Aron: Capcom Sebaiknya Membuat Turnamen Online Setelah Pandemi
Berakhirnya bulan Oktober menandakan berakhirnya Metaco Online Tournament khusus untuk Street Fighter V. Sepanjang bulan Oktober lalu, setiap hari Senin kami mengajak pemain Street Fighter V di seluruh Indonesia untuk bertanding dan memenangkan hadiah berupa Steam Voucher. Tapi selain itu pemain yang terus bermain dan tampil konsisten setiap minggu juga berhak mendapatkan hadiah tambahan yaitu gaming gear dari Steelseries.
Setelah sebulan berjalan, Christian Aron Manurung (Aron) keluar sebagai pemuncak leaderboard dengan memenangkan tiga dari empat turnamen online Metaco. Sebagai pemenang, kami melakukan wawancara untuk lebih mengenal sang pemain serta menanyakan pendapatnya tentang scene Street Fighter V baik di Indonesia maupun global.
Perkenalkan dirimu. Nama kamu siapa, umur berapa, profesi, dan sebagai gamer saat ini kamu aktif main apa saja?
Nama lengkap saya Christian Aron Jonathan Manurung, biasa dipanggil Aron. Umur 28 tahun dan berprofesi sebagai project engineer. Saya aktif bermain Street Fighter V dan game fps seperti Star Wars Battlefront 2, Battlefield V, PUBG, dan masih banyak lagi.
Ceritakan sejarah kamu bermain Street Fighter dan fighting game secara umum.
Saya pertama kali main Street Fighter di Playstation 1 dengan game Street Fighter Alpha 3 dan secara umum saya juga bermain beberapa game fighting lain seperti Tekken, Guilty Gear, Dragon Ball. Dari awal saya mulai mencoba menghafal command list dan berusaha untuk tidak menjadi player yang “mash button secepat mungkin untuk menang secepat mungkin”. Kemudian saya lanjut aktif di Street Fighter IV dan V.
Banyak yang menganggap fighting game “sulit” karena untuk belajar, pemainnya mungkin harus menelan kekalahan berkali-kali. Apakah kamu punya tips membentuk mindset yang tepat ketika bermain menghadapi pemain lain?
Layaknya semua jenis permainan lainnya, seseorang yang baru memulai harus memiliki kekuatan dalam hal fisik dan terutama mental karena kalah itu pasti terjadi. Belajar kesalahan dari kekalahan adalah salah satu mindset yang harus dipertajam serta percaya diri yang sewajarnya untuk membangun mental pantang menyerah. Hal yang tidak kalah penting adalah memilikki mental bahwa “di atas langit masih ada langit”, yang artinya belajar dan latihan itu harus selalu dilakukan meski kita sudah sangat pro. Bahkan sparring bersama sesama pro maupun player yang masih belajar, akan memberikan pelajaran baru bagi kita.
Kamu punya tips untuk belajar jadi pemain yang lebih baik dan beranjak dari status “button masher“?
Yang paling utama dari pemain tersebut adalah mereka harus punya minat dan keinginan untuk selalu ingin tahu dan belajar tentang konsep fighting game. Contoh eksternal tidak langsung adalah semisal para pro player yang sedang bermain casual atau turnamen dapat dilihat langsung permainannya oleh player lain/player baru sehingga menambah keingintahuan pemain baru tersebut. Sisanya adalah komunitas SFV merangkul para pemain baru ini dengan coaching atau casual play hingga tahap yang serius.
Kapan kamu pertama kali bermain secara kompetitif? Hingga hari ini kamu sudah bermain di mana saja (terutama skala internasional) dan meraih prestasi apa saja?
Pertama kali bermain secara kompetitif di era SFIV sekitar tahun 2014. Prestasi berikutnya
- Abuget Cup 2016 (offline) : 9th Place
- CPT Southeast Asia April 2017 (online) : 5th Place
- CPT Southeast Asia August 2017 (online) : 5th Place
- Local tournament hosted by AMD September 2018 (offline) : 1st Place
- Local tournament hosted by MyRep 2019 (offline) : 1st Place
- CPT Southeast Asia June 2020 (online) : 5th Place
- CPT Southeast Asia September 2020 (online) : 7th Place
Seberapa aktif kamu bermain secara kompetitif terutama saat ini?
Untuk saat ini terutama di tahun 2020, secara kompetitif saya mengikuti turnamen di level internasional kompetitif bersifat online yang diselenggarakan Capcom dengan judul CPT serta turnamen lain seperti yang diselenggarakan Metaco.
