Mengenal Shotokan, Aliran Bela Diri di Street Fighter yang Dipopulerkan oleh Ryu dan Ken
Shotokan atau yang biasa disingkat sebagai Shoto, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan gaya bertarung yang digunakan oleh karakter seperti Ryu, Ken Masters, Akuma, Gouken, Sakura Kasugano, Dan Hibiki, dan Sean Matsuda.
Capcom USA adalah perusahaan pertama yang menggunakan istilah Shotokan, meskipun pada kenyataannya gaya karate Shotokan sangat berbeda dengan yang digunakan oleh Ryu dan Ken. Gaya karate Rindo-kan yang digunakan oleh Makoto, justru memiliki kesamaan paling banyak dengan karate Shotokan yang ada di dunia nyata.
Efek kepopuleran Street Fighter membuat karakter dalam game pertarungan lain yang memiliki gerakan yang mirip dengan Ryu (yaitu karakter yang kurang lebih memiliki pukulan anti-udara, proyektil, dan gerakan tendangan maju) disebut juga sebagai “shotos”. Contohnya termasuk Ryo Sakazaki dan Robert Garcia dari serial Art of Fighting dari SNK, Makoto Mizoguchi dari serial Fighter’s History milik Data East, dan Sho Kamui dari Breakers buatan Visco.
Karakter Shoto umumnya berfungsi sebagai titik dasar untuk belajar game fighting karena memiliki tools yang lengkap untuk digunakan di setiap situasi. Banyak judul yang kemudian sering menyimpang dari template Shotokan untuk membuat perbedaan yang signifikan dari Shoto ala Ryu dan Ken. Sebagai contoh kita memiliki Kyo Kusanagi yang mengganti proyekti Yami Barainya dengan Aragami. Atau Sol Badguy yang berubah menjadi karakter Install untuk mendapatkan gameplay tambahan selain Shoto miliknya.
Terlepas dari berbagai modifikasi tersebut, gaya Shotokan masih sering kita temui di berbagai game fighting baru yang muncul di pasaran belakangan ini.
Alur Cerita Shotokan
Secara kanonik Assassination Arts, atau Ansatsuken, diciptakan oleh Goutetsu di era feodal Jepang. Gaya yang digunakan oleh Ryu, Ken, Gouken, dan Akuma ini berakar Ansatsuken yang diberi energi oleh Satsui no Hado (“Surge of Murderous Intent”). Energi jahat yang bangkit dalam diri seorang petarung yang telah merangkul aspek gelap dan kekerasan dari seni bela diri mereka, atau memiliki kemarahan yang intens dan tidak terkendali.
Gouken, yang hanya ingin merangkul aspek kedamaian dan spiritual dari Ansatsuken, mengembangkan variasi tersendiri dengan menghapus Satsui no Hado dari tekniknya. Gaya ini pada akhirnya diwariskan kepada Ryu dan Ken, agar mereka tidak mendapatkan efek negatif dari Satsui no Hado. Selanjutnya gata bertarung Gouken dikenal sebagai Mu no Ken, dan kekuatan yang menginspirasi untuk menggantikan potensi pembunuhan Satsui no Hado adalah dari Hado no Chikara, aliran ki yang memungkinkan seseorang untuk merangkul kekerasan yang diperlukan tetapi keluar dari efek dari kekerasan tersebut. Seperti sebuah ketiadaan dalam pikiran yang mengalir bersaam dunia dan mengikuti tujuan hidup seseorang.
Seiring berkembangnya seri Street Fighter, perbedaan antara Ryu dan Ken semakin terlihat dari serangan mereka. Ryu berfokus pada teknik, sedangkan Ken memilih gaya yang tidak dapat diprediksi.
Ada dua pendekatan filosofis untuk Karate, dan seni bela diri Jepang pada umumnya. Yaitu do “jalan” dan jutsu “teknik”. Do lebih untuk pengembangan pribadi (seperti dalam Judo) dan yang lainnya lebih untuk aplikasi praktis (seperti dalam jujutsu).
Ryu lebih berfokus pada prinsip jutsu (atau “Hado”) dari gaya bertarungnya, yang membuatnya sangat ahli dalam penggunaan ki. Ryu juga menghasilkan sebagian besar kerusakannya melalui serangan tunggal. Dia juga memiliki Hadoken paling terkonsentrasi antara dia dan Ken. Keahliannya dibuktikan dengan kepemilikan varian Hadoken paling banyak di seluruh seri, serta kemampuannya untuk memanfaatkan kekuatan energi murni (sering bermanifestasi sebagai listrik).
Gaya Ken, berfokus pada Do, secara alami lebih mencerminkan kepribadiannya yang sangat liar. sebagian besar serangannya berfokus pada serangan multi-hitting, terutama Shoryuken miliknya. Pengembangan gaya pribadi Ken memberinya afinitas untuk Api, yang tergambar paling jelas dalam Shoryuken-nya yang mampu membakar musuh.
Kritik dalam gameplay Shotokan
Karena pilihan dan kesederhanaannya yang menyeluruh, Shoto hampir selalu menjadi pilihan utama karakter yang ramah bagi pemula dan selanjutnya memiliki basis pemain online yang sangat tinggi. Namun, desain sederhana ini juga mengarah pada pemain baru yang menggunakan rencana permainan yang sama sederhananya dengan melempar proyektil dari jarak jauh dan merespons dengan anti-udara yang tak terkalahkan, mengabaikan kombo, mekanik, dan karakter sepenuhnya.
Akibatnya, pemain Shoto kerap dipandang rendah sebagai pendatang baru tanpa pengetahuan tentang mekanisme permainan yang lebih dalam. Terutama di peringkat online yang lebih rendah. Pemain Ken yang malang khususnya menelurkan meme “Flowchart Ken”, merujuk pada rencana permainan seperti diagram alur yang sederhana dan dapat diprediksi yang berputar di sekitar lompatan HK, sapuan, dan penggunaan Shoryuken yang berlebihan.