Mengembara untuk Mencari Kebenaran, Inilah Kisah Hero Garo di Honor of Kings Global!
Garo berasal dari keluarga yang bertugas mengelola koleksi buku yang disimpan di Madinat Erudit. Sebagai pusat pembelajaran paling terkenal di Alsahraa, tempat ini menjadi rumah bagi teks-teks yang menyimpan pengetahuan mendalam. Hanya cendekiawan terpilih yang diizinkan masuk untuk belajar dengan tekun menyalin teks-teks tersebut sambil berlatih memanah, meyakini bahwa melindungi buku sama pentingnya dengan melindungi peradaban itu sendiri. Namun, ketika feralis menyerbu, membunuh keluarganya, dan menghancurkan teks-teks kuno Madinat Erudi. Garo terpaksa mengembara, mencari teks-teks yang tercerai-berai akibat invasi feralis. Dalam perjalanannya, kebenaran perlahan mulai terungkap dan inilah kisah hero Garo di Honor of Kings Global!
Kisah Hero Garo di Honor of Kings Global!
Terletak di tengah gurun tandus Alsahraa, Madinat Erudit adalah kota pengetahuan yang terkenal. Patung-patung para cendekiawan besar berdiri megah di dalam kota, dan nama mereka dihormati bersama dengan kebijaksanaan yang mereka wariskan. Pengetahuan terdalam disimpan dalam gulungan berharga yang disembunyikan di ribuan gua yang diukir di tebing, hanya dapat diakses oleh para cendekiawan terbaik.
Sebagai pewaris perbendaharaan pengetahuan ini, Garo, bersama generasi ayahnya dan para leluhur mereka, menjaga gua-gua tersebut seperti mercusuar pengetahuan di tengah gurun. Karena itu, mereka menikmati status yang setara dengan kaum bangsawan dari kota-kota besar gurun lainnya, seperti Kota Jade dan Kota Emas.
Ibu Garo meninggal ketika dia masih kecil. Ayahnya, seorang pecinta buku dengan karakter mulia dan wawasan yang mendalam, membesarkan Garo sebagai anak tunggalnya dengan penuh perhatian. Garo menghayati ajaran ayahnya, melatih kemampuan memanah, dan belajar dengan tekun. Seperti leluhurnya, dia sering menempuh perjalanan jauh melintasi gurun Alsahraa untuk mencari gulungan atau kitab berharga. Bagi Madinat Erudit, sebuah buku bukan sekadar buku, itu adalah misi.
Hari itu seharusnya menjadi hari yang membahagiakan. Pemimpin Kota Jade saat ini dan Su Lie, seorang perwira senior dari Penjaga Tembok Besar, telah menyepakati perjanjian untuk membuka perbatasan dan memungkinkan orang-orang bertukar barang. Dengan antusias, Garo menghadiri pasar perbatasan tersebut, di mana dia memperoleh banyak buku yang berasal dari Chang’an. Tanpa dia sadari, itu adalah akhir dari kebahagiaan di Alsahraa dan awal dari bencana.
Dalam perjalanan kembali ke Madinat Erudit, Garo menyadari aktivitas feralis yang tidak biasa. Mereka bergerak dalam kelompok besar dan terorganisir sesuatu yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Melihat makhluk-makhluk jahat itu terbang menuju kotanya, rasa takut yang mendalam menyelimuti hati Garo.
Ketika tiba di Madinat Erudit, kota itu telah dilalap api. Orang-orang berlarian panik, menjerit saat kawanan feralis menyerang. Gua-gua di tebing hampir runtuh. Melihat ayahnya di dekat salah satu gua, Garo menciptakan lingkaran sihir dan menarik busur panjangnya, melesatkan anak panah demi anak panah untuk mengusir feralis yang mendekat. Mendengar panggilan putrinya, sang ayah mengangkat tongkatnya, seolah melambaikan selamat tinggal. Lalu, seperti biasanya ketika berjalan di antara koleksi buku, dia melangkah perlahan namun mantap ke dalam gua yang hampir runtuh.
Madinat Erudit, yang tak lagi terlindungi, telah jatuh. Upaya generasi demi generasi berubah menjadi abu. Sang ayah memilih mati bersama buku-bukunya.Sampai suatu hari, sekelompok pengembara gurun membawanya kepada seorang pria yang sekarat, meminta Garo untuk menyelamatkannya. Pria itu ternyata Su Lie, mantan perwira senior Penjaga Tembok Besar. Setelah sadar, dia menceritakan kisahnya pada Garo:
Mendengar ini, hati Garo yang biasanya tenang mulai berdegup kencang. Pertemuan dua “pendosa” ini membawa mereka ke jalan untuk mengungkap kebenaran tersembunyi.Garo akan terus melindungi peradaban, dan dia pasti akan menemukan kebenaran.