Surrender/Menyerah Di Pertandingan Game Yang Mustahil, Salahkah?
Ketika berkompetisi atau bertanding, semua orang pasti ingin meraih kemenangan. Mau itu untuk menaikkan rank atau memenangkan hadiah jutaan rupiah di sebuah turnamen besar, semua orang ingin melihat layar kemenangan ketika pertandingan berakhir. Demi kemenangan tersebut, kamu juga mungkin tidak menyerah begitu saja meskipun kondisi pertandingan yang kamu hadapi sangatlah sulit.
Kamu juga mungkin sering mendengar kalimat yang mengajakmu untuk tidak mudah menyerah apapun yang terjadi. Tapi apakah itu harus dianut sepenuhnya? Apakah kamu memang tidak boleh menyerah lebih awal atau sebelum pertandingan itu berakhir?
Ibarat Memukul Dinding Batu
Semua game yang punya elemen kompetitif umumnya punya fitur untuk surrender atau menyerah kalah. Ini akan mengakhiri pertandingan meskipun lawan belum benar-benar mengalahkanmu. Mungkin HP kamu masih penuh, base kamu masih berdiri, atau lawan masih harus memenangkan dua ronde lagi. Tapi kamu atau tim kamu memilih untuk menyerah saja.
Kamu mungkin tidak terlalu suka menyerah lebih awal karena berbagai alasan. Kamu mungkin merasa masih punya peluang menang, berharap lawan melakukan kesalahan fatal, atau sekadar ingin membuang waktu. Kecuali kamu punya niat tidak baik (membuang waktu lawan), alasan untuk tidak menyerah mungkin valid. Tapi bukan berarti tidak ada situasi yang tepat untuk mengaku kalah dan menyerah lebih awal, terutama di level kompetitif.
Saya yakin bahwa pemain di level kompetitif adalah pemain yang serius dan sangat paham dengan game yang mereka mainkan. Artinya mereka tahu situasi seperti apa yang membuat mereka tidak akan bisa memenangkan pertandingan apapun yang terjadi. Selain itu, banyak pemain yang tahu apakah lawannya akan melakukan kesalahan yang membuat mereka membuang peluang menang, atau apakah satu atau dua kesalahan lawan memberikan mereka peluang untuk menang.
Singkatnya, pemain kompetitif adalah pemain yang tahu kapan mereka ada di kondisi yang sudah tidak mungkin menang. Ketika berada di situasi itu, ketimbang menunggu lawan melakukan kesalahan, mereka lebih memilih untuk menyerah.
Menyerah lebih awal juga bukan hanya karena sudah tahu kalah saja, tapi juga untuk menjaga kondisi mental, dan terkadang juga etika yang lebih baik.
Turnamen adalah lingkungan yang punya tekanan tersendiri bagi pemain. Kamu tidak hanya harus menyiapkan strategi dan kondisi fisik yang prima, tapi juga kondisi mental yang ideal di hari itu di setiap pertandingan. Nah, menjaga kondisi mental di setiap pertandingan bukanlah hal yang mudah, dan menyerah dari pertandingan yang sudah tidak mungkin dimenangkan adalah cara untuk menjaga kondisi mental tersebut.
Bagi banyak pemain, memaksakan pertandingan yang tidak mungkin dimenangkan tidak hanya membuang waktu, tapi juga merusak kondisi mental. Kamu boleh saja optimis dan merasa masih bisa menang dan terus bermain. Tapi apa jadinya kalau tim kamu ternyata tetap kalah dan menelan 10-15 kill tanpa bisa berbuat banyak? Apa jadinya jika apapun kartu yang kamu mainkan langsung disangkal oleh lawan.
Tidak hanya tetap kalah, kamu juga menghabiskan waktu menyaksikan kamu atau tim kamu dibantai lebih jauh lagi tanpa bisa berbuat apa-apa. Kamu mungkin bisa menyerah lebih awal dan menghadapi game berikutnya dengan kondisi mental dan mungkin strategi yang lebih baik. Tapi karena ngotot memainkan game yang mustahil, kamu mungkin jadi semakin down di game berikutnya.
Tidak hanya itu, jika kedua pemain sudah tahu bahwa hasil akhir permainan sudah bisa ditebak, membuang waktu sebelum kamu benar-benar menang. Ini mirip dengan momen ketika lawan kamu justru melakukan fountain camp padahal base kamu sudah terbuka lebar dan tinggal dihancurkan. Atau ketika lawan memainkan lima kartu untuk mengalahkanmu padahal ia tinggal menekan satu tombol atau menyerang dengan satu kartu.
Hal yang sebaliknya juga bisa dilakukan oleh tim yang kalah. Masih bermain di game yang sudah mustahil untuk dimenangkan bukanlah tindakan disukai karena dianggap membuang waktu pemain lain dan juga penyelenggara turnamen.
Semua pemain yang ingin bertanding secara kompetitif jelas harus punya mental tidak pernah menyerah dan selalu memikirkan cara untuk menang. Tapi di saat yang sama kamu juga harus mempertimbangkan situasi yang kamu hadapi.
Meskipun memang bukan nol, apakah peluang menang satu persen layak kamu kejar? Apakah lawanmu berpeluang akan melakukan throw yang membuatmu memenangkan pertandingan? Apakah sebaiknya kamu menyerah sekarang dan menghadapi game berikutnya dengan mindset yang lebih baik, atau memaksakan satu persen tersebut dengan segala risikonya?
Sumber gambar: r/leagueoflegends