KONI Akan Mempersiapkan Pembentukan Pengurus Besar Esports Indonesia
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) siap ambil bagian dalam perkembangan esports tanah air. Keputusan tersebut diambil setelah terselenggaranya Simposium Esports Indonesia yang diselenggarakan di Kantor KONI Pusat di Jakarta pada hari 3 Oktober 2019..
Simposium Esports Indonesia kali ini dibuka oleh Frengky Ong, selaku penanggung jawab dari acara simposium. Dalam sambutannya, Frengky Ong mengklaim jika simposium ini paling lengkap karena dihadiri oleh para stakeholder esports di Indonesia, seperti tim esports, perwakilan liga, perwakilan payment, sponsor, serta tiga asosiasi game di Indonesia seperti AGI, AVGI, dan IESPA.
Frengky Ong juga menambahkan jika ia punya alasan tersendiri kenapa simposium ini diadakan di kantor KONI Pusat. Padahal, ada beberapa sponsor yang menawarkan simposium ini diadakan di tempat yang lebih mewah seperti ballroom hotel dan sebagainya.
“Simposium ini diadakan di ‘rumah kita’, rumah bersama untuk persatuan esports di Indonesia yang netral dan profesional yaitu di gedung KONI Pusat,” ungkapnya.
“Simposium ini guna mendapatkan masukan dari semua stakeholder termasuk aspirasi dari masyarakat guna penyusunan dan pembentukan Pengurus Besar esports Indonesia,” tambahnya.
Tidak hanya dari pelaku Industri esports saja, simposium ini juga dihadiri oleh Mielitza K selaku perwakilan dari orang tua. Dalam pemaparannya, Mielitza juga memberikan beberapa pandangan dan usulan terkait esports.
“Kedepannya, KONI punya peran penting untuk mendukung program pemerintah sebagai perpanjangan tangan esports di indonesia. Tentunya harus dengan regulasi yang jelas. Karena ada rambu2 disitu. Kita bisa memproteksi anak2 kita. Dampaknya juga harus dilihat dari sisi mana, pendidikan, psikologi, kesehatan lingkungan sosial dan lain-lain” ungkapnya.
“Berikutnya, dukung hobi yang bisa menjadi bakat untuk berprestasi sekaligus bisa menjadi seorang entrepreneur. Karena sekarang game juga bisa menghasilkan,” tutupnya.
Dari hasil simposium tersebut, terumuskan jika ada beberapa tantangan bagi industri esports terutama terhadap persepsi masyarakat terutama orang tua yang masih memandang sebelah mata esports. Tidak hanya itu, saat ini esports juga masih belum menjadi cabang olahraga resmi di Indonesia. Sehingga, kompetisi esports masih dilakukan secara sendiri-sendiri. Tak hanya dua tantangan tersebut, tentu saja masih ada tantangan-tantangan lainnya yang akan hadir di Industri ini.
Untuk itu, melalui simposium ini KONI juga mengungkapkan jika pihaknya akan segera membentuk pengurus besar esports Indonesia. Induk cabang esports ini akan terbentuk dengan melibatkan berbagai stakeholder mulai dari tim esports profesional, developer game, media, event organizer, dan juga asosiasi game di Indonesia. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Letjen TNI (Purn) Marciano Norman selaku Ketua Umum dari Koni Pusat.
“KONI bertekad untuk menata persiapan pembentukan pengurus besar esports Indonesia. Kita bekerjasama dengan Kementerian Pemuda Olahraga, Kementerian KOMINFO, Kemudian dengan Komite Olimpiade Indonesia dan seluruh stakeholder esports Indonesia. Dari situ kita yakin perkembangan esports di Indonesia ini akan membuat suatu langkah yang sangat maju dan esports ini sebagai organisasi juga akan betul-betul menjadi organisasi yang dicintai oleh anak muda,” ungkapnya.
Tidak hanya berdiskusi tentang esports saja, di acara simposium ini KONI juga memberikan penghargaan kepada dua tim esports ternama di Indonesia yakni RRQ dan Evos Capital yang sudah berhasil membawa nama harum Indonesia di kancah internasional melalui game Free Fire. Frengky Ong dan Liliana Sugiarto selaku ketua panitia simposium turut mendampingi kedua tim esports tersebut saat sesi pemberian penghargaan.