Lima Momen Selebrasi Dini yang Berakibat Kekalahan di Esports
Selebrasi merayakan kemenangan memang sering terjadi dan layak dilakukan, tak terkecuali di scene esports. Akan tetapi, sebelum pemain melakukan selebrasi, ada baiknya jika mereka memastikan dulu kemenangan mereka. Karena kalau tidak, mungkin selebrasi dini tersebut bisa berubah menjadi kesialan.
Berikut adalah lima selebrasi dini yang menyebabkan kekalahan.
Wolfkrone
Selebrasi terlalu dini dilakukan oleh Wolfkrone ketika bertanding melawan Ricki Ortiz di Ultimate Fighting Game Tournament 8 pada tahun 2012. Pada babak empat besar di kategori Street Fighter IV, Wolfkrone yang menggunakan C. Viper mampu mengeluarkan Ultra combo di ronde final game terakhir. Hasilnya, Ricki yang saat itu menggunakan Rufus pun terkena damage yang cukup besar.
Melihat HP lawannya yang rendah, Wolfkrone berdiri sambil mengangkat tangannya, mengira bahwa dirinya telah menang. Sayangnya, ronde ternyata belum berakhir dan Ricki mampu mengembalikan keadaan dan memenangkan pertandingan. Momen ini adalah cikal-bakal dari meme “What are you standing for” di scene game fighting.
Woshige
Masih di scene game fighting, ada Woshige yang membuat meme di atas menjadi legenda. Bertarung melawan Ogawa di semifinal winners’ bracket di EVO 2015, pertandingan berjalan dengan ketat dan keduanya pun harus memainkan game ketiga. Di sinilah momen legendaris itu terjadi.
Hampir kalah di ronde kedua, Woshige mampu membalikkan keadaan dengan mengeluarkan combo kepada Ogawa. Melihat combo tersebut, Woshige pun langsung berdiri dan melakukan selebrasi. Sayangnya, pertandingan belum berakhir karena masih ada satu ronde tersisa. Ogawa pun langsung menghukum Woshige yang tidak mengendalikan karakternya dan keluar sebagai pemenang.
kRYSTAL (Penta Sports)
Beralih ke CS:GO, ada kRYSTAL dari Penta Sports yang jadi korban selebrasi berlebihan. Kejadian ini terjadi ketika timnya bertemu dengan Killerfish Esports di babak final ESL Meisterschaft: Winter 2015. Berhasil menyamakan kedudukan usai kalah di game pertama, Penta Sports hanya butuh satu ronde lagi untuk memenangkan pertandingan.
Di ronde penentu tersebut, datanglah kRYSTAL sebagai pahlawan tim. Berhasil memenangkan duel satu lawan satu, pemain dengan nama asli Kevin Amend itu hanya tinggal melakukan defuse saja untuk memenangkan pertandingan. Sayangnya, selebrasi berlebihan dari salah satu rekannya justru menggagalkan defuse tersebut. Beruntung pada akhirnya Penta Sports masih bisa menjadi juara.
FNS (CLG)
FNS mungkin kini lebih dikenal sebagai pemain profesional VALORANT untuk tim OpTic Gaming, namun dulu dia adalah atlet CS:GO yang membela CLG. Salah satu momen yang mungkin tidak bisa dilakukan adalah kegagalan timnya dalam memenangkan pertandingan melawan Red Reverve di DreamHack Valencia 2017.
Di game ketiga, CLG yang tengah unggul 15-12 hanya perlu melakukan defuse bom untuk memenangkan pertandingan. Sayangnya, kurangnya koordinasi antara koosta dan FNS membuat timnya kehilangan ronde tersebut. FNS yang sudah melepas headset dan berdiri pun harus pasrah melihat bom meledak. Lebih menyakitkan, Red Reverse mampu membalikkan keadaan dan sukses memenangkan pertandingan.
Summit1g (Splyce)
Terakhir, ada selebrasi terlalu dini dari Summit1g. Momen ini hadir di kala dirinya bermain untuk Splyce di DreamHack Austin 2016. Bermain menghadapi CLG di map Train, Splyce yang tengah unggul 15-11 sebenarnya mampu menutup game tersebut setelah Summit1g berhasil melakukan clutch dengan membunuh Fugly di pertarungan satu lawan satu. Namun, sebuah insiden memalukan terjadi.
Sebelum membunuh Fugly, Summit1g terlebih dahulu melempar Molotov ke arah lawan. Summit1g yang tinggal melakukan defuse pun berjalan mendekati bom. Sayangnya, dia justru berjalan mendekati api dari Molotov yang dilempar dan membuat karakternya mati. Selebrasi dari Summit1g berubah menjadi malapetaka. Tak hanya memenangkan map tersebut, CLG juga mampu memenangkan pertandingannya melawan Splyce.
Sumber foto: DreamHack