Kamus dan Serba-Serbi EsportsPanduan

Apa Itu Game Fighting dan Mengapa Sifu Bukan Game Fighting

Seharusnya minggu ini kita membahas masalah monetisasi Marvel Snaps yang kami anggap sangat jenius dari berbagai sisi. Tapi sayangnya niatan tersebut harus digantikan karena beberapa game awards menyertakan Sifu sebagai salah satu kandidat Best Fighting. Ya, kamu tidak salah baca, Sifu sebagai Best Fighting.

Masuknya Sifu ini membuat kami berpikir berkali-kali. Sebenarnya para pembaca itu sudah mengerti apa belum ya, beda antara game fighting dengan game lainnya.

Game fighting itu seperti kepercayaan atau agama

Sebelum melangkah terlalu jauh, kami harus menjelaskan sedikit masalah game fighting itu seperti kepercayaan atau agama. Kenapa? Karena orang-orang yang bisa memainkan game fighting dengan benar, biasanya memiliki pride atau kepercayaannya masing-masing.

Bisa saja mereka percaya pada Tekken, Street Fighter, Guilty Gear, SoulCalibur, dan seterusnya. Pada intinya mereka akan memainkan game-game tersebut siang malam, melambai-lambaikan ke orang lain, atau bahkan dikenal karena judul tertentu. Benar-benar seperti kepercayaan atau agama bagi manusia.

Sebenarnya semua game yang memiliki komunitas akan berfungsi layaknya kepercayaan atau agama, tetapi karena game fighting atau genre “sulit” lainnya lebih niche, biasanya mereka-mereka ini lebih hardcore. Bahkan sampai-sampai kami memberikan istilah “purist” bagi beberapa orang yang memang menolak kalau game fighting itu memiliki sub kategori lain.

Apa hubungannya dengan Sifu masuk ke “Best Fighting”?

Well, dengan mengingat kalau game fighting itu seperti agama, maka kita juga harus ingat kalau beberapa orang tidak akan menganggap WWE, UFC, Multiversus/Smash, dan lain sebagainya adalah game fighting.

Mengapa demikian? Karena WWE, UFC, dan mungkin Multiversus/Smash tidak muatan teknis dan gameplay yang mendalam untuk cukup untuk disebut sebagai game fighting. Tapi bila ditilik lebih jauh, sebenarnya WWE dan UFC memiliki teknis dan gameplay yang cukup dalam. Sebagai contoh, bila kamu sangat ahli melakukan counter dan menyiksa musuhmu, kamu bisa menang mudah di WWE atau UFC. Dan untuk melakukan hal ini kita membutuhkan kemampuan teknis dan pemahaman gameplay yang mendalam.

Lalu apa yang membedakan mereka dengan Street Fighter dan kawan-kawan? Well, menurut kami kedua game ini hanya tidak memiliki “multi directional input move” atau “cancel move”. Kenapa hanya dua kategori itu yang tidak ada di WWE dan UFC? Ya, sebab kedua judul tersebut terkadang memiliki meter dan combo. Jadi kita tidak bisa menyebutnya sebagai “meterless” dan “comboless” fighting game.

Kenapa kami membahas WWE dan UFC? Karena kami masih memahami kalau ada awards yang memasukan kedua game itu ke kategori game fighting. Sementara untuk Sifu kami sama sekali tidak paham.

Kesalah penempatan genre pada Sifu

Ini merupakan kecurigaan utama kami, sebab kami bingung dari mana asalnya para pembuat awards tersebut memasukan Sifu ke game fighting. Saat kami membuka-buka halaman Wikipedia dan menuliskan kata kunci “Fighting”, keluarlah halaman yang menjelaskan apa itu game fighting.

Di halaman tersebut ada sebuah bagian yang mengkategorikan kalau Fighting (Fighting Beat ’em up, Hack and slash, Platform fighter). Kata Beat ‘em Up tersebut kebetulan sama dengan penjelasan genre Sifu di Wikipedia. 

Lucunya, begitu kami baca apa itu penjelasan Beat ‘em up, “Beat ’em up (juga dikenal sebagai brawler dan, di beberapa pasar, beat ’em all) adalah genre video game yang menampilkan pertarungan tangan kosong melawan sejumlah besar lawan”. 

Jadi syaratnya adalah “sejumlah besar lawan”. Sementara itu kalau menurut penjelasan game fighting. “Game fighting, juga dikenal sebagai game versus fighting, adalah genre video game yang melibatkan pertarungan antara dua pemain atau lebih”.

Di sini kalimat “dua pemain atau lebih” jelas tidak sama dengan “sejumlah besar lawan”. Jadi sudah jelas bukan kalau kedua kategori tersebut berbeda meskipun sama-sama subgenre dari Action Game.

Kesimpulan

Kami rasa meletakan Sifu sebagai salah satu nominasi Best Fighting Game adalah sebuah bukti kalau tidak semua orang mengerti kultur asli dari sebuah game. Hal inilah yang mendorong berbagai perubahan yang terjadi di dunia game sekarang ini. Mulai dari Riot yang tiba-tiba membuat game fighting hingga kehadiran Battle of Guardians yang merupakan game fighting asli Indonesia.

Kami senang dengan berbagai perubahan ke arah yang positif ini. Jangan sampai sebuah setback mengganggu proses lainnya. Tapi berkat adanya kejanggalan tersebut, kami jadi bisa memberikan edukasi mengenai pengertian game fighting dan bagaimana game-game olahraga seperti WWE dan UFC tetap bisa dianggap sebagai game fighting juga. Jadi win win solition