Dota 2

N0tail: Dota adalah Batu Lompatan Hidup yang Ternyata Saya Butuhkan

Bagi beberapa orang, game seperti Dota 2 tidak lebih dari sarana rekreasi. Namun bagi beberapa orang, Dota 2 (atau game lainnya) punya arti lebih dari itu. Saking pentingnya, beberapa orang bahkan menghabiskan beberapa tahun hidupnya untuk mencapai mimpi di game tersebut.

Beberapa hari lalu, pemain OG Johan “N0tail” Sundstein membuat sebuah tulisan yang merefleksikan perasaannya ketika memenangkan The International 2018. Ia juga memaparkan seberapa penting Dota 2 baginya dan beberapa orang lain.

Berikut terjemahannya.


Harus mulai dari mana ya..

Sudah lama saya tidak menulis sesuatu yang membahas orang-orang yang membuat semua ini terjadi, fans Dota, fans OG, dan kamu para penonton. Saya tidak terlalu mahir merangkai kata apalagi menulis, tapi paling tidak semua kesalahan yang ada adalah tanda bahwa ini adalah tulisan saya sendiri.

Selama hidup saya sejauh ini,2018 adalah tahun tergila. Saya mengalami hal yang belum pernah saya alami, melihat hal yang belum pernah terpikir, dan mencapai puncak tertinggi yang selama ini berusaha saya panjat tapi terus gagal. Namun semuanya tidak akan terjadi tanpa orang-orang di sekitar saya. Sejauh ini saya diberkahi dengan banyak petualangan yang sulit dilupakan, dan semuanya berkat lingkungan sekitar saya.

Tahun 2008 lalu, saya sangat ingat sebuah momen saat baru pulang dari sekolah. Saya mengunjungi kolam renang umum di bawah sinar matahari skandinavia. Ketika berenang, saya merasa seolah seluruh semesta memberikan ilham ke kepala saya. Saya merasa sangat percaya diri dan mampu mengubah dunia, dan tidak ada hal yang mustahil. Saya merasa punya kebebasan yang absolut.

The International (TI) memberikan perasaan itu lagi, dalam game yang saya mainkan, dan di tim yang saya bela. Ketika menjadi juara TI, saya merasakan lebih dari itu. Tapi sama saat memenangkan Major, semua keraguan hilang dan kali ini tidak pernah kembali lagi.

Dota sangatlah berarti bagi saya. Game ini adalah batu lompatan hidup yang ternyata saya butuhkan. Dota seolah jadi cermin untuk jiwa, menjadi bahasa sendiri, dan tertanam dalam ke sifat manusia. Tiap kali mengingat semua hal yang sudah saya lalui selama bertahun-tahun ini membuat saya terharu dan hampir menitikkan air mata.

Setelah The International 2018 saya meluangkan waktu untuk mempertimbangkan berbagai hal. Saya sudah menghabiskan lebih dari 10 tahun untuk game ini, sementara di luar sana saya tahu ada kehidupan lain selain Dota. Apakah sudah saatnya pensiun/berhenti bermain? Apa yang akan saya lakukan jika saya pensiun? Jika tidak pensiun, mengapa saya harus tetap bermain?

Saya merasa tidak akan pernah berhenti bermain kecuali Dota sendiri hilang, tapi yang jelas suatu hari nanti saya akan berusaha meluangkan waktu untuk melakukan hal lain. Artinya saya akan terus bermain selama “api” dalam diri saya masih membara. Tujuan hidup saya saat ini adalah menghancurkan ancient lawan dan memperlihatkan bahwa tim saya lebih kuat dan punya eksekusi lebih baik.

Dota adalah sebuah medan perang. Para pemainnya berkumpul untuk saling mengalahkan, bertahan dan menaklukkan lawan, melampiaskan amarah, memotivasi diri, bekerja sama, sabar, berani, dan masih banyak lagi. Saya selalu suka momen ketika sebuah tim berhasil dan momen di mana sekelompok orang bersatu untuk memenangkan sebuah perang tanpa mengabaikan aspek dan perilaku manusia yang ada di dalamnya.

Dengan kata lain, agar bisa mencapai kesuksesan kamu harus bisa jadi rekan setim dan orang yang lebih baik. Tidak cuma itu kamu juga harus percaya bahwa orang lain juga akan berusaha melakukan hal yang sama. Keinginan untuk menang adalah sesuatu yang sangat kuat dan saya sudah pernah melihat orang lain berubah demi mencapai mimpi di Dota.

Moving on..

Saya sudah menghabiskan banyak waktu untuk refleksi diri selama setengah tahun terakhir. Sekarang saya berusaha untuk memperbaiki beberapa hal yang tidak bisa saya perbaiki dengan bermain Dota seperti kesehatan fisik, awareness terhadap lingkungan, dan hubungan saya dengan orang lain di luar Dota. Saya ingin meningkatkan ketiganya, tapi saya juga mengharapkan dukungan dan kesabaran dari orang lain karena saat ini Dota masih jadi tujuan hidup saya.

Saya ingin mengucapkan terima kasih ke rekan setim saya. Mereka tahu saya mencintai mereka, tapi saya tidak akan bosan mengatakannya lagi dan lagi. Saya juga mengucapkan terima kasih ke orang yang memperhatikan dan membantu meskipun saya tidak akan bisa membayar waktu yang mereka luangkan. Terima kasih juga untuk semua orang yang membaca ini. Jika kamu mendukung kami (OG) atau Dota 2 dan membantu membuat mimpi ini jadi kenyataan, terima kasih banyak

Terakhir, terima kasih juga untuk IceFrog dan tim di balik Dota 2. Dari lubuk hati terdalam, terima kasih sudah mencerahkan hidup saya.

Sumber gambar: Akun Flickr ESL