Tips dan Trik Counter Hero Dota 2: Bloodseeker
Bloodseeker adalah salah satu hero yang paling populer di public matchmaking Dota 2. Menurut statistik Dotabuff saat artikel ini dirilis, ia adalah hero keempat paling populer di Dota 2 saat ini dan paling sering dimainkan di hutan. Tim profesional juga sesekali menggunakan hero ini dengan menempatkannya di lane.
Bagi pemain yang tidak familier, hero ini mungkin terlihat sangat kuat. Begitu menggunakan kombinasi skill yang ia miliki, hero ini seolah dijamin akan berhasil membunuhmu dan kamu sama sekali tidak kabur. Setelah itu ia menjadi semakin kuat sampai seolah tidak bisa dikalahkan sama sekali.
Meskipun dianggap sangat kuat oleh banyak pemain, terutama pemain low-rank, Bloodseeker adalah hero snowball yang sangat niche. Ia hanya cocok di line up tertentu, dan momentum yang ia perlukan juga punya limitasi yang sangat besar. Dengan kata lain, hero ini bisa kamu tangkal dengan mudah.
1. Jangan Pernah Memberikan Momentum untuk Snowball
Bloodseeker adalah hero snowball yang sangat bergantung pada momentum. Selama berhasil mendapatkan level dengan cepat, ia bisa bergerak melakukan gank untuk mendapatkan kill. Jika ia berhasil melakukan itu beberapa kali, ia akan menjadi semakin kuat dan semakin sulit ditangani.
Tidak cuma itu, ia juga merupakan laner yang cukup kuat. Berkat Bloodrage, ia selalu lebih unggul dalam urusan hit trading, membuatnya nyaris selalu menang jika bermain 1v1 menghadapi hero melee, atau bahkan beberapa hero jarak jauh yang tidak terlalu kuat.
Karena dua alasan di atas, ia tidak jarang dipasang di mid, di mana ia akan bermain 1v1 serta dijamin mendapatkan level dengan cepat. Jika ia harus bermain di side lane, ia cuma butuh support yang bisa menjaganya dengan baik.
Meskipun begitu, bukan berarti ia tidak bisa ditangani. Ada banyak cara untuk mencegah Bloodseeker melakukan snowball. Sejak fase laning, kamu bisa menghilangkan momentum Bloodseeker dengan membunuhnya dan/atau melakukan zoning yang solid. Ini bisa kamu capai dengan memasang lane matchup yang lebih kuat, atau dengan melakukan gank.
Jika kamu harus membiarkannya mendapatkan level dan farm, paling tidak jangan memberikan kill. Tidak cuma itu, begitu ia mulai mendapatkan sedikit momentum, matikan momentum tersebut dengan membunuhnya sesegera mungkin.
Begitu tertinggal level dan farm, Bloodseeker akan kesulitan untuk mendapatkan kill dari gank ataupun bertahan hidup di team fight. Dari situ ia akan kesulitan mendapatkan momentum sehingga tidak bisa berkontribusi untuk timnya. Apalagi ia sendiri juga tipe hero mid game yang tidak bisa melakukan farming dengan cepat untuk comeback di late game.Baca juga: Pentingnya Mengenal dan Menyesuaikan Diri dengan Lane Matchup
2. Ada Banyak Cara untuk Mencegah Rupture
Salah satu hal yang membuat Bloodseeker mengerikan adalah ketika ia menggunakan Rupture dan dikombinasikan dengan Blood Rite. Kamu seolah tidak berdaya, karena mau bergerak atau tidak, kamu tetap akan menerima damage dan Bloodseeker akan mengejar dan membunuhmu. Kombinasi inilah yang membuat Bloodseeker bisa melakukan snowball atau comeback.
Meskipun terlihat sangat kuat, ada banyak cara untuk mengatasi kombinasi Rupture dan Blood Rite. Jika kamu adalah hero yang tanky, damage dari Rupture atau Blood Rite harusnya bisa kamu terima tanpa kehilangan terlalu banyak HP. Blade Mail bahkan memaksa Bloodseeker menerima damage yang ia hasilkan dari Rupture.
Jika tidak bisa menerima damage Rupture, kamu bisa dengan mudah kabur dengan menggunakan TP Scroll segera. Jika Bloodseeker tidak dibantu dengan hero yang memiliki stun, ia hanya bisa melihatmu menyelesaikan TP dan pergi begitu saja.
Tidak cuma itu, beberapa hero juga bisa berpindah tempat dengan mudah tanpa harus menerima damage dari Rupture. Faceless Void misalnya, bisa kabur dari area Blood Rite menggunakan Time Walk. Karena Time Walk memberikan invulnerability, Faceless Void tidak menerima damage dari Rupture sama sekali. Aturan yang sama berlaku untuk Storm Spirit dengan Ball Lightning, Ember Spirit dengan Fire Remnant, serta Morphling dengan Waveform.
3. Sebisa Mungkin Jangan Pernah Berada dalam Kondisi Low HP
Sumber kekuatan Bloodseeker dalam team fight, gank, dan pengejaran adalah movement speed serta damage yang ia peroleh dari Thirst. Semakin banyak hero yang low, semakin besar pula bonus movement speed dan damage yang ia peroleh. Kamu akan kesulitan menangkapnya, sementara ia menghancurkan timmu dengan damage yang ia miliki.
Ketika berