Review A Space for the Unbound: Sebuah Cerita Supernatural Melawan Depresi
A Space for the Unbound adalah judul terbaru dari pengembang game asal Indonesia yaitu Mojiken Studio dan Toge Productions. Jika boleh jujur, ini adalah game pertama dari Mojiken dan Toge Productions yang saya mainkan. Walau begitu, saya telah mendengar cukup banyak berita dan kesan yang baik terhadap game ini, salah satunya adalah ketika A Space for the Unbound menyabet salah satu penghargaan di Japan Game Awards.
Jadi, apa yang ditawarkan kedua developer ini di A Space for the Unbound? Apakah game ini layak untuk kalian mainkan? Berikut adalah review saya (spoiler free!) mengenai A Space for the Unbound.
Era 90an yang Dibalut Dengan Pixel Art
Grafis dari A Space for the Unbound memang bukan untuk semua orang. Penikmat game retro atau pixel art tentu akan menyukai judul ini. Bagi saya sendiri, grafis dari game ini sudah sangat pas dengan latar waktu yang ada, yaitu tahun 90an.
Toge Productions menurut saya telah berhasil menggambarkan suasana di era tersebut dengan sempurna. Sepanjang permainan, tak henti-hentinya saya bernostalgia dengan pemandangan di kota kecil bernama Loka itu. Di sini kalian bisa menemukan warnet jadul, banyak telepon koin, hingga tempat bermain ding dong yang sudah tidak bisa kita temukan lagi di zaman modern ini.
Meski tidak ditampilkan secara langsung, salah satu misi dari karakter utama di game ini adalah mengumpulkan tutup botol dan huruf-huruf dari bungkus permen karet. Di era 90an, banyak sekali anak-anak yang melakukan aktivitas tersebut. Soundtrack yang dilantunkan menambah hidup dunia yang dibangun di A Space for the Unbound.
Gameplay yang simpel, namun efektif
Gameplay bukanlah unsur terkuat di game ini, tapi bukan berarti tidak bisa kita nikmati. Secara garis besar, A Space for the Unbound adalah game puzzle yang juga dibumbui dengan elemen petualangan. Jika ada yang menyamakannya dengan game point and click, pernyataan tersebut tidaklah terlalu jauh dari sasaran.
Di sebagian besar permainan, kalian akan menjelajah Kota Loka untuk menemukan item-item yang dibutuhkan untuk memecahkan puzzle-puzzle tersebut. Meski sempat mengalami kendala (catatan: ini hanya skill issue), bisa saya pastikan bahwa puzzle yang ada di game ini tidaklah sulit.
Terkadang, kalian juga dihadapi dengan quick time event (QTE) yang mudah untuk dilalui. Contohnya, ketika karakter utama mencoba untuk menyelamatkan seekor kucing di atas pohon, kalian akan melalui mini game layaknya game ritme Ayo Dance. QTE seperti ini bakal sering muncul di beberapa babak.
Untuk menambah variasi, ada beberapa misi yang meminta kalian mengoleksi barang tertentu. Namun, melengkapinya juga bukan hal yang sulit, terutama jika kalian cukup teliti untuk melihat petunjuk visual yang muncul.
Bisa dibilang, gameplay-nya simpel, tapi efektif. Cara pengemasan dari Toge Productions juga patut diacungi jempol. Di setiap chapter, kalian akan diperkenalkan dengan mekanisme game baru yang bakal dipakai untuk menyelesaikan babak tersebut. Beberapa mekanismenya merupakan referensi dari game lain, salah satunya adalah Ace Attorney.
Hal lain yang membuat saya suka dengan game ini adalah kalian bisa mengelus binatang yang ditemui, kebanyakan adalah kucing. Selain mengelus mereka, kalian juga bisa memberikan kucing-kucing itu nama, walau dibatasi dengan tiga pilihan saja. Poin plus untuk Toge Productions untuk fitur ini!
Cerita yang perlu dilihat oleh semua orang
Seperti yang sudah disebut di atas, gameplay hanyalah side dish di A Space for the Unbound. Hidangan utama dari game ini adalah ceritanya. Bisa saya bilang bahwa cerita yang dibilang sangatlah bagus.
Cerita di game ini berkisar pada petualangan Atma dan Raya, dua pelajar SMA di Kota Loka. Keduanya memiliki kekuatan magis. Atma bisa masuk ke hati terdalam seseorang dengan kemampuan yang dinamakan Space Dive, sementara Raya memiliki kemampuan untuk mengubah realita.
Di setiap babaknya, kita akan lebih memahami kemampuan dari keduanya. Bagaimana mereka mendapatkannya dan pengaruh kekuatan tersebut terhadap dunia. Pemain juga bakal mengetahui lebih lanjut mengenai beberapa karakter yang kalian temui di dalam game, tentunya termasuk Atma dan Raya.
Walau untuk ukuran zaman sekarang tema yang diambil sudah menjadi hal lumrah untuk dibicarakan, namun saya rasa cerita yang dihadirkan masih perlu dilihat oleh semua orang, khususnya di Indonesia.
Ya, tema yang diusung di game ini tak lain dan tak bukan adalah soal depresi dan bagaimana seseorang menghadapinya. Meski sudah banyak dibicarakan saat ini, saya rasa masih perlu kehati-hatian ketika ingin mengangkat topik mengenai penyakit mental ini.
Toge Productions menurut saya adalah salah satu pengembang game yang berhasil menciptakan narasi yang tepat mengenai depresi, membuat A Space for the Unbound menjadi cerita yang menggugah emosi dan rasa awas terhadap masalah tersebut. Saya memang bukan ahlinya mengenai topik ini, namun itulah yang saya rasakan ketika bermain game ini.
Karenanya topiknya yang cukup berat, saya menyarankan kepada kalian untuk tidak memainkannya ketika mental kalian sedang tidak stabil. Di awal permainan, Toge Productions juga telah yang memberikan peringatan mengenai konten yang bakal kalian lihat.
Kesimpulannya, bermain A Space for the Unbound adalah pengalaman yang menyenangkan untuk saya. Walau sederhana, gameplay yang diberikan sudah cukup menghibur saya selama berjam-jam. Saya juga bisa belajar banyak dari cerita yang ditampilkan. A Space for the Unbound telah dirilis di PC, PS4, PS5, Xbox, dan Nintendo Switch.
Terima kasih untuk Toge Productions dan Mojiken Studio yang telah memberikan game key sehingga tulisan ini bisa dibuat!