Bagaimana Istilah 322 Menjadi Meme Sekaligus Anomali Di Dota 2
Setiap game esports punya istilah dan meme yang hanya dikenal di dalam komunitas game itu sendiri. Mobile Legends misalnya punya istilah seperti Retri Indomaret atau Emblem Sawi. Nah, Dota 2 pun punya beberapa istilah dan meme unik yang bahkan punya sejarah panjang. Salah satunya yang cukup menarik adalah 322.
Bagi penikmat esports Dota 2, 322 adalah istilah yang berarti throwing atau ketika satu tim melakukan kesalahan yang membuat mereka kehilangan keunggulan dalam pertandingan. Kesalahan yang terjadi mungkin disengaja atau tidak, tapi ketika satu tim yang unggul tiba-tiba kalah dan kehilangan keunggulannya, penonton akan melakukan spam 322 dan menuduh bahwa mereka melakukan throw. Padahal mungkin saja tim lawan bermain lebih baik.
Satu hal yang menarik dari 322 adalah asal usulnya. Istilah ini lahir ketika pemain asal Rusia, Alexey “Solo” Brezin melakukan upaya match fixing di tahun 2013. Bermain untuk Rox menghadapi zRage di turnamen Starladder, Solo ternyata memasang taruhan uang di situs judi sebelum pertandingan tersebut. Masalahnya adalah, ia bertaruh bukan untuk kemenangan timnya, melainkan kemenangan lawan.
Karena bertaruh tim lawan menang, ia tentu dengan sengaja bermain buruk dan melakukan kesalahan sehingga timnya sangat sulit untuk menang. Tentu saja upaya ini dibuat sedemikian rupa agar ia melakukan kesalahan yang tidak disengaja. Timnya tentu saja kalah, dan ia mendapatkan uang sebesar US$322 dari taruhan yang ia pasang. Dari situlah angka tersebut muncul.
Dari situlah Dota 2 kemudian mengganti istilah throw dengan 322. Tapi tentu saja penonton akan membuat setiap momen di mana sebuah tim kehilangan momentum sebagai throw atau 322. Pemain melakukan play sembrono? 322. Pemain di-outplay meskipun sedang unggul? 322. Tim yang awalnya unggul tiba-tiba tertinggal karena lawan memang punya late game yang lebih bagus? Tetap 322. Tapi tentu saja, semua itu hanyalah meme atau kelakar penonton.
Satu-Satunya Kriminal yang Lolos
Sejarah 322 ini spesial tidak hanya karena meme saja. Kasus match fixing Solo ini adalah satu-satunya kasus di mana pemain melakukan match fixing tapi tidak mendapatkan hukuman yang sangat berat.
Match fixing adalah upaya untuk dengan sengaja mengatur hasil pertandingan. Cara termudahnya biasanya adalah sengaja kalah ketika bertanding, biasanya demi tujuan moneter seperti uang taruhan. Upaya ini jelas sangat dibenci di esports manapun.
Valve sebagai pengembang Dota 2 juga sangat tidak kenal ampun untuk urusan match fixing. Sepanjang sejarahnya, pemain yang melakukan match fixing, baik secara individu maupun kolektif/tim, akan dihukum tidak boleh bermain di sirkuit esports resmi Dota 2 selamanya. Itu berarti pemain tersebut tidak boleh ikut di turnamen Major dan tentu saja The International. Artinya karir Dota 2 pemain tersebut bisa dibilang berakhir. Kalau kamu mengunjungi daftar Liquipedia ini, kamu bisa melihat ada puluhan pemain yang mendapatkan ban permanen akibat match fixing.
Tapi Solo adalah kasus yang unik. Ia adalah pemain top pertama yang kedapatan melakukan match fixing. Ia jelas mendapatkan hukuman yaitu tidak bisa bermain selama satu tahun di turnamen Starladder yang saat itu merupakan penyelenggara turnamen yang penting di esports Dota 2. Tapi ban yang awalnya selamanya hanya berlangsung selama satu tahun. Setelahnya ia kembali bermain secara profesional seperti biasa.
Memang, karena merupakan kasus pertama, kembalinya Solo bermain setelah kasus yang ia alami bukanlah hal yang aneh. Menariknya adalah, tidak lama setelah ia kembali bermain, ia kemudian bergabung menjadi kapten tim Virtus.Pro yang kemudian menjadi powerhouse yang memenangkan sangat banyak turnamen besar.
Pada akhirnya, kasus match fixing Solo dan prestasinya selama bermain untuk Virtus.Pro akan jadi catatan yang dikenang oleh banyak penggemar esports Dota 2. Tapi saya rasa akan banyak yang juga bertanya, apa jadinya jika di tahun 2013 lalu Valve memberikan ban permanen untuk Solo. Karena hingga hari ini, ia adalah satu-satunya pemain top yang punya “catatan kriminal” tapi tetap bisa bermain.