Perjalanan Sébastien “Ceb” Debs dari Bukan Siapa-Siapa Hingga Juara The International Dua Kali
Teriakan “CEEEEEEEEEB!” sudah pasti diketahui seluruh fans berat Dota 2 di seluruh dunia. Teriakan yang terdaftar di chat wheel Dota 2 ini juga yang membuat nama Sébastien “Ceb” Debs semakin dikenal dengan kemampuannya.
Ceb membuat kita berpikir bahwa tidak ada kata menyerah untuk memperebutkan sebuah gelar. Tidak sampai di sana, Ceb juga mengajarkan kepada kita bahwa tidak peduli dimana posisi kita, kita masih bisa dapat meraih yang terbaik di depan mata.
Karirnya yang sering berganti peran mulai dari menjadi pemain, pelatih, dan talent tidak membuat ambisinya redup untuk meraih gelar juara The International. Usaha, dedikasi dan kemampuan yang ia miliki tidaklah sia-sia. Ceb berhasil memenangkan The International bahkan dua kali berturut-turut.
Awal Mula Karir
Sebelum Ceb memulai karir dengan nickname 7ckingMad dan memulai karir profesional bersama Team Shakira yang menjadi tim terbaik di Prancis saat itu pada tahun 2011. Tim ini berhasil mendapatkan posisi keempat di pergelaran Dreamhack 2011.
Tidak lama setelah mendapatkan prestasi yang menjanjikan tersebut, roster tim ini akhirnya direkrut oleh Western Wolves. Namun, baru saja bermain bersama tiga bulan bersama Western Wolves, Ceb meninggalkan organisasi tersebut akibat bermasalah dengan masalah roster dan bergabung dengan mTw yang dipimpin oleh syndereN.
mTw dan The International 2012
Nama Ceb mulai naik setelah mTw memenangkan turnamen pertamanya, The Arena #2 dan lolos kualifikasi The International 2012 sebagai perwakilan barat setelah mengalahkan NEXT.kz. Namun, mTw tidak dapat bertahan di turnamen Dota 2 terbesar di dunia tersebut dan hanya finish di posisi terakhir grup dan kalah di babak pertama lower bracket.
Meskipun gagal di The International 2012, Ceb dan mTw sebelumnya sudah berhasil memenangkan DreamHack Summer 2012 setelah mengalahkan tim terkuat pada saat itu, Na’Vi. Hal ini juga membuktikan bahwa mTw merupakan salah satu tim terbaik di dunia. Sesaat setelah itu, Ceb bersama dua rekan yang menemaninya selama beberapa tahun akhirnya pindah dan membentuk ulang Team Shakira.
Berpindah Tim Tanpa Menuai Sukses
Dua bulan setelah membentuk ulang Team Sharika, 4 pemain dari Team Shakira beserta Calculus bermain di ESWC 2012 dengan membawa nama Shiba Gaming. Mereka bahkan berhasil menempati posisi ketiga di turnamen tersebut.
Para pemain akhirnya memutuskan bergabung dengan MYM dan membentuk tim dengan enam orang di mana saat itu Ceb memegang peran sebagai pelatih/manajer/stand-in. Tak lama setelah pembentukan tersebut, para pemain memutuskan melepas diri dari MYM dan membentuk tim dengan nama DD.Dota.
Setelah itu, pemain asal Jerman, THEneNo- memutuskan untuk meninggalkan tim yang membuat Ceb kembali lagi menjadi pemain utama. Setelah itu, tim ini mempunyai masalah roster yang membuat mereka harus memainkan Silent dan Goblak ketika memasuki kualifikasi untuk The International 2013.
Mereka akhirnya mendapatkan posisi kedua di kualifikasi barat yang membuat mereka harus mengikuti pertandingan Wild Card. Sebelum bertanding di pertandingan Wild Card tim ini diakuisisi oleh Quantic Gaming. Namun, mereka gagal lolos ke The International 2013 setelah kalah melawan RattleSnake dari China di pertandingan Wild Card.
Nyaris Sukses dengan Sigma.int, Tapi Akhirnya Jatuh Kembali
Setelah beberapa bulan di Quantic Gaming, Ceb akhirnya berpisah dan membentuk tim baru bersama Sockshka. Mereka merekrut miGGel, FATA-, dan MaNia namun masih menggunakan nama DD.Dota. Sebulan setelah itu, DD.Dota yang dibentuk kembali ini diakuisisi oleh organisasi asal Prancis, Sigma.Int.
Di bawah Sigma.Int, Ceb dapat menggapai prestasi yang baik di beberapa turnamen LAN. Di antara kesuksesannya adalah meraih hasil yang baik di ESWC, Dota 2 Championship League, StarLadder, hingga akhirnya mereka meraih hasil yang mengecewakan di DreamLeague. Setelah hasil di DreamLeague, Ceb akhirnya meninggalkan Sigma.int dan berpindah-pindah tim. Ia bahkan sempat berhenti bermain dan menjadi analis di beberapa turnamen Dota 2.
Setelah berpindah-pindah, Ceb akhirnya direkrut oleh tim yang memiliki nama dan kekuatan yang tidak bisa diragukan lagi, yakni Alliance. Akan tetapi, Alliance pada masa tersebut terlihat melempem. Setelah gagal lolos di The International 2015, tim ini tampaknya sedang melakukan perbaikan dan meraih posisi keempat di Dream League dan posisi kedua di JoinDOTA MLG Pro.
ESL One Frakfurt 2015 menjadi turnamen terakhir Ceb bersama Alliance. Setelah berpisah dengan Alliance, Ceb kembali berkeliaran ke berbagai tim dan juga menjadi analis di The Shanghai Major 2016 yang membuat Ceb dilirik oleh OG.
OG dan Secercah Harapan
Setelah sukses menjadi komentator dan analis di The Shanghai Major 2016, OG sebagai juara saat itu melirik Ceb menjadi pelatih mereka. Tidak ingin melewatkan kesempatan, Ceb langsung menerima tawaran OG yang saat itu sedang on fire.
“Aku merasa tidak puas dengan karirku saat itu, Aku merasa aku bisa melakukan lebih lagi di Dota dan aku tidak pernah mendapatkan ekspektasiku dimana aku sangat mampu melakukannya. Tapi aku tidak pernah menyerah atas mimpiku,” sebut Ceb ketika ditanya kenapa memilih bergabung bersama OG dibandingkan tetap menjadi analisis.
Benar saja, kepiawaian Ceb dalam melatih membuat OG semakin bersinar dan bahkan memenangkan empat major berturut-turut yaitu Manila Major, Frankfurt Major, Boston Major, dan Kiev Major.
Jatuh Bangun dan Menjuarai TI
Keberhasilan di Major bukan berarti berhasil di TI. OG selalu gagal meraih posisi yang “menjanjikan” dan hanya finish di posisi 9-12 di TI 2016 dan posisi 7-8 di TI 2017. Kegagalan ini kemudian dilanjutkan dengan perubahan roster yang berujung pada performa musim DPC 2017-2018 yang merosot jauh. OG gagal meraih hasil yang berarti di ESL One Katowice, The Bucharest Major, MDL Changsha Major, dan ESL One Birmingham.
Sesaat setelah ESL One Birmingham pada tahun 2018, Fly, yang merupakan salah satu pendiri OG meninggalkan tim ini bersama s4. Belum sampai disana, Resolut1on juga ikut meninggalkan OG dan membuat tim ini tidak bisa lolos The International 2018 secara direct invite dan juga tidak dapat lolos langsung ke Closed Qualifiers. Tapi kehilangan kesempatan dan kehilangan pemain tidak membuat OG menyerah.
Sesaat sebelum penutupan The International 2018 Europe Open Qualifier, OG mengumumkan pemain baru yang merupakan pubstar dari Finlandia dan kembalinya ana ke dalam tim. Tidak hanya itu, Ceb yang harus menjadi pemain sekaligus pelatih juga harus berganti posisi menjadi offlaner.
Meskipun baru membangun ulang roster-nya, Ceb dan OG berhasil lolos ke The International 2018 dan bahkan mendapatkan tempat di upper bracket. Bermain dengan gila adalah kunci mereka dalam memenangkan setiap pertandingan hingga akhirnya OG yang ingin menyelesaikan cinderella story mereka berhadapan dengan mantan pendiri mereka, Fly dan s4 yang bergabung bersama EG. OG akhirnya berhasil membalaskan dendam mereka terhadap mantan rekan tim mereka.
Meneruskan cerita di upper bracket, OG akhirnya lolos ke grand final dan berhadapan dengan jawara asal China, PSG.LGD. Di sinilah Ceb dan OG mendapatkan kemenangan pertama mereka di The International dan mendapatkan caster call-nya sendiri di Dota 2, yaitu “CEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEB!”.
https://www.youtube.com/watch?v=rfRLNwaIQ6k
Tidak Cukup Sekali dan Setelahnya
Setelah menjuarai The International 2018, Ceb dan OG tidak cepat puas dengan hasil tersebut. Mereka menginginkan hal yang lebih lagi untuk tim yang menjuarai TI, yaitu juara dua kali dan juara back-to-back untuk memperkuat dominasi mereka. Namun, mereka terkendala oleh carry mereka, ana yang memutuskan untuk beristirahat sementara dari kompetitif. Hal ini membuat mereka harus mencoba bermain dengan iLTW dan Pajkatt yang sama sekali tidak membuahkan hasil. Pada akhirnya ana kembali bermain untuk OG pada April 2019.
Namun, OG yang tidak dapat menjuarai major meskipun sudah diperkuat oleh ana dalam roster ini selama 2019. Ini tentu membuat fans semakin berpikir bahwa OG tidak akan bisa mendapatkan kemenangan untuk kedua kalinya.
Ekspektasi fans yang pesimis untuk OG tidak membuat semangat OG turun, OG berhasil lolos The International 2019 melalui direct invite karena meraih posisi ke-12 di DPC. Semangat OG yang begitu membara ditambah dengan kemampuan Ceb dalam membantu tim membuat tim ini menjuarai The International 2019 dan menjadi tim dan roster pertama yang menjuarai The International dua kali dan berturut-turutl untuk pertama kalinya.
Setelah juara dua kali, Ceb menjadi pemain inactive untuk OG dan mulai membantu OG untuk mencari talent di Dota 2 dan juga mengekspansi dominasi mereka di game Valve yang lain, yaitu CS:GO.