League of Legends

Dari Mana Samira Mendapatkan Senjata Andalannya?

Samira, adalah salah satu Champion League of Legends (LoL) yang memiliki kemampuan menembak yang akurat. Artinya, ia adalah sosok Champion yang berperan sebagai marksman atau Attack Damaged Carry (ADC). Melihat dari fisiknya, Samira mempunyai kulit gelap dan terdapat tato di sekujur lengannya. Selain itu ia juga mengenakan penutup mata yang melekat pada mata kanannya.

Apabila berbicara darimana asalnya, Samira justru berasal dari wilayah Noxus yang kita tahu adalah wilayah yang seringkali menyulut perang. Lebih tepatnya, ia tumbuh kembang di kota Amakra, di tepi timur Great Sai. Sepanjang tumbuh di situ, Samira dan orang tuanya mencari nafkah sebagai pengamen jalanan.

Ketika tumbuh menjadi wanita berusia remaja, ia memenuhi panggilan dan ingin bergabung ke dalam pasukan perang Noxus. Ia sadar bahwa ia benci dengan dirinya yang lemah dan sering bersembunyi ketika berbuat salah. Karena itulah ia bertekad kembali meraih keberaniannya dan pergi ke jalanan.

Dalam dunia League of Legends, Samira mempunyai senjata unik dan sering digunakannya dalam pertempuran. Namun apakah kalian sempat bertanya, dari mana ia bisa mendapatkan senjata tersebut? Hal itu diawali dari peristiwa Lani & Miel Munitions, sebuah toko senjata yang sering ia datangi.

Kesukaannya terhadap toko tersebut sangat sederhana. Toko tersebut tampak kotor, berbau besi cair, serta penuh perkakas yang jarang ditemukan di gudang senjata Noxus. Itulah yang membuatnya jatuh cinta dari tempat tersebut.

Salah satu pegawai yang bekerja Lani & Miel Munitions juga ternyata adalah teman sejawat Samira. Selain dekat dengan Samira, sosok bernama Indari juga sempat memberikan senjata khusus untuknya.

Ketika bicara dengan Samira, Indira tahu bahwa temannya itu berencana akan membeli senjata. “Berapa banyak koin yang akan kamu buang hari ini?” tanya Indari sambil membetulkan lingkar tangan kursi roda kayunya.

Samira pun menanggapi perkataan Indari sembari melihat dua pistol yang di pajang. “Tidak sebanyak yang kuinginkan.” Namun dalam hatinya, ia jelas mengincar dua senjata, satunya berwarna arang, dan satu lagi berwarna perak. Keduanya mengandung inovasi Zaunite yang belum teruji.

Ia sempat mempertanyakan kualitas dari dua senjata incarannya tersebut kepada Indari. Sembari bertanya, “apakah senjata ini indah dan juga nyaman dipakai?” Salah satu tukang las Lani & Miel Munitions itupun membalas, bahwa itu adalah karya terbaik yang mereka miliki, bahkan di toko ini.

“Itulah yang terbaik yang kami punya!” teriak tukang las itu. “Saya dan Miel membuatnya dengan bahan-bahan yang diimpor dari kampung halaman, yaitu rumah saya. Harganya jelas tidak murah.”

Tidak banyak omong, Samira langsung melempar sekarung koin yang ia punya di meja toko. Indari yang berada di belakang Samira langsung membuat gestur dan berkata “itu seluruh pembayaran dari misi terakhirmu!”

Samira membalas sambil tersenyum “Seorang wanita harus memiliki perlengkapan yang tepat untuk pekerjaannya. Lagipula, senjata api terakhir yang kumiliki… tidak begitu menarik.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *