Mobile Legends

Pada Akhirnya, Semua Game MOBA Akan Saling Tiru

Game MOBA dan para pemainnya adalah fenomena yang menarik. Jika dibandingkan dengan genre lain, game MOBA adalah salah satu yang paling rumit tapi di saat yang sama juga memuaskan alias rewarding buat yang mahir. Pemain-pemainnya juga berdedikasi tinggi untuk terus memainkan game MOBA favorit mereka hingga mahir.

Menariknya, dedikasi pemain ini kadang merambah ke tingkat kesetiaan mereka terhadap satu game. Memang, tidak ada yang salah untuk tetap setiap dengan game MOBA favorit dan tidak pindah ke game lain. Toh mempelajari satu game MOBA saja sudah sulit, apalagi dua. Namun ada pemain yang lebih suka mencibir game lain di genre yang sama.

Salah satu argumen yang sudah sering dibawa oleh penggemar game MOBA adalah game lain hanyalah tiruan. Salah satu target tiruan ini adalah karakternya, entah itu penampilan visual maupun mekanisme skill.

Namun jujur saja, menuduh satu game MOBA meniru game MOBA lain adalah perdebatan yang tidak akan ada habisnya. Alasannya karena semua game MOBA yang populer saat ini memang meniru satu sama lain.

Pada Akhirnya Ide Penampilan Hero Akan Habis

game-moba-saling-tiru-tiny

Mayoritas karakter MOBA terinspirasi dari konsep yang sudah ada di dunia nyata, terutama dari dongeng atau mitologi. Karena itu semua game MOBA biasanya menggunakan konsep yang sama paling tidak dari penampilan.

Sebagai contoh, semua game MOBA selalu punya karakter manusia batu. Dota 2 punya Tiny, League of Legends punya Malphite, dan Mobile Legends punya Grock. Minotaur juga ada di semua game dari Earthshaker (Dota 2), Alistar (League of Legends), dan Minotaur (Mobile Legends). Karakter Centaur juga ada yaitu Centaur Warrunner (Dota 2), Hecarim (League of Legends), dan Hylos (Mobile Legends).

Bahkan kalau keluar dari ranah mitologi, beberapa konsep karakter juga ada yang mirip. Semua game MOBA punya karakter pemanah untuk pemula, dan hampir semuanya berwarna biru. Hampir semua game MOBA punya karakter yang mengendarai robot. Hampir semua game MOBA juga punya karakter ninja yang mengenakan penutup mulut.

game-moba-saling-tiru-malphite

Memang, setiap game punya beberapa hero yang konsepnya tidak atau belum ditiru game lain. Namun pada akhirnya akan selalu ada ide dan konsep karakter yang mirip.

Skill Pun Saling Pinjam

Kemiripan game MOBA tidak berhenti di penampilan saja. Ability atau skill karakter MOBA sebenarnya sama saja tapi dibongkar-pasang dari satu game ke game lain.

Ayo ambil contoh. Warlock, Vexana, dan Annie sama-sama punya skill yang memunculkan makhluk besar di area yang ditentukan. Luna, Hanabi, dan Sivir sama-sama punya serangan yang bisa memantul ke beberapa target. Juggernaut, Balmond, dan Garen sama-sama punya skill mengayunkan pedang sambil berputar.

Lantas, karena Dota 2 hadir lebih awal berkat Warcraft Dota, apakah ini berarti semua skill di MOBA datang dari Dota? Tidak juga, karena Dota 2 pun punya karakter baru yang skill-nya mirip dengan game lain.

game-moba-saling-tiru-annie

Dawnbreaker misalnya, punya skill ultimate yang membuatnya bisa muncul di mana saja di map. Skill ini sama persis dengan ultimate milik Galio di League of Legends dan juga Gatotkaca di Mobile Legends. Marci punya ability yang membanting lawannya ke belakang, sama persis dengan Singed dan juga Jawhead. Pangolier punya ultimate yang membuatnya menjadi roda berputar, mirip dengan Rammus dan juga Baxia.

Sekali lagi, pada akhirnya game MOBA akan saling meniru satu sama lain. Bahkan game yang lebih tua pun meniru dari pesaingnya ketika mencoba menghadirkan konten baru. Karena itulah, perdebatan bahwa game MOBA sebelah meniru game favoritmu tidak akan ada habisnya dan jujur saja sudah ketinggalan zaman. Karena meskipun saling tiru, pengalaman gameplay masing-masing MOBA sudah sangat berbeda, dan kamu sebagai pemain cuma perlu memilih mana yang kamu suka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *