Kamus dan Serba-Serbi Esports

Speedrun, Kompetisi Adu Cepat Melawan Waktu dan Diri Sendiri

feature image by: www.speedrun.com

Artikel hari ini kesannya tidak berhubungan dengan esports secara langsung, tapi sejatinya speedrun memiliki scene kompetitif yang sangat menarik untuk diikuti. Boleh percaya boleh tidak, peserta ajang adu cepat ini sebenarnya memiliki persyaratan dan kualifikasi yang mirip dengan esports.

Bagaimana tidak? Seorang speedrunner dituntut untuk memiliki skill yang mumpuni dan muscle memory layaknya robot. Minim kesalahan, presisi terhadap gerakan dan waktu. Selain itu mereka juga harus kuat mengulang-ulang sebuah bagian dari game demi menguasai suatu teknik atau mendapatkan waktu terbaik.

Sejarah Speedrun

Speedrunning pada awalnya merupakan sebuah kegiatan untuk mengejar skor tertinggi. Tapi seiring berjalannya waktu, speedrunning berubah menjadi proses memainkan game dengan catatan waktu tercepat.

Pada awalnya game-game speedrun selalu mengacu pada game yang memiliki timer di dalamnya. Tidak heran game-game seperti Dragster, Activision Grand Prix, Excitebike, Metroid II: Return of Samus, dan Super Mario Kart, menjadi beberapa game awal yang dijadikan bahan speedrun.

Activision menjadi salah satu media publikasi speedrunning melalui buletin mereka yang terbit di tahun 1981. Biasanya para speedrunner akan memotret waktu di layar mereka dan mengirimkannya ke redekasi. Nantinya catatan waktu tercepat tersebut akan ditampilkan di buletin bersamaan dengan skor tertinggi.

Penerbitan waktu tercepat itu diteruskan oleh Nintendo Power pada bagian NES Archievers, yang kemudian berganti nama menjadi Power Player’s Challenge.

Pada kala itu para speedrunners terhambat masalah interval publikasi yang lambat, data yang tidak akurat, dan proses verifikasi yang sulit. Hal ini menyebabkan banyak pencapaian yang tidak terdokumentasi dengan baik.

Speedrunning Modern

Pada era modern ini para speedrunners biasanya memiliki situs komunitas yang berfungsi juga sebagai tempat mencatatkan rekor mereka. Salah satu situs yang terkenal adalah speedrun.com.

Selain itu karena adanya komunitas, speedrun akhirnya memiliki berbagai kategori sendiri yang daftarnya bisa disimak di bawah ini.

  • Any% (selesaikan permainan secepat mungkin)
  • Any% Glitchless/Warpless (selesaikan permainan secepat mungkin tanpa memanfaatkan glitch atau lompat level)
  • 100% (atau lebih, tergantung permainannya; selesaikan permainan secepat mungkin dengan penyelesaian maksimal)

Aturan main dalam speedrun berbeda-beda tergantung permainannya, tetapi beberapa aturan kerap disepakati bersama. Aturan yang paling umum diantaranya:

  • Dilarang menggunakan emulator dalam mencetak rekor baru.
  • Dilarang menggunakan bot TAS.
  • Rekor baru harus menyertakan bukti otentik, baik berupa rekaman ataupun video-on-demand dari livestream.
  • Permainan yang memiliki durasi yang cenderung konstan, seperti rhythm game tidak sah untuk speedrun.

Strategi Speedrun

Routing dianggap sebagai sebuah proses fundamental dalam speedrunning. Routing adalah tindakan mengembangkan urutan tindakan dan tahapan yang optimal dalam video game. Routing mungkin bakal menyebabkan pemain melewatkan satu atau lebih item atau bagian penting dari game. Melewatkan bagian game yang diperlukan untuk bergerak maju biasa disebut sebagai sequence break, sebuah istilah yang pertama kali digunakan pada Metroid Prime tahun 2002.

Glitch di dalam game dapat digunakan untuk mencapai sequence break, atau dapat digunakan untuk tujuan lain, seperti melewatkan cutscene, meningkatkan kecepatan pemain atau menambah damage output.

Salah Kaprah di Speedrun

Beberapa gamer Indonesia baru-baru ini terkena hype speedrun karena diluncurkannya game Elden Ring yang menghasilkan catatan waktu speedrun cukup fantastis. Tercatat Elden Ring bisa ditamatkan dalam watu 7 menit saja.

Dari situ banyak gamer Indonesia yang mengatakan kalau speedrun itu merupakan glitchrun sehingga dianggap tidak sah atau tidak layak untuk diapresiasi karena tidak menggunakan skill.

Sebelum kita lebih jauh menghakimi para speedrunner ini ada baiknya kamu mengetahui dulu beberapa sejarah speedrunning legendaris yang membutuhkan “skill” luar biasa tinggi dan “perhitungan” yang njlimet.

Salah satu speedrunning legendaris yang membutuhkan skill dan perhitungan sangat tinggi adalah kategori Any% di Super Mario Bross.

Super Mario Bross ini memiliki sebuah level terkenal yang disebut sebagai World 4-2. Di dalam kastil Bowser ini, Mario harus naik ke escape point yang ada di atas sulur-sulur untuk mencapai Warp Zone 8-1. Untuk melakukannya dengan cepat, seorang speedrunner harus melompat dengan presisi dan tepat.

Metode baru ditemukan ketika seorang speedrunner TAS (Tool Assisted Speedrun) berhasil melakukan clipping pada Mario di tembok. Proses clipping tersebut menjadikan Mario maju 20 pixel sehingga game masih mengira kalau Mario berada di escape point yang mengarah ke Warp Zone 8-1. Proses clipping tersebut pada akhirnya direplikasi para speedrunners pada kategori Any% mereka.

Dari sepenggal kisah di atas kita jadi tahu kalau penggunaan glitch di speedrun kategori Any% merupakan sebuah hal yang wajar. Apalagi untuk masalah “skill” dan “no skill” yang menjadi perdebatan gamer-gamer Indonesia yang mungkin baru melihat speedrun di Elden Ring.

Apa yang dilakukan para speedrunner Any% di Super Mario Bross ini membutuhkan gerakan yang sangat presisi tanpa ada kesalahan sedikitpun. Begitu juga dengan para speedrunner yang ada di Elden Ring.

Walaupun kesannya gampang, Zip Glitch itu membutuhkan sebuah gerakan yang “frame perfect”. Tidak percaya? Simak video yang dibuat oleh Daravae (admin speedrun.com) di bawah ini.

Lalu pada bagian mana para speedrunner Any% Unrestricted (kategori baru di Elden Ring) ini tidak menggunakan skill mereka? Sedangkan apa yang mereka lakukan lebih sulit daripada menghindari serangan bos yang menyerang dengan pola yang itu-itu saja.

Penutup

Speedrunning adalah sebuah metode yang sangat sulit untuk dilakukan. Sehingga tidak ada alasan apapun untuk menyebut para speedrunner yang mengejar kategori Any% itu tidak berskill. Karena dedikasi, kemampuan, dan waktu yang mereka curahkan untuk sebuah game bisa menyamai atau bahkan melewati apa yang dilakukan oleh kebanyakan atlet esports.

Mungkin kami terdengar seperti bernada tinggi ketika menjelaskan bagian salah kaprah. Tapi sejatinya kami juga senang karena pada akhirnya gamer-gamer Indonesia mulai melihat-lihat video speedrun. Siapa tahu apa yang dilakukan saat ini akan melahirkan sebuah komunitas speedrunner di tanah air yang eksistensinya mampu mengalahkan streaming lawak atau pamer bagian vital dari seorang gamer perempuan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *