Kamus dan Serba-Serbi Esports

Masalah Practice Mode pada Game Fighting, Tidak Membantu Para Pemain Baru

Pernahkah kamu memainkan game fighting menyelesaikan bagian story atau practice mode, tapi tetap kesulitan ketika berhadapan dengan pemain sungguhan? Kalau iya, kamu tidak sendirian di dunia ini, sebab semua orang yang mencoba game fighting untuk pertama kalinya akan merasakan hal yang sama.

Mode practice yang seharusnya mengajarkan banyak hal, malah melewatkan elemen yang penting atau bagian fundamental dari sebuah game yang sedang dimainkan.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Untuk lebih jelasnya, kita harus berkaca terlebih dahulu pada kebiasaan pengembang sebuah game di masa lalu yang tetap terbawa hingga saat ini.

Batasan Media Penyimpanan

Game fighting kompetitif berakar dari Street Fighter II. Pada era tersebut Capcom sebagai developer memiliki pengetahuan yang sangat minim terhadap game yang sedang kembangkan. Bahkan combo yang menjadi menu utama game fighting, merupakan hasil dari sebuah bug yang seharusnya tidak bisa diakses oleh para pemainnya.

Layaknya developer di era tersebut, Capcom berhadapan dengan ukuran media penyimpanan yang sangat terbatas. Cartridge yang menjadi media penyimpanan SNES memiliki ukuran 16MB. Ukuran yang kecil ini menyebabkan Capcom tidak bisa memasukan practice mode atau minimal move list karakter yang biasanya hadir di mesin arcade.

Sejatinya Capcom, SNK, dan developer game fighting lainnya menyediakan move list setiap karakter mereka di buku manual yang tersedia di setiap game. Tapi move list tersebut hanya sekedarnya saja, tidak menjelaskan detail gerakan dengan cukup akurat.

Practice Mode

Practice mode dihadirkan pertama kali oleh game Killer Instinct di SNES. Langkah memberikan practice mode ini juga masih sekedar untuk mencoba gerakan tanpa ada arahan yang jelas dari developer.

Capcom juga ikut menghadirkan practice mode pada Street Fighter Alpha. Sejak saat itu semua game fighting biasanya menyediakan practice mode untuk mencoba semua gerakan yang dimiliki seorang karakter.

Practice mode yang hadir di sini masih jauh dari kata sempurna, kamu tidak akan menemukan move list yang bisa dipelajari atau combo yang bisa ditiru.

AI yang Payah

Selain bermasalah di practice mode kebanyakan game fighting juga memiliki masalah di bagian AI mereka yang sangat payah atau malah sangat broken. Pernahkah kamu bermain game fighting yang AI-nya memiliki gerakan yang broken dan seperti bisa membaca gerakanmu? Kalau iya, kemungkinan besar kamu berhadapan dengan AI yang bisa membaca input gerakan dan langsung mengantisipasinya dengan gerakan terkuat. Biasanya developer yang melakukan hal ini adalah SNK.

Karena kebiasaan mereka untuk memberikan AI yang bisa membaca input pemain, pecinta game fighting mengenal istilah SNK level boss, atau SNK boss syndrome.

Kebalikan dari SNK boss syndrome adalah AI yang sangat bodoh. Saking bodohnya mereka tidak mengenal sistem combo yang mereka miliki dan hanya mengandalkan beberapa gerakan broken yang sengaja diberikan oleh pihak developer.

Contoh AI yang bodoh adalah, AI yang ada di seri Tekken 6 ke atas. Seperti tidak mengerti dengan mekanisme combo yang dimiliki oleh Tekken, AI yang ada di dalam game ini tidak akan menghajarmu dengan gerakan bound atau screw ketika mereka berhasil mendaratkan sebuah launcher.

Practice Mode di Era Modern

Practice mode di era modern sudah jauh lebih baik ketimbang masa lalu, tetapi walaupun begitu ada beberapa hal yang bisa lebih ditingkatkan lagi, terutama untuk urusan AI. Sebab bagaimanapun caranya “It Takes Two To Tango”. Jadi selama sistem AI tidak membaik, maka kamu akan tetap membutuhkan seorang teman untuk berlatih game fighting.

Selain itu beberapa game fighting juga menyediakan challenge mode untuk memperkenalkan potensi yang dimiliki oleh sebuah karakter. Hal ini bagus, tetapi cukup membingungkan bagi pemula. Sebab, beberapa challenge mode sangat sulit untuk dilakukan sehingga tidak praktikal di turnamen.

Salah satu practice mode dan challenge mode yang baik hadir di game Skullgirls. Game ini merupakan game pertama yang mendukung tampilan frame data dan hitbox sekaligus. Selain itu kamu juga bisa memperlambat permainan untuk membiasakan diri terhadap input yang rumit. Sayangnya game ini sudah berhenti dikembangkan dan hingga saat ini kami tidak pernah menemukan game fighting lainnya yang mengikuti langkah Skullgirls.

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *