Rekap Hari Kedua Fase Grup League of Legends World Championsip 2018
Setelah hari pertama yang sangat seru dan penuh kejutan, Fase grup League of Legends World Championship 2018 tetap menyuguhkan pertandingan yang seru di hari kedua. Fnatic memperlihatkan bahwa mereka adalah salah satu tim yang paling kuat dari barat, sementara dua tim Korea Selatan secara mengejutkan harus menelan dua kekalahan beruntun, membuat kita mulai bertanya apakah peta kekuatan tiap regional akan benar-benar berubah setelah turnamen ini.
Flash Wolves vs Afreeca Freecs (Grup A)
Di atas kertas, kedua tim adalah calon penghuni perempat final dari grup A. Sayangnya, performa Afreeca di hari pertama dan di pertandingan ini membuat kita kembali mempertanyakan kekuatan mereka sebagai perwakilan Korea.
Pertandingan berjalan cukup lambat dengan hanya tiga kill hingga menit 31 dengan posisi networth yang seimbang. Namun Flash Wolves memiliki Kai’Sa yang bisa scaling lebih baik di late game. Ini terlihat di menit 32 di mana Betty dengan Kai’Sa mampu mendapatkan triple kill dan Baron. Meskipun tidak bisa dikonversi menjadi Inhibitor, Flash Wolves unggul cukup jauh.
Afreeca seolah kehilangan arah dan tidak berdaya. Flash Wolves dengan mudah mendapatkan Baron kedua dan tanpa takut melakukan dive ke base Afreeca, membunuh semua pemain dan mengakhiri pertandingan.
Phong Vu Buffalo vs G2 Esports (Grup A)
Setelah kemenangan atas Afreeca Freecs di hari pertama, G2 jelas punya ekspektasi yang lebih besar ketika menghadapi PVB. Sayangnya yang terjadi malah sebaliknya.
Beberapa kesalahan di early game oleh G2 membuat PVB bisa mendapatkan keunggulan menuju mid game. PVB kemudian memantapkan keunggulannya setelah berhasil memenangkan team fight di bot lane di menit 19 yang dilanjutkan dengan Inhibitor di mid.
Dengan keunggulan yang sudah sangat jauh, PVB hanya perlu menunggu saat yang tepat untuk benar-benar menghabisi G2. Dengan beberapa play yang cerdik, PVB mendapatkan Baron dan di menit 33 mengakhiri pertandingan dan membuat grup A menjadi terbuka lebar.
100 Thieves vs Fnatic (Grup D)
Grup D dibuka dengan kontes klasik antara Eropa dan Amerika Utara. Sayangnya, dua tim yang mewakili masing-masing regional punya kekuatan dan pengalaman yang jelas berbeda.
Sejak awal permainan, Fnatic jelas terlihat lebih baik, unggul dari segi CS serta memberikan pressure. Namun perbedaan kekuatan kedua tim baru terlihat setelah Caps dengan Irelia dengan mudah melakukan solo kill terhadap Ryu dengan Syndra di menit 11. Tepat setelah itu Fnatic langsung melakukan flank di bot untuk mendapatkan tiga kill tambahan.
Dari situ pertandingan berubah menjadi pembantaian plus ajang pamer untuk Caps yang mendapatkan total lima solo kill. Dalam 27 menit Fnatic memenangkan pertandingan dengan hanya kecolongan satu kill dan satu tower.
Invictus Gaming vs G-Rex (Grup D)
G-Rex memutuskan untuk memberikan matchup Irelia vs Syndra di mid untuk Rookie meskipun sudah melihat hasil akhir antara 100 Thieves dan Fnatic sebelumnya. Tidak cuma itu, mereka juga memberikan Kai’Sa serta Ryze untuk IG.
Sejak team fight di menit sembilan di bot lane, IG berhasil mendapatkan keunggulan kecil untuk melakukan transisi ke mid game. Keunggulan tersebut sepertinya hampir hilang ketika di menit 20 G-Rex melakukan inisiasi dan mendapatkan satu kill di mid. Namun sebuah inisiasi balik dari Ning dengan Zac membuat pertukaran kill menjadi imbang untuk kedua tim.
Tidak lama setelah itu, Ning kembali menjadi penentu ketika ia tanpa takut melakukan inisiasi untuk membunuh Candy yang menggunakan Syndra. IG kemudian mendapatkan tiga kill tambahan dan memberikan mereka ruang yang sangat bebas untuk mengambil Baron. IG kemudian sekali lagi menghabisi G-Rex lewat inisiasi Ning di top lane dan mengakhiri pertandingan dalam 28 menit.
Team Vitality vs Cloud9 (Grup B)
Team Vitality menyambut hari kedua setelah mengantongi kemenangan yang cukup mengejutkan atas Gen.G di hari pertama. Momentum yang mereka peroleh jelas terlihat dari gaya bermain mereka menghadapi Cloud9 di hari kedua.
Permainan agresif dari Vitality berkali-kali membuat Cloud9 kewalahan. Jiizuke dengan LeBlanc bahkan sering melakukan play berisiko tinggi untuk memberikan keunggulan untuk timnya.
Cloud9 tidak kalah begitu saja. Meskipun tertinggal, mereka berhasil mencegah Vitality mengambil objektif penting seperti Baron maupun base mereka. Setelah lebih dari 40 menit bermain dalam kondisi tertinggal, Cloud9 akhirnya mendapatkan satu celah yang mereka butuhkan. Sebuah upaya solo kill dari Jiizuke ternyata gagal dan malah membuatnya terbunuh. Attila kemudian out of position dan ikut terbunuh tidak lama setelahnya.
Tanpa dua damage dealer utama, Vitality tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah push dari Cloud9 dan harus mengaku kalah.
Gen.G vs Royal Never Give Up (Grup B)
Kedua tim sejak awal dinobatkan sebagai calon kuat juara dan dua tim yang akan lolos dari grup D. Pertandingan yang mereka sajikan di hari kedua juga memperlihatkan hal tersebut.
Baik RNG maupun Gen.G bermain sama kuat sepanjang early dan mid game sampai sebuah team fight di menit 28 memberikan Gen.G momentum untuk memperoleh keunggulan. Sayangnya, keunggulan tersebut sirna begitu saja hanya karena satu kesalahan di menit 34.
Tanpa ultimate, Ruler yang menggunakan Xayah berdiri terlalu jauh dari rekan setimnya. Ini membuat Letme yang menggunakan Sion tanpa takut melakukan dive yang diikuti oleh pemain RNG yang lain. Ruler dan CoreJJ harus mati dan RNG mendapatkan celah untuk melakukan push dan mengakhiri permainan dengan cepat.