Sulitnya Memperkenalkan Komunitas Game Fighting Ke Gamers Indonesia
Meskipun merupakan salah satu genre esports yang paling tua di dunia, game fighting jelas jauh dari yang namanya populer. Basis pemainnya secara global tidaklah besar, dan di Indonesia bahkan bisa dibilang sangat kecil.
Ini bukan berarti komunitas game fighting yang ada di Indonesia malas mencari atau mengajak pemain baru untuk bergabung. Justru sebaliknya, mereka juga tetap aktif memperkenalkan dan memperlihatkan keseruan game fighting ke banyak orang. Namun ada banyak faktor yang membuat upaya tersebut tidaklah mudah.
Kami sendiri sempat bertanya ke Eko Cupui dari komunitas Cross Gathering asal Malang dan Surabaya. Meskipun aktif mengadakan gathering mingguan dan terjun ke lapangan untuk mencari anggota baru, ia mengaku bahwa upaya tersebut tidaklah mudah.
Memperkenalkan Komunitas Untuk Genre yang Kalah Populer
Cross Gathering sendiri memang sedikit mengandalkan developer sendiri untuk ‘menjual’ keseruan game fighting mereka. Eko sendiri secara spesifik menunjuk event esporst game tersebut sebagai sarana untuk memicu inspirasi atau motivasi pemainnya.
“Mungkin dengan nonton turnamen itu mereka jadi tertarik,” ujar Eko
Namun bukan berarti Cross Gathering tidak melakukan apa-apa. Komunitas ini juga aktif hadir di berbagai event pop culture dan membuka stand atau booth untuk memperlihatkan dan memperkenalkan game fighting. Pemain bisa mencoba menghabiskan waktu dengan bermain game fighting yang disediakan di booth tersebut. Tidak hanya itu, Cross Gathering juga sering mengadakan fun challenge berhadiah untuk mereka yang merasa bisa atau sekadar ingin mencoba.
Hasil dari upaya tersebut juga tidaklah buruk. “Biasanya banyak yang tertarik sih untuk main aja. Ada yang main, ada yang mungkin lumayan dan mau nantang pemain lain,” tambah Eko.
Namun pada akhirnya apakah seorang pemain akan suka dengan game fighting bergantung pada pemain itu sendiri. Eko sendiri tidak memungkiri kenyataan bahwa di zaman ini, game fighting tidak sepraktis game mobile yang saat ini jauh lebih populer. Apalagi untuk pengalaman yang maksimal, game fighting juga sebaiknya dimainkan secara offline atau bertemu dan bermain bersama teman di satu tempat.
Tidak hanya itu, game fighting sendiri merupakan genre yang sudah kehilangan popularitas sejak dulu. Sepanjang era Playstation lalu, game fighting tergolong masih populer, khususnya serial Tekken. Namun seiring perkembangan zaman, game PC kemudian lebih populer, terutama ketika game Warcraft Dota muncul. Lalu tentu saja game mobile kemudian memuncaki popularitas pasar gaming di Indonesia dan Asia Tenggara.
Pendekatan yang Perlahan
Meskipun bisa mendapatkan peminat, bukan berarti Cross Gathering bisa mendapatkan anggota baru begitu saja. Kebanyakan mereka yang sempat mengunjungi booth Cross Gathering tidak akan langsung datang ke gathering setelahnya. Umumnya mereka masih canggung dan ragu untuk mencoba bergabung.
Salah satu faktornya menurut Eko adalah karena ketika sudah sering bermain sendiri, pemain game fighting mungkin tidak akan bisa langsung terjun ke komunitas. “Pada saat saya buka stand banyak yang seperti itu. Mereka sering datang ke stand, mainnya oke atau paling tidak sempat belajar main. Tapi ketika diajak ngumpul ga mau,” Eko menjelaskan.
Ia mengaku satu orang perlu tiga atau empat kali bertemu agar mulai mencoba untuk terjun ke komunitas. “Maunya kumpul itu setelah tiga kali ketemu di stand, jadi sekitar tahun depan atau satu tahun,” tambahnya.
Pada akhirnya, komunitas game fighting memang terhalang dengan masalah popularitas yang kemudian berimbas ke perkembangan komunitasnya. Namun bukan berarti komunitas game fighting itu tidak ada dan/atau tidak terbuka.
Kalau kamu adalah peminat game fighting dan ingin menemukan tempat belajar atau sekadar mencari teman main, coba cari komunitas game fighting di kotamu atau paling tidak di internet. Sebagai genre yang memang tidak besar, komunitas game fighting biasanya selalu menerima anggota baru dengan tangan terbuka, bahkan ketika pemain tersebut masih baru belajar.
Semua foto diambil dari halaman Facebook Cross Gathering.