CEO Alter Ego Beri Tanggapan Tentang Evaluasi Liga Esports dari PBESI
Sekjen dari Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI), yaitu Frengky Ong, menegaskan akan melakukan evaluasi liga esports di Indonesia usai timnas Mobile Legends gagal di SEA Games Kamboja 2023. Namun, belum jelas apa saja yang akan dievaluasi oleh PBESI terhadap liga esports di Indonesia. Hal ini memicu banyak komentar, termasuk Delwyn Sukamto, CEO Alter Ego Esports, yang turut memberikan tanggapan mengenai pernyataan PBESI itu.
PBESI akan Evaluasi Liga Esports Indonesia, Ini Tanggapan CEO Alter Ego Esports!
Delwyn Sukamto merupakan CEO dari tim Alter Ego Esports. Melihat unggahan Frengky Ong, sekjen PBESI yang akan mengevaluasi liga esports di Indonesia, Delwyn turut menanggapi hal ini.
Akrab disapa Ko Delwyn, menurutnya seluruh liga esports di Indonesia tidak perlu dievaluasi. Sebagai gantinya, ia memberikan solusi untuk membuat turnamen yang diikuti oleh pemain Mobile Legends Profesional League (MPL) dan open qualifier. Nantinya, tim yang menang akan menjadi perwakilan Indonesia, sama seperti ajang IESF Bali 2022 kemarin.
“Tinggal bikin turnamen kualifikasi invited tim MPL sama buka beberapa open qualifier tim yang juara represent Indonesia. Udah kebukti di PH begitu terus dan minimal masuk final. Giliran IESF juga diadakan turnamen untuk tim yang represent Indonesia ujung-ujungnya juara. Kok malah semua liga yang mau dievaluasi. Salah liga-liga yang udah exist apa?” tulis Ko Delwyn.
Itulah tanggapan CEO Alter Ego Esports, Ko Delwyn, tentang liga yang akan dievaluasi ole PBESI. Sebenarnya memang cara paling efektif adalah seperti IESF Bali 2022 kemarin, yaitu dengan melakukan seleknas dan hanya mengirimkan satu tim saja. Terbukti, EVOS Legends yang mewakili Indonesia berhasil menjadi juara IESF Bali 2022.
Jika ingin mengevaluasi liga, seperti memberikan jangka waktu antara turnamen agar pemain yang terpilih mewakili Indonesia memiliki waktu yang lebih banyak, ini merupakan hal yang bagus. Namun, jika mengevaluasi dan merubah seluruh liga, sepertinya akan sulit.
PBESI harus menghadapi game publisher jika ingin mengubah beberapa hal yang terkait dengan liga. Lalu, di Indonesia juga judul esports yang menggunakan format liga bukan hanya Mobile Legends saja. Ada PUBG Mobile yaitu PMPL, VALORANT VCT, Arena of Valor ASL, dan masih banyak lagi. Belum lagi setiap game memiliki game publisher yang berbeda.
Bagaimana menurut kalian? Apakah liga esports di Indonesia benar-benar harus dievaluasi?