Kontroversi Tiebreaker di MSC 2018
Turnamen Mobile Legends Southeast Asia Championship 2018 berakhir dengan Aether Mains dari Filipina sebagai juaranya. Namun di balik itu, ada insiden dan kontroversi yang terjadi melibatkan berbagai pihak.
Kamu mungkin sudah mengetahui berita ini melalui media sosial, mungkin juga belum. Dalam artikel ini, kami akan menjabarkan apa yang terjadi hingga hari ini.
Turnamen MSC 2018 ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase grup dan playoff. Fase grup membagi 10 tim menjadi dua grup. Tiap grup akan bertanding satu sama lain dengan format best of one round robin. Dua tim terbaik dari masing-masing grup berhak maju ke babak playoff.
Jika ada dua tim yang memiliki poin yang sama, maka peringkat di grup akan ditentukan sesuai dengan peraturan tiebreaker. Nah, di sinilah semua kemelutnya mulai terjadi.
Setelah fase grup berakhir, Digital Devils berhasil menjadi juara grup A dengan tiga kemenangan. Di bawah mereka tiga tim yaitu Aerowolf Roxy (Indonesia), Airasia Saiyan (Malaysia), dan Burmese Ghouls (Myanmar) punya poin yang sama yaitu dua kemenangan.
Melalui media sosial, Airasia Saiyan menyatakan bahwa berdasarkan rulebook yang sudah ditandatangani, tiebreaker dilihat berdasarkan kill-death difference. Siapa yang punya kill-death difference yang lebih tinggi berhak mengklaim posisi kedua grup dan maju ke playoff. Jika dua tim punya kill-death difference yang sama, maka panitia akan melihat rekor head to head kedua tim.
Berdasarkan aturan tersebut, Airasia Saiya dengan kill-death difference 22 unggul dari Aerowolf Roxy yang punya 17. Karena itu mereka berhak maju ke babak playoff.
Namun tidak lama setelah itu Airasia Saiyan mengumumkan mereka mundur dari turnamen. Melalui media sosial, mereka mengatakan bahwa Aerowolf memegang dan menandatangani rulebook yang berbeda. Dari rulebook tersebut, tiebreaker ditentukan berdasarkan head to head terlebih dahulu, baru kill-death difference. Jika mengikuti aturan tersebut, posisi Airasia Saiyan di peringkat kedua menjadi tidak valid karena mereka sempat kalah dari Aerowolf Roxy di fase grup.
Pihak RevivalTV selaku penyelenggara bersama dengan Moonton menganjurkan Aerowolf Roxy dan Airasia Saiyan untuk bermain satu game best of one untuk menentukan siapa yang berhak mengklaim peringkat kedua grup A. Jika menolak, mereka dianggap didiskualifikasi dari turnamen.
Sebagai bentuk protes, Airasia Saiyan memutuskan untuk tidak memainkan game tiebreaker tersebut dan mundur dari turnamen.
Dalam pernyataan yang sama Airasia Saiyan juga berniat untuk mengambil tindakan hukum atas insiden ini. Per kemarin, mereka sudah bertemu dengan Syed Saddiq dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia. Namun hingga hari ini belum ada informasi lebih lanjut tindakan apa yang akan mereka ambil berikutnya.
Melalui media sosial, RevivalTV selaku penyelenggara kemarin juga sudah menyatakan permintaan maaf mereka atas insiden yang sudah terjadi.
Pada akhirnya, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pihak RevivalTV selaku panitia. Mereka melakukan kesalahan dan mencoba mencari solusi yang terbaik yang tidak merugikan pihak manapun. Kita doakan saja masalah ini tidak diperpanjang sampai ke titik yang tidak perlu.