Kamus dan Serba-Serbi Esports

Seiring Perkembangan Teknologi, Game Fisik Tidak Akan Punah

Seiring perkembangan zaman, teknologi, dan juga budaya, game sudah menjadi media hiburan yang cukup populer dan umum. Dari hanya bisa dijumpai di mesin arcade, game sekarang ada di semua tempat dan perangkat. Dari harus membeli kaset, game pun sekarang cuma perlu kamu download secara digital.

Perkembangan zaman jelas membuat proses pembelian dan download game secara digital jadi jauh lebih mudah dan bahkan menguntungkan. Namun hingga hari ini masih banyak pemain yang mau repot-repot membeli game fisik, entah itu memesan via online atau bahkan datang langsung ke toko game terdekat.

Kenapa? Apa yang spesial dari membeli dan memiliki kaset game secara fisik dibanding membelinya secara digital?

Era Digital yang Mudah Dan Semakin Mudah

game-fisik-tidak-akan-mati-steam

Ada banyak alasan mengapa membeli game secara digital jauh lebih baik. Pertama tentu saja masalah tempat. Ketika membeli game fisik, kamu harus menyiapkan tempat untuk menyimpan game tersebut. Begitu sudah mengoleksi banyak, lama-lama kamu akan kehabisan tempat untuk menyimpan game-mu.

Selain itu barang fisik juga rentan dengan rusak atau hilang. Begitu rusak, game-mu jadi tidak bisa dimainkan dan kamu harus membeli baru.

Kalau beli digital, kamu cuma perlu memory card yang semakin lama kapasitasnya semakin besar. Sekarang ini, satu memory card kecil sudah bisa menampung total 1TB data. Jika umpamanya semua game di dunia punya size 50GB, berarti satu memory card bisa menampung 20 game.

game-fisik-tidak-akan-mati-memory-card

Tidak cuma itu, sekarang ini cloud gaming membuatmu bisa tetap memiliki atau bahkan memainkan game tanpa harus menyimpannya di memori perangkatmu.

Jika dibandingkan dengan game fisik, platform digital seperti Steam atau Epic juga sering menghadirkan diskon. Setiap tahunnya Steam beberapa kali mengadakan event diskon besar. Sementara itu Epic sempat cukup rajin menghadirkan game gratis untuk penggunanya.

Hadirnya layanan subscription seperti Game Pass juga membuatmu bisa mengakses sangat banyak game. Harganya juga cukup terjangkau, yaitu sekitar Rp50.000 per bulannya untuk mengakses katalog game yang sangat banyak dan selalu bertambah atau di-update.

game-fisik-tidak-akan-mati-game-pass

Terakhir, semua teknologi digital ini tentu akan terus berkembang. Kapasitas memory card akan semakin besar, kecepatan internet akan semakin tinggi, dan teknologi cloud akan semakin maju. Seiring waktu, semakin banyak dan kuat alasan untuk membeli game secara digital.

Game Fisik Tetap Berjaya

game-fisik-tidak-akan-mati-sakurai

Meskipun begitu, hingga hari ini masih banyak pemain yang lebih suka membeli game fisik. Awal Januari lalu, kreator Super Smash Bros. Masahiro Sakurai sempat membuat poll yang menanyakan apakah orang-orang lebih suka membeli game fisik atau digital. Jawaban untuk audiens Jepang kurang lebih 50-50 tapi condogg ke game fisik, sementara secara global pemain yang mencoba lebih suka membeli game fisik justru lebih banyak.

Kenyataan di luar sana juga berkata serupa. Developer game, baik indie maupun AAA, selalu berusaha merilis game mereka dalam bentuk digital dan fisik, bahkan jika versi fisiknya harus menyusul satu tahun kemudian. Selain itu beberapa game juga hadir dengan versi limited edition dengan pernak-pernik atau merchandise unik, dan versi khusus ini umumnya laku atau terjual habis.

game-fisik-tidak-akan-mati-sakuna

Sebenarnya ada banyak alasan mengapa game fisik masih tetap jadi opsi yang menarik bagi banyak pemain. Bahkan bisa dibilang game fisik tidak akan punah paling tidak dalam beberapa tahun ke depan.

Dari sisi harga, game fisik tidaklah lebih mahal daripada game digital. Bahkan untuk pemain console di Indonesia, membeli game secara fisik mungkin jadi opsi yang lebih baik. Ini karena perusahaan seperti Nintendo tidak menyediakan sistem harga yang bersahabat untuk lokal.

Game seharga US$60 ribu harus kamu beli dengan kurs saat itu. Saat artikel ini ditulis, itu berarti sekitar Rp900.000. Sementara itu kalau kamu mengunjungi toko game lokal, kamu bisa membeli game Nintendo Switch yang sama dengan kisaran harga Rp600.000 hingga Rp700.000, jauh lebih murah.

game-fisik-tidak-akan-mati-perbandingan

Membeli game fisik juga berarti sepenuhnya memiliki game tersebut. Maksudnya adalah ketika membeli game secara digital, kamu sejatinya hanya membeli akses untuk game tersebut. Jika suatu waktu kamu kehilangan akses, kamu mungkin tidak akan bisa memainkan game-nya.

Bayangkan jika misalnya suatu hari Steam bangkrut, dan game yang sudah kamu beli di platform tersebut tidak bisa lagi diakses. Kecuali developer untuk game yang kamu miliki mau memberikan kompensasi, apapun yang kamu beli di Steam otomatis hilang.

Hal yang sama juga berlaku jika misalnya game yang sudah kamu beli suatu waktu hilang. Jika suatu waktu SquareEnix misalnya memutuskan untuk menarik Final Fantasy VII Remake dari platform digital, satu-satunya cara untuk mengakses game tersebut adalah membelinya secara fisik.

Game Sebagai Perpanjangan Diri

game-fisik-tidak-akan-mati-sports

Alasan lain lebih mengarah ke psikologi pemain atau pemilik game.

Menyambung argumen kepemilikan tadi, game fisik mampu memberikan sesuatu bernama psychological ownership. Efek ini umumnya muncul ketika misalnya kamu menyelesaikan sebuah prakarya. Hasil kerjamu mungkin tidak sempurna, tapi kamu suka dengan apa yang kamu buat. Karena itu, kamu merasa punya hubungan yang unik seolah karya tersebut menjadi perpanjangan diri.

Psychological ownership terhadap satu benda bisa tercipta dari berbagai faktor, salah satunya adalah secara langsung menyentuh benda tersebut. Karena itulah membeli dan memiliki game secara fisik bisa memicu psychological ownership dibandingkan dengan membeli digital. Karena itulah ketika membeli game baru kamu menghabiskan waktu beberapa detik memandangi box art game tersebut, layaknya kamu mencium bau kertas di buku baru, atau memandangi buklet CD musik baru.

game-fisik-tidak-akan-mati-buku
Sumber: Cushing-Malloy

Satu lagi faktor yang menimbulkan psychological ownership adalah keterkaitannya dengan sebuah pengalaman atau kenangan tertentu. Efek ini sempat saya alami ketika membeli Octopath Traveler.

Saya membeli Octopath Traveler di akhir tahun 2018 sebagai game Nintendo Switch yang pertama saya beli. Namun tidak hanya itu, Octopath Traveler adalah alasan utama saya membeli Nintendo Switch. Semuanya juga terjadi hanya karena saya penasaran dan ingin mencoba game tersebut.

Memang, kenyataan bahwa Octopath Traveler saat itu hanya tersedia di Nintendo Switch adalah sebuah kebetulan, dan keputusan saya untuk membeli Switch saat itu jelas sangat impulsif. Namun hingga hari ini saya sangat bersyukur hari ini memiliki Nintendo Switch, dan semuanya berkat Octopath Traveler.

game-fisik-tidak-akan-mati-octopath

Entah sengaja atau tidak, kita sebagai manusia selalu mengaitkan pengalaman dan kenangan tertentu dengan satu barang. Seperti apa bentuk dan kualitas barang tersebut tidaklah penting. Selama bisa bertahan dari gerusan waktu, barang tersebut akan kamu anggap penting karena pengalaman yang tersemat bersamanya.

Sepatu lamamu yang sudah usang mungkin tidak ingin kamu buang karena selalu menemani di masa sulit dalam hidupmu. Gantungan kunci tua di tasmu mungkin tidak ingin dibuang karena pemberian dari seseorang yang penting. Game Digimon World 3 mungkin bukan game yang terlalu bagus, tapi kamu selalu mengenang waktu yang kamu habiskan bermain bersama teman baikmu saat SD dulu.

game-fisik-tidak-akan-mati-anak

Layaknya sebuah album foto, game fisik yang kamu miliki dan simpan berfungsi sebagai pengingat atas pengalaman di masa lalu. Kamu mungkin lupa pengalaman ketika bermain Final Fantasy XII pertama kali, tapi begitu menemukan kembali kasetnya, kamu mungkin ingat dengan semua pengalaman tersebut.

Artinya ketika membeli game fisik baru, kamu juga berharap bahwa game tersebut akan membawa pengalaman baru yang akan kamu kenang di masa depan. Karena pada akhirnya kamu ingin menyebar bagian dari dirimu ke sebanyak mungkin barang, kamu selalu punya alasan untuk membeli game baru.


Apakah ini berarti game fisik jauh lebih baik dari digital? Jelas tidak, karena di luar efek psikologis dan sosialnya, game fisik jelas masih kalah dari game digital yang lebih praktis dan bisa diakses kapan saja dengan akses internet.

Namun di sisi lain, meskipun kadang dianggap akan punah, saya yakin game fisik masih akan tetap ada dan bertahan hingga beberapa tahun ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *