Kyle: Penyelenggara Turnamen Dota 2 Tidak Menghasilkan Banyak Untung
Penyelenggara turnamen merupakan orang-orang yang rela mengeluarkan banyak uang, waktu dan tenaga untuk mengadakan event turnamen, termasuk event esports. Mereka bahkan rela menyewa tempat, produksi, talent, tiket pesawat, hotel, katering, dan banyak hal lain yang membuat mereka ekstra sibuk.
Semua hal ini mereka lakukan demi suburnya ekosistem esports untuk game yang mereka adakan. Tentunya, hal ini sangat worth untuk hiburan bagi para fans. Hal ini terjadi pada Dota 2 di mana mereka selalu memberikan show dengan penonton yang banyak namun dengan mengorbankan hal tertentu, yaitu keuntungan.
Sejatinya, para penyelenggara ini rela mengeluarkan sumber daya yang sangat besar demi satu tujuan, yaitu profit atau keuntungan finansial. Tapi menurut analis Kyle, tidak seperti scene esports lain, penyelenggara turnamen Dota 2 sangat kesulitan mendapatkan profit dari event yang mereka adakan.
Dalam blog yang ia tulis, Kyle menyebut bahwa penyelenggara turnamen dapat meraih untung dengan banyak cara. Namun dari banyak cara, ada tiga yang selalu jadi opsi utama para penyelenggara untuk mendapatkan uang yaitu penonton, hak siar, dan sponsor.
Penonton memberikan uang kepada penyelenggara dengan membeli tiket jika mereka bisa hadir di tempat, atau dengan menonton iklan yang ditampilkan di stream di channel resmi dari penyelenggara turnamen. Jumlah penonton sangat membantu penyelenggara turnamen dalam mengumpulkan sponsor yang memberikan uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Dengan adanya hal ini, turnamen dapat berjalan dengan lancar tanpa kerugian.
Namun, hal yang jadi masalah adalah client Dota 2 yang memberikan akses terbuka untuk menonton kepada seluruh pemain. Hal ini juga mengakibatkan channel tidak resmi dari penyelenggara turnamen di masing-masing platform dapat melakukan streaming serupa.
Jika penyelenggara turnamen tidak dapat mengontrol hal ini, mereka harus rela kehilangan beberapa penonton dan tentunya akan menjadi masalah untuk sponsor. Beberapa channel tidak resmi bahkan bisa mendapatkan penonton 10 ribu lebih yang tentu saja kerugian besar bagi penyelenggara turnamen.
Masalah bagi penyelenggara turnamen tentang penonton dan keuntungan tidak sampai di sana. Kyle kemudian memberi komentar tentang masalah selanjutnya yaitu platform yang beriklan. Seluruh stream di Twitch harus memainkan iklan selama 6 menit untuk setiap satu jam stream tersebut berjalan. Namun, Dota 2 kadang tidak memiliki waktu jeda seperti basket atau sepak bola. Katakanlah setiap game berlangsung setidaknya selama 75 menit.
Jika penyelenggara turnamen memberikan iklan di tengah-tengah pertandingan, tentunya hal ini akan memancing amarah fans. Namun, jika menunggu sampai habis, mereka berhutang 12 menit iklan setelah 45 menit kedepan (2 jam di Twitch harus menyiarkan iklan selama 12 menit agar memperoleh keuntungan). Di akhir turnamen berlangsung, Twitch akan melihat apakah kita memberikan target iklan sesuai dengan standar mereka atau tidak. Jika tidak, Twitch akan memberikan penalti dengan potongan persenan keuntungan untuk kita.
Mungkin kita tidak ingat kapan terakhir kali kita menonton iklan selama 10 menit lebih dalam satu periode saat jeda turnamen Dota 2. Hal ini karena penyelenggara turnamen memilih untuk tidak menayangkannya, mereka mengambil resiko dengan mengambil kerugiannya. Hal ini mereka lakukan demi kenyamanan pemain.
Jika penyelenggara turnamen mempunyai hak eksklusivitas untuk memberikan broadcast secara langsung selama event berlangsung. Tentunya penonton pada platform yang dimonetisasi semakin meningkat. Namun, pertumbuhan jumlah penonton sebenarnya tidak memberikan dampak yang berarti untuk penyelenggara.
Menurut Kyle, hal terpenting dari hak siar eksklusif bukanlah jumlah penonton, tapi bagaimana penyelenggara turnamen dapat memonetisasi konten mereka. Dasar dari hak siar yang dimiliki penyelenggara turnamen adalah mereka bisa menjual hak siar itu. Mereka bisa menjualnya ke ESPN, NBC, CBS, eGG atau bahkan platform streaming online seperti Facebook, Mixer, Twitch dan YouTube. Kamu bisa melakukan semuanya atau bahkan membuatnya tersedia secara cuma-cuma di platform-platform tersebut.
Itulah kenapa hak siar yang dimiliki penyelenggara sangatlah penting. Sebagai contoh pentingnya hak siar adalah pada Overwatch League yang mendapatkan lebih dari US$9 juta dari Twitch untuk eksklusivitas selama dua tahun.
Sebagai perbandingan, inilah Bukovel Minor yang tidak memberikan hak siar yang ekslusif.
Setelah dua tahun terjadi penurunan pada Overwatch League, Blizzard akhirnya memutuskan untuk menandatangani hak siar eksklusif baru kepada Youtube untuk pertandingan mereka di Overwatch, Call of Duty, dan Hearthstone. Hak siar ini bahkan senilai US$160 juta selama tiga tahun.
Meskipun jumlah penonton menurun, Blizzard dapat menghasilkan banyak uang berkat penjualan hak siar eksklusif yang mereka miliki. Sebagai perbandingan, WePlay! Bekuvel Minor yang hanya turnamen minor dapat menarik jumlah penonton yang hampir sama. Kita pasti berpikir mungkin ini menjadi keuntungan bagi penyelenggara turnamen. Namun kenyataannya, tidak ada yang membeli hak siar mereka.
Kyle juga berpendapat inilah yang membuat live streaming ESL One Genting pada tahun 2018 lalu sangat kacau. Saat itu yang jadi masalah utama ialah platform mana yang ingin mereka tuju, bukan masalah ekslusifitasnya. Namun, ESL tetap menjual hak siar mereka ke Facebook. Semua ini ESL lakukan agar uang hasil penjualan hak siar bisa digunakan untuk dapat memberikan lebih banyak turnamen yang lebih baik untuk para fans.
Ini seharusnya menjadi perhatian kita untuk tidak menuntut terlalu banyak terhadap penyelenggara turnamen yang telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hiburan yang terbaik bagi para fans.