CS:GODota 2Free FireMobile LegendsPUBG

Sejarah Cheat di Dalam Video Games serta Perkembangannya dari Masa ke Masa

Rata-rata gamer pasti mengenali kode yang kami jadikan feature image kali ini. Cheat tersebut disebut sebagai Konami Code. Biasanya digunakan ketika kamu memainkan game Contra di NES yang memang terkenal sangat sulit. Dengan memanfaatkan Konami Code, kamu akan mendapatkan tambahan 30 nyawa secara gratis.

Sebenarnya apa sih cheat itu? Kenapa hal ini ada di dalam game yang kamu mainkan? Kenapa saat ini kita sudah jarang sekali menemukan cheat di dalam game? Kalau kamu mau tahu jawaban atas semua pertanyaan itu, kamu wajib membaca ulasannya di bawah ini.

Asal Mula Cheat Codes

Cheat codes mulai diperkenalkan pada tahun 80-an. Mereka disertakan di dalam game dengan tujuan untuk membantu developer dalam menguji game yang sedang mereka buat. Pada intinya begini, para developer ini harus memastikan kalau game yang mereka buat itu berjalan dengan lancar, tetapi terkadang mereka tidak bisa mengalahkan atau menyelesaikan game yang sedang mereka buat.

Kedengarannya tidak adil bukan? Sang pembuat game, tidak bisa menyelesaikan atau menamatkan game yang mereka buat sendiri. Tapi pada era tersebut, sebuah game biasanya dibuat sangat sulit, dengan tujuan agar memiliki replaybility yang cukup baik, sehingga ketika dimainkan kamu akan mendapatkan rasa “puas” atau “penasaran” pada game tersebut.

Metode meningkatkan kesulitan ini sangat wajar untuk dilakukan, mengingat dulu para developer game memiliki keterbatasan dalam urusan media penyimpanan, flash memory, dan banyak lagi.

Cheat codes ini juga terkadang diberikan ke game tester yang sedang bekerja untuk developer tertentu. Mereka biasanya menjalani satu stage berulang kali, untuk mencari bug atau glitch yang mungkin muncul di masa pengembangan. Dengan memanfaatkan cheat codes, para game tester bisa kembali ke stage yang sama tanpa harus bersusah-susah menyelesaikan stage sebelumnya untuk mereplika bug atau glitch yang muncul.

Karena digunakan untuk kebutuhan internal, cheat codes biasanya dibuat dengan elemen personal di dalamnya. Sebagai contoh, cheat codes di game Manic Miners adalah “6031769” yang merupakan plat nomor dari kendaraan milik Matthew Smith, sang developer game tersebut.

Konami Code yang Terkenal

Sebagai salah satu cheat codes yang terkenal, Konami Code sebenarnya memiliki sejarahnya sendiri. Konami Code pertama kali disematkan di dalam game Gradius yang diadaptasi ke NES di tahun 1986. Saat itu sang kreator Kazuhisa Hashimoto mengalami kesulitan ketika mencoba gamenya sendiri.

Ketimbang menurunkan tingkat kesulitannya, Kazuhisa memutuskan untuk menambahkan sebuah cheat code yang bisa diaktifkan dengan cara memasukan perintah tertentu. Perintah tersebut adalah, atas, atas, bawah, bawah, kiri, kanan, kiri, kanan, B, A. Kode tersebut nantinya kita kenal sebagai Konami Codes dan biasa kita gunakan di game Contra (1987)

Seperti di Indonesia, di Amerika Konami Codes jadi sangat terkenal berkat game yang sama dengan di Indonesia. Sejak saat itu Konami Codes muncul di berbagai game di luar game milik Konami, termasuk Half-Life 2, BioShock Infinite, Just Cause 4, Overwatch, hingga anime KonoSuba: God’s Blessing on this Wonderful World! Legend of Crimson.

Penggunaan Cheat Code di Awal 90-an

Awal 90-an menjadi sebuah era baru bagi cheat codes. Metode meningkatkan kesulitan untuk memperoleh replaybility sudah mulai ditinggalkan oleh para developer. Sebagai gantinya, mereka memberikan cerita yang lebih baik, stage yang lebih panjang, atau konten yang lebih banyak. Untuk mengakali metode penyimpanan yang saat itu belum tersedia, para developer memanfaatkan cheat code untuk memberikan fitur save state bagi gamer yang memainkan game mereka.

Mega Man II yang dibuat oleh Keiji Inafune, merupakan salah satu game yang memanfaatkan metode cheat codes untuk melakukan safe state. Cheat codes yang digunakan berupa kode unik yang akan diberikan ke gamer yang berhasil menyelesaikan satu level dari berbagai level yang tersedia. Cheat codes tersebut berfungsi layaknya save states di dalam sebuah game. Dengan begitu game yang dimainkan bisa dimatikan kapan saja, tanpa takut kehilangan progres permainan.

Selain dimanfaatkan oleh developer untuk menyimpan game, cheat codes juga dimanfaatkan oleh industri lainnya untuk berjualan. Salah satunya adalah media cetak yang kala itu berbondong-bondong untuk menerbitkan cheat codes demi mendongkrak penjualan oplah majalah game yang mereka terbitkan.

Di Indonesia sendiri kita jadi mengenal tabloid Fantasi yang memiliki rubik Tak-Tik Games yang diasuh oleh Kak Gun (Gunawan Wibisono). Konon kabarnya format rubik game di tabloid Fantasi tersebut yang kemudian ditiru dan menjadi cikal-bakalnya berbagai majalah game di Indonesia.

Era 90-an juga menjadi era di mana flash memory mulai diterapkan di industri game. Keberadaan flash memory ini menjadi penanda bergesernya fungsi cheat codes di dalam game. Bila sebelumnya cheat codes diciptakan untuk para developer dan game tester, di era 90-an, cheat codes diciptakan untuk menambah replaybility sebuah game.

Masih ingat dengan cheat “kebal” atau “kepala besar” yang muncul di dalam game kesayanganmu? Atau cheat untuk membuka stage tertentu di dalam game? Ya, hal itulah yang digunakan para developer untuk meningkatkan penjualan game yang mereka buat. Ketimbang memberikan kemudahan bagi developer, cheat codes berubah menjadi “value added” yang lazim tersedia di dalam game.

Modifikasi dan Injeksi Game Data

Sebenarnya modifikasi dan injeksi game data ini sudah muncul dari era NES. Yang perlu dilakukan adalah melakukan PEEK dan POKE pada memory address yang ada di dalam prosesor. Biasanya metode ini digunakan pada prosesor 8-bit yang masih sederhana sehingga bisa diintip isinya dengan mudah.

Untuk melakukan PEEK dan POKE ini yang perlu dilakukan adalah melihat (PEEK) value apa yang sedang berjalan di belakang game. Setelah menemukan semua value yang berjalan, kamu bisa mengubah-ubah (POKE) value tersebut untuk melihat hasil yang ditimbulkan di dalam game. Bila valuenya tepat (menambah dan mengurangi jumlah HP misalnya), kamu bisa menambahkan atau melakukan freeze pada value tersebut.

Di era modern metode PEEK dan POKE ini bisa dilakukan dengan bantuan hex editor yang memiliki fasilitas search dan filter pada memory address yang sedang digunakan oleh sebuah game.

Pada konsol, metode PEEK dan POKE ini bisa dilakukan dengan cara menggunakan Game Genie di era klasik (NES, SNES, dan seterusnya) atau Gameshark di era modern (N64, PS1, PS2, dan seterusnya).

Lahirnya DLC dan Masa Senja Cheat Codes

Tahun 2005 merupakan tahun yang bersejarah bagi industri game. Xbox 360 sebagai konsol generasi ketujuh diluncurkan secara global. Melalui Xbox 360, kita jadi mengenal sistem Achievements dan DLC (Downloadable Contents). Sistem DLC inilah yang pada akhirnya mengubur kepopuler cheat codes yang berjaya di generasi sebelumnya.

DLC merupakan salah satu cara untuk menambah pundi-pundi uang developer dari game yang mereka hasilkan. Biasanya para developer menciptakan satu konten khusus untuk dijadikan DLC sebuah game. Terkadang, beberapa developer menyediakan konten yang berfungsi layaknya cheat codes di DLC tersebut. Seperti misalnya senjata dengan amunisi tidak terbatas yang dimunculkan bersamaan dengan area baru atau kisah yang baru.

Dengan munculnya DLC, maka semakin berkuranglah kebutuhan cheat codes untuk memperpanjang replaybility sebuah game. Hingga akhirnya keberadaan cheat codes tersebut berkurang atau bahkan mulai dilupakan.

Beberapa developer masih menyertakan cheat codes di dalam game yang mereka buat. Beberapa cheat codes tersebut dibuat untuk berfungsi layaknya sebuah cheat codes sungguhan, sedangkan beberapa lainnya dibuat untuk mengaktifkan easter eggs, atau mendapatkan achievements tertentu.

Ngecheat di Game Online atau Esports

Sebenarnya bagian ini agak sedikit kurang nyambung dengan apa yang kami bahas hari ini. Tapi sebenarnya konsep cheat di game online itu sebenarnya sama saja dengan game offline atau single player. Bedanya yang menjadi target cheat adalah pemain lainnya, sehingga memiliki kecenderungan untuk merusak unsur fair play dalam game tersebut.

Cheat di game online atau esports ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, beberapa di antaranya adalah, packet modification yang memanfaatkan lalu lintas data antara client dengan server. Metode packet modification ini dilakukan dengan cara melakukan sniffer (pencarian/pelacakan) dan modification pada packet (data) yang dikirimkan ke server. Data tersebut dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menguntungkan penggunanya.

Metode kedua adalah hitbox recolor dan hitbox detection. Biasanya metode ini digunakan di game-game FPS untuk mengetahui posisi musuh atau menembak dengan akurat (aimbot). Dengan hitbox recolor, para pengguna cheat bisa melihat posisi musuh melalui hitbox yang diwarnai dan tembus pandang (wallhack), sementara hitbox detection akan mendeteksi di mana keberadaan hitbox tertentu (misalnya kepala) dan mengarahkan proyektil atau hit scan senjata kita ke arah yang dituju.

Cheating dalam game online adalah hal biasa di server game publik. Beberapa game online, seperti Battlefield 1942, menyertakan fitur khusus untuk melawan hal ini, dengan memasukkan third party tools seperti PunkBuster, nProtect GameGuard, atau Valve Anti-Cheat. Namun, seperti halnya perusahaan anti-virus, beberapa anti-cheat terus-menerus dan secara konsisten berhasil dijebol. Menghadapi masalah tersebut para anti-cheater terus melakukan update, begitupun dengan para cheater. Akhirnya pertempuran antara cheater dan anti-cheater akan terus berlangsung selamanya.

Berapa tahun belakang ini AI mulai dilibatkan dalam cheat di game online atau esports. Untuk menggunakan AI ini kamu membutuhkan dua komputer. AI di komputer pertama diperintahkan untuk melakukan serangkaian aksi tertentu dengan cukup sempurna, sementara di komputer kedua adalah manusia yang bermain dengan cara biasa. Komputer AI akan memantau komputer manusia, dan akan mengambil alih kendali komputer tersebut bila syaratnya terpenuhi (contoh: melihat musuh).

Dengan penggunaan dua komputer tersebut, masih mustahil program-program anti-cheat untuk mengenali keberadaan AI yang mengendalikan aksi pemain yang menggunakan komputer kedua.