Rivalitas Terbesar yang Pernah Ada di Esports
Rivalitas sering menjadi suatu hiburan yang layak disaksikan oleh banyak orang. Seringkali rivalitas terjadi di dunia olahraga dan menjadi pertandingan yang dinanti-nanti oleh banyak penonton tentunya. Sebagai contoh pada sepak bola, pertandingan Barcelona dan Real Madrid yang disebut sebut sebagai el-clasico berkat rivalitas yang kedua tim ini miliki.
Pada esports persaingan ketat antara dua tim atau pemain ini juga terjadi yang tentunya membuat penonton semakin tertarik untuk menyaksikan. Tak jarang, pertandingan rivalitas seringkali memecahkan rekor penonton lebih banyak dibandingkan pertandingan biasa. Seperti apakah rivalitas yang terjadi di esports. Berikut adalah rivalitas yang pernah ada di dunia esports
GO1 dan SonicFox
Rivalitas pertama datang dari fighting game community atau FGC dengan game Dragon Ball Fighter Z. Persaingan ini datang dari dua pemain yang berada dari region berbeda dan bahasa yang berbeda. GO1 yang merupakan pemain terbaik di beberapa fighting game yang berbasis anime menantang SonicFox yang juga merupakan pemain terbaik di beberapa fighting game. Akhirnya, tantangan ini terjawab di salah satu game yang baru saja rilis pada tahun itu yaitu Dragon Ball Fighter Z.
Beberapa waktu setelah game ini rilis, GO1 dan SonicFox akhirnya bertemu di babak final sebuah turnamen. GO1 memenangkan turnamen ini setelah mengalahkan SonicFox. Namun yang menarik adalah GO1 selalu bertemu dengan Sonic Fox di setiap turnamen hingga terakhir kali mereka bertemu di EVO 2019. Persaingan ini selalu dinanti-nanti oleh para penggemar karena mereka berdua merupakan pemain terbaik di game yang satu ini.
SKT T1 dan KT
Jika kalian pemain StarCraft atau pemain League of Legends pasti kalian pernah mendengar istilah Telecom War. Istilah ini merujuk kepada kedua tim asal Korea Selatan yang dimiliki oleh dua perusahaan telekomunikasi yang berbeda yaitu SKT T1 dan KT.
SKT T1 yang dimiliki oleh SK Telecom dan KT yang dimiliki oleh KT Corporation memiliki persaingan ketat sejak StarCraft dimana pertemuan kedua organisasi ini selalu dinantikan oleh para fans. Persaingan ini berlanjut ke game baru keluaran Riot Games yang pada saat itu hadir di Korea Selatan yaitu League of Legends.
Pada masanya, SKT T1 dan KT seringkali saling berebut kemenangan di setiap pertemuan mereka dan menjadi pertandingan League of Legends Korea Selatan yang paling banyak disaksikan. Sayangnya, regenerasi pemain Korea Selatan membuat Telecom War tidak seseksi dulu lagi. Akan tetapi, mungkin kita akan melihat kembali persaingan ini setelah SKT T1 yang kini bernama T1 dan KT setuju untuk bermain di franchise LCK. Akankah kita dapat melihat Telecom War sekali lagi?
Na’Vi dan Alliance
Pertandingan TI3 grand final mungkin menjadi salah satu pertandingan grand final terbaik yang pernah ada dalam sejarah The International Dota 2. Grand final yang mempertemukan tim favorit Na’Vi dan Alliance yang seolah menguasai dunia di tahun tersebut. Rivalitas ini bahkan disebut-sebut sebagai “el-classico-nya” Dota 2 dengan permainan yang spektakuler.
Sayangnya reputasi rivalitas kedua tim ini tidak semenarik dulu dimana saat ini banyak tim baru yang menarik perhatian banyak orang dan kedua tim ini masih mencari-cari roster terbaik. Tahun 2020 mungkin saja akan menjadi momen kembalinya rivalitas ini mengingat kedua tim sudah banyak membenahi diri dan mulai mendapatkan roster yang diinginkan.
G2 dan Fnatic
Carlos “ocelote” Rodriguez Santiago dan Enrique “XPeke” Cedeño Martinez mungkin adalah biang dari rivalitas ini. Ocelote yang saat itu memiliki dendam sepihak akibat kekalahannya melawan XPeke yang menjadi midlaner dari Fnatic di IEM Katowice. Semenjak saat itu, XPeke justru semakin bersinar dan ocelote justru terjatuh bersama timnya saat itu. Ocelote akhirnya memutuskan untuk membuat sebuah tim baru untuk membalas dendam.
Singkat cerita, balas dendam ocelote terhadap XPeke berubah menjadi rivalitas terhadap tim bentukan XPeke yaitu Origen dan tim lama XPeke, Fnatic. Namun, hanya Fnatic menjadi tim yang konsisten melawan G2 Esports ketika Origen justru terombang ambing di scene Eropa.
G2 berkali-kali bertanding memperebutkan juara melawan Fnatic namun masih mendominasi hingga saat ini. Desas desus mengatakan bahwa kedua tim ini bahkan tidak bermain scrim untuk memanaskan suasana ini. Sementara itu, pertandingan kedua tim ini menjadi pertandingan Eropa yang paling banyak ditonton hingga saat ini.
EVOS dan RRQ
Jika kita sudah melihat empat tim internasional, kali ini kita melihat rivalitas terbesar di Indonesia. Rivalitas tersebut adalah pertemuan antara EVOS dan RRQ. Rivalitas ini sudah terbentuk semenjak nama EVOS Esports masih Zero Latitude yang selalu bertemu dengan Team RRQ di grand final kancah turnamen Dota 2 nasional. Seringnya pertemuan mereka berdua menjadi awal persaingan kedua tim ini hingga merambah ke game lain.
Berawal dari Dota 2, EVOS Esports dan Team RRQ akhirnya memutuskan terjun ke dalam game esports yang pasarnya sedang naik yaitu Mobile Legends. Kedua tim ini gagal meraih juara di MPL Season 1 yang membuat rivalitas mereka di Mobile Legends tidak terlihat. Terlihatnya rivalitas kedua tim ini adalah saat MPL Season 2 hingga saat ini yang masih ditunggu banyak orang. Pada season 2, RRQ berhasil memenangkan pertandingan melawan EVOS Esports di babak grand final dan meraih gelar juara.
Rivalitas ini seakan hilang pada MPL Season 3 dimana tim yang juara justru pendatang yaitu ONIC Esports. Tidak hanya itu, kedua tim bahkan tidak dapat mencapai grand final pada saat itu. Rivalitas ini kembali pada season 4 saat MPL menerapkan sistem franchise.
EVOS Esports yang saat itu bertabur bintang berhasil memenangkan grand final melawan Team RRQ yang juga menjadi tim terkuat. Pertandingan rivalitas ini berlanjut hingga M1 dan dimenangkan oleh EVOS Esports. MPL Season 5 menjadi pertemuan kembali kedua tim ini dimana grand final kembali mempertemukan kedua tim ini. Namun pertemuan kali ini membuahkan nasib yang berbeda di antara kedua tim. Team RRQ yang saat itu berhasil mengalahkan EVOS Esports berhasil menjadi juara dua kali pertama dalam sejarah MPL dan kekuatan ini berlanjut hingga saat ini.