SKT T1 Ciptakan Rekor dengan Menjuarai League of Legends World Championship 2016!
SKT T1 dari Korea kembali lagi meraih gelar sebagai juara League of Legends World of Championship setelah mengalahkan Samsung Galaxy (SSG), rival dari negara yang sama. Selain (sekali lagi) menyabet predikat tim League of Legends terbaik di dunia, mereka juga memperoleh hadiah US$2,028 juta (sekitar Rp26,5 miliar).
Meskipun diprediksi bisa menang mudah, SSG ternyata bisa memberikan perlawanan yang sengit. SKT T1 harus bermain sampai lima game penuh di seri best of five sebelum keluar sebagai pemenang dengan skor 3-2.
Game pertama segera berlangsung dengan cukup seru. Meskipun tertinggal net worth sampai 10.000 Gold dan kehilangan dua Inhibitor di menit ke-40, SSG masih bisa membendung agresi SKT T1. Mereka bahkan sempat berbalik mendorong SKT T1 dan mengambil beberapa turret. Sayangnya apa yang SSG lakukan tidak cukup. Keunggulan SKT T1 sepertinya terlalu besar dan mereka berhasil sekali lagi mendobrak markas SSG dan menghancurkan Nexus untuk memenangkan game pertama.
Kemenangan game pertama seolah memberikan momentum dan percaya diri ke SKT T1 di laga berikutnya. Faker dan timnya berhasil dengan mudah mengendalikan permainan, membuat beberapa champion dari SSG tidak bisa berfungsi secara efektif dan kembali mendapatkan keunggulan net worth 10.000 Gold hanya dalam waktu 25 menit, jauh lebih cepat dari game pertama. Memasuki menit 30, SKT T1 mendapatkan Ace dan dengan mudah merebut kemenangan di game kedua.
Game number three was crazy. Dalam 20 menit sampai 30 menit pertama, SKT T1 unggul jauh seperti dua game sebelumnya. Namun kali ini, SSG balik membalas. Berawal dari beberapa kill penting di area Baron, SSG yang awalnya seperti terkurung kemudian mengimbangi permainan SKT T1.
Meskipun tetap tertinggal dalam net worth, setelah beberapa teamfight yang berlangsung imbang di area Baron, game ini mulai bisa didikte oleh SSG ketika Ambition bisa mencuri Elder Dragon dan skuadnya kemudian masuk ke markas SKT T1 melalui tiga lane sekaligus, menghancurkan Nexus, dan mempertahankan asa mereka di final ini.
Kalau kamu melewatkan game ketiga ini, saya sarankan kamu menyaksikannya di video ini:
Game keempat, SKT T1 memutuskan untuk menggantikan Bengi dengan Blank. Apapun alasannya, pergantian tersebut tidak membuahkan hasil. Memasuki menit ke-30, kesalahan dari Blank membuat SSG memenangkan teamfight. Tanpa membuang waktu, mereka memanfaatkan momentum tersebut untuk mengambil Baron, dua Inhibitor, dan beberapa menit kemudian memaksa SKT T1 memainkan game terakhir.
Keduanya harus menentukan siapa yang terbaik di game terakhir, dan SKT T1 kembali memasukkan Bengi, jungler SKT T1 yang sudah meraih gelar dua kali juara dunia bersama Faker, menggantikan Blank.
Selama 35 menit, meskipun terjadi beberapa kill, permainan berlangsung imbang. Baru di menit ke-36, sebuah kesalahan dari Ruler membuat SKT T1 mengambil dua kill, Baron, dan Elder Dragon sekaligus. Dalam sekejap, SKT T1 berhasil menghancurkan dua Inhibitor dan mendapatkan keunggulan besar. Dari situ, Faker dan timnya dengan mudah menghabisi markas SSG beberapa menit kemudian dan sekali lagi menjadi juara dunia.
Dengan kemenangan ini, SKT T1 menjadi tim pertama yang menjuarai Worlds sebanyak tiga kali, dan dua kali berturut-turut mempertahankan gelarnya. Hebatnya, pencapaian itu mereka peroleh tiap kali mereka hadir di Worlds dalam empat tahun terakhir. Hal tersebut juga dilakukan setelah bersaing di Korea, wilayah yang penuh dengan tim dan pemain yang kuat.
Apakah SKT T1 akan terus mempertahankan dominasinya sepanjang musim depan, dan apakah Korea akan terus berdiri di puncak sebagai wilayah atau negara yang paling kuat di ranah kompetitif League of Legends? Who knows.
Dalam beberapa minggu Riot pasti akan mengeluarkan patch baru yang akan mengubah meta-game. Selain itu, semua tim di seluruh dunia juga segera berbenah dan mempersiapkan diri untuk musim depan, dan bukan tidak mungkin peta kekuatannya akan berubah.
Sumber gambar: Akun Flickr Riot Esports