Apakah orang tua tahu bahwa kamu bermain game secara kompetitif?
Ya mereka tahu akan prestasi saya akan tetapi mereka lebih menyarankan saya berfokus di karir/pekerjaan utama saya.
Street Fighter sendiri punya sirkuit esports mereka sendiri yaitu Capcom Pro Tour. Tapi untuk ikut serta, pemain dari Indonesia mungkin harus terbang ke luar Indonesia hanya untuk bertanding. Apakah kamu juga sering mengikuti turnamen CPT? Jika tidak, apa kendalanya?
Untuk tahun 2020 ini saya sudah mengikuti dua kali turnamen CPT untuk region Asia Tenggara dan mendapat posisi 5th dan 7th berturut-turut. Karena diselenggarakan online, maka saya bisa join dan tidak ada kendala fisik, paling hanya antisipasi koneksi internet. Jika harus berpergian untuk turnamen online, kendala ada di izin keluarga dan manajer di tempat saya bekerja.
Bagaimana caramu membagi waktu antara bekerja/kehidupan sehari-hari dan bermain/mengikuti turnamen?
Setiap hari saya selalu sempatkan tiga sampaiempat jam bermain Street Fighter V setelah jam kerja di weekday dan juga weekend. Tentunya untuk keduanya prioritas utama saya tetap kegiatan keluarga dan juga pekerjaan utama
Turnamen online bisa membantu pemain yang tidak bisa bepergian jauh. Tapi menurut kamu apakah hasil turnamen online bisa dilihat sama dengan hasil turnamen offline/LAN?
Menurut saya keduanya (turnamen offline dan online) bukanlah hal yang bisa disamakan, terutama jika memang koneksi internet di area/negara tersebut memang tidak bagus terlepas dari sudah mumpuninya internet provider masing-masing pemain (dengan kata lain koneksi langsung dari pihak game, dalam SFV adalah Capcom). Ironisnya, gangguan koneksi seperti lag, rollback, dropped frames , dan sebagainya seringkali tidak terlihat saaat turnamen online sedang berlangsung dan biasanya para pro player tersebut akan merekam dengan device mereka secara langsung dan mem-post ke social media sebagai bukti. Di ajang CPT sudah banyak beberapa player yang mengalami kerugian oleh karena hal koneksi ini. Intinya menurut saya, turnamen offline sudah jelas yang paling legit karena tidak akan ada masalah lag oleh koneksi internet.
Setelah pandemi berakhir, Capcom mungkin akan kembali fokus mengadakan turnamen offline/LAN. Tapi menurut kamu apakah Capcom perlu membentuk/mengembangkan ekosistem turnamen online?
Menurut saya pribadi, dengan tujuan utama untuk merangkul para player yang memang terkendala dalam bepergian ke luar negeri untuk turnamen offline, ada baiknya Capcom merencanakan untuk tetap membuat turnamen yang bersifat online. Hal ini tentu harus sangat direncanakan dengan baik oleh Capcom mengingat jika kedua turnamen offline dan online tetap diadakan, kemungkinan besar sistem kualifikasi turnamen seperti Capcom Cup atau EVO akan berubah drastis.
Menurut kamu bagaimana kondisi scene Street Fighter dan fighting game di Indonesia saat ini? Apakah ada potensi untuk berkembang baik dari segi basis pemain dan/atau jumlah turnamen?
Jika dibandingkan antara jumlah pemain dan peminat SFV dengan game lain seperti Tekken/Dragon Ball, secara jumlah masih kalah. Untuk segi potensi pemain saya rasa masih banyak yang belum tersentuh terutama di luar Jakarta/ pulau Jawa akan tetapi untuk base Jakarta (sebelum era pandemi) sudah sangat solid dengan beberapa turnamen yang diadakan.
Apa saja yang diperlukan agar scene di Indonesia bisa maju?
Exposure gameplay dan player-player lokal dari scene Street Fighter V, edukasi terhadap pemain terutama new comer, sering mengadakan turnamen baik dari rookie level maupun advance untuk menjangkau semua level pemain, mengadakan turnamen secara profesional dari segi kualitas livestream, caster, dan lainnya.
Ada pesan penutup untuk pembaca?
Jangan memandang fighting game dengan sebelah mata. Semua game sama-sama berpotensi/berpeluang dalam segi level kompetisi dan tingkat kesulitan serta tentunya dari segi “have fun”. Keep playing but also maintain a balanced lifestyle.