Karena Masalah Dana, Gaji dari LCK Kemungkinan Bakal Dibatasi
Publisher game asal Korea, Inven, belum lama ini telah merlaporkan bahwasanya scene kompetitif League of Legends Champions Korea (LCK) kemungkinan bakal mewajibkan seluruh timnya untuk menerapkan batas gaji. Pada laporannya, disebutkan bahwa tim-tim LCK diduga sudah menyepakati hal tersebut setelah melakukan diskusi perihal biaya gaji yang melonjak secara eksponensial.
Sebenarnya lonjakan gaji tersebut tidak mengherankan mengingat LCK adalah salah satu scene esports paling kompetitif di seluruh dunia. Angka gajinya terus meningkat agar tim-tim dapat menarik sejumlah player dengan menawarkan kontrak yang lebih menjanjikan. Hanya saja gaji yang sekarang sudah cukup di luar kendali sehingga mulai banyak tim yang beroperasi di zona merah.
Sebenarnya, ide mengenai batasan gaji atau salary cap ini sebelumnya telah ditolak oleh LCK. Alasannya karena sejumlah tim tidak ingin para player unggulannya pergi ke wilayah lain, atau mungkin skenario terburuknya adalah berhenti bermain sama sekali. Tim yang benar-benar menentang gagasan tersebut adalah T1. Ketika beberapa tim mulai berpikiran untuk menerapkan batasan gaji, T1 dengan lantang menolaknya.
T1 sendiri merupakan rumah bagi salah satu player League of Legends terbaik di dunia, yakni Lee “Faker” Sang-hyeok, yang saat artikel ini ditulis memiliki gaji lebih dari USD $2.1 juta. Adanya pembatasan ini sepertinya membuat mereka takut bahwa sang top player bakal berpindah hati.
Walaupun begitu, pada awal tahun 2023, CEO Gen.G, Arnold Hur, mengungkapkan bahwa dia merasa sangat prihatin dengan kondisi keuangan LCK melalui Reddit-nya. Dia merasa sangat takut akan terjadi hal yang sangat buruk jika tidak ada penanganan lebih lanjut untuk membantu tim berkembang di kala para sponsor mulai meninggalkan scene tersebut.
Pada awalnya, T1 mungkin benar-benar mencoba untuk melawan batas gaji tersebut. Namun, sekarang ini T1 tengah beroperasi dalam kondisi yang bisa dibilang merugi (zona merah). Di tahun 2022 sendiri mereka telah alami kerugian sekitar USD $12.6 juta.
Berikut merupakan hasil diskusi terkait salary cap LCK.
Walaupun penerapan batas gaji ini terlihat seperti solusi yang benar-benar sudah final, namun ada beberapa kekhawatiran yang kemungkinan bakal terjadi seandainya hal tersebut resmi diterapkan. Alasannya dapat kita lihat sendiri pada LPL yang juga menerapkan batasan gaji. Sejumlah player-nya telah kehilangan sekitar 70% dari gaji mereka sebelumnya.
Mengetahui hal ini, banyak orang cukup khawatir bahwa kejadian yang sama akan terjadi kepada para player terbaik di Korea Selatan. Melihat fenomena tersebut, bagaimana tanggapan kamu?