Pemain Virtus Pro Ada Yang Terkena Banned Dari Competitive Scene, Siapa Dia?
Virtus Pro adalah tim asal Rusia yang kini dapat aktif kembali setelah mendapatkan hukuman beberapa waktu lalu karena masalah politik dunia. Mereka menggunakan nama Outsiders selama Dota Pro Circuit (DPC) musim sebelumnya untuk melindungi para pemainnya agar tetap dapat bermain di level tertinggi Dota 2.
Virtus Pro juga baru-baru ini sedang membenahi tim mereka setelah mereka mengumumkan kelima pemain baru mereka untuk DPC 2023 Eastern Europe Divisi Satu yang akan dimulai 9 Januari 2023 mendatang. Namun apesnya, setelah ditutupnya roster lock, salah satu pemain Virtus Pro malah terkena banned dari Valve lantaran pernah melakukan sharing account.
Pemain tersebut adalah Koma, salah satu calon bintang baru di competitive scene Eastern Europe. Koma adalah pemain berkembangsaan Russia yang kini memiliki MMR setidaknya di atas 11.000 sejak tahun 2021. Namun, kini nasib karir Koma berada diujung tanduk setelah surat banned kelua. Tidak tanggung-tanggung, Valve langsung memberikan eksekusi untuk mem-banned Koma secara PERMANEN dari segala aktivitas turnamen resmi Valve dan PGL di masa depan.
Tentu ini akan berat bagi Koma yang baru saja memulai karirnya di level tertinggi Dota 2. Virtus Pro saat ini sedang berusaha untuk melakukan investigasi atas kejadian yang menimpa pemainnya ini. Namun, pertanyaan baru saat ini adalah, bila Koma terbukti bersalah dan tidak dapat mengikuti segala aktivitas dari Valve dan PGL, lantas bagaimana dengan nasib Virtus Pro yang sudah melakukan roster lock dari jauh-jauh hari?
Nampaknya ini tidak akan bisa dijawab saat ini dan harus menunggu kebijakan tim selanjutnya. Kemungkinan Virtus Pro akan meminta keringanan ke Valve untuk mengganti Koma dengan pemain lain.
Saat ini status Koma masih menjadi pemain aktif Virtus Pro hingga keputusan dari hasil investigasi internal tim selesai. Mereka juga berjanji akan memberikan update mengenai hal ini sehingga bagi para penggemarnya tidak perlu khawatir. Tentu ini akan menjadi pembelajaran yang berharga bagi semua tim sebelum mereka merekrut pemain.
Namun, dilain sisi, hal ini juga sebenarnya salah Valve dan PGL selaku pemiliki event seharusnya mereka sudah mengumumkan banned ini jauh-jauh hari sebelum roster lock terjadi sehingga tidak membuat tim-tim yang memiliki pemain bermasalah tidak pusing di kemudian hari.