplah semua kesulitan yang kamu hadapi adalah sebuah aset yang kamu miliki.
State of Mind
Banyak panduan bermain game fighting yang mengharuskan kamu untuk mempelajari matchup, gerakan lawan, kebiasaan, fundamental game itu sendiri, offense, defense, atau bahkan pergerakan (movement dan spacing), bahkan sampai tahap advance seperti menghitung matematis dengan istilah frame data. Tapi banyak dari panduan tersebut yang lupa mengajari bagian yang paling penting untuk memahami permainan, yaitu state of mind.
Dalam terjemahan Cambridge, state of mind bisa disebut sebagai mood. Kalau dibaca lebih jauh lagi, mood ini mempengaruhi cara berpikir dan perilaku. Hal ini lah yang menjadikan state of mind merupakan elemen yang sangat penting ketika memahami game fighting.
Dengan state of mind yang tepat, kita bisa melihat berbagai gerakan yang kita atau musuh lakukan adalah sebuah kesempatan atau peringatan. Jadi bisa dibilang, walaupun musuh selalu melakukan gerakan yang aman (safe), kamu tetap bisa mengalahkannya dengan state of mind yang tepat.
Sebagai contoh, di Tekken 7 gerakan yang memiliki 10 frame kebanyakan adalah sebuah jab. Walaupun kesannya jab itu aman dan tidak bisa diselak, kamu tetap bisa mengalahkan seseorang yang terlalu mengandalkan gerakan jab. Dari jarak dekat kamu bisa mencoba untuk melakukan duck (menunduk) atau malah fuzzy guard (bertahan sambil terus bergerak atas bawah). Bila kamu cukup pintar, kamu bisa saja melakukan challenge pada jab musuh atau melakukan gerakan high crush sekalian.
Contoh populer lainnya adalah, ketika Knee berhadapan dengan Rangchu di TWT 2018. Pada ronde penentuan, Knee berhasil mendaratkan serangan yang kemudian dilanjutkan dengan spin, alih-alih menyelesaikan combo, Knee miss input sehingga terbang dan mencoba melaser Panda dari jarak dekat. Hasilnya, dia terkena wake up kick dari Panda sehingga kehilangan semua HP-nya.
Mungkin saya terdengar sok tahu ketika menilai permainan Knee, tetapi saat match ini berlangsung Aris (AvoidThePuddle) yang bertugas menjadi caster, mengatakan “mungkin Knee seharusnya tidak memainkan banyak karakter sekaligus”. Bisa jadi yang dikatakan oleh Aris ada benarnya, sebab saat itu Knee memang memainkan banyak karakter sekaligus, termasuk Lili. Sehingga bisa saja moveset karakter lain tercampur saat menghadapi situasi genting seperti ketika melawan Rangchu.
Keputusan Knee di atas adalah sebuah keputusan yang aneh dan seharusnya tidak diambil oleh Knee. Kenapa aneh? Karena saat itu seharusnya Knee bisa menyelesaikan combonya dan mengusir Rangchu dari TWT 2018. Tapi karena salah perhitungan ini, malah Knee yang harus tersingkir.
Itulah pentingnya state of mind di dalam game fighting. Tanpa state of mind yang baik, mustahil kamu bisa bereaksi atau bertindak sesuai dengan keadaan. Dalam kondisi state of mind yang salah, kamu bisa saja melakukan gerakan yang salah sehingga berakibat fatal.
Menang Bukanlah Segalanya
Bagian terakhir ini kesannya ngaco dan salah. Masak iya menang bukanlah segalanya. Padahal konteks artikel ini adalah game fighting yang diperlombakan sebagai esports. Wait tunggu dulu, yang saya maksud menang bukanlah segalanya adalah sebuah mindset yang harus dimiliki para pemain game fighting.
Kamu bisa saja menang terus di antara teman-temanmu, tetapi permainan kamu tidak akan menjadi lebih baik. Kenapa? Karena kamu hanya berhasil mengalahkan orang-orang yang level permainannya ada di bawahmu. Dengan begitu kamu tidak belajar apapun di setiap match yang kamu lalui.
Sementara itu kalau kamu kalah dari orang yang levelnya jauh di atas dirimu, minimal kamu akan belajar satu hal. Kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak cara ataupun pengembangan yang bisa kamu lakukan untuk mengejar ketinggalan. Salah satunya dengan mempelajari cara bermain lawan ketika kamu menderita kekalahan.Atau jangan-jangan kamu tidak belajar apapun karena kamu keburu toxic dan salty?
Kalau sudah begitu, berarti sekarang adalah saat yang paling tepat untuk mengubah mindset tersebut. Sebab kamu harus tahu kalau kamu mungkin saja bukan yang terkuat, jadi kekalahan itu bukan suatu hal yang bisa kamu elakan.
Dengan mind set yang tepat kamu bisa mengubah kekalahan jadi pembelajaran. Masih ada tujuan mulia lain yang harus dicapai ketimbang sebuah kemenangan. Seperti belajar dari yang lebih kuat atau malah mengajari lawan hingga akhirnya bisa sekuat dirimu. Hal inilah yang harus kamu capai ketika mencapai poin ini.
Verdict
Sudah selesaikah perjalanan kamu dalam memahami game fighting? Jelas belum kalau kamu ingin benar-benar jago, atau paham betul dengan game yang kamu mainkan.
Pada dasarnya setiap game fighting memiliki formula dan cirinya masing-masing. Hal itulah yang menyebabkan setiap game fighting dimainkan dengan cara, kesulitan, dan mindset yang berbeda.
Untuk memahami sebuah game fighting secara penuh, kamu harus terjun langsung dan merasakan sendiri seluruh komponen yang disajikan si pembuat game. Dari situ kamu bisa tentukan mindset seperti apa yang kamu butuhkan untuk memainkannya, apakah kamu harus latihan keras, dan sebagainya.
Kalau kamu mencari panduan untuk memainkan Tekken 7 untuk pemula, kami memiliki artikel https://metaco.gg/fighting-games/5-hal-yang-wajib-dikuasai-para-pemula-di-tekken-7. Artikel yang lumayan tua, tetapi masih cukup relevan hingga sekarang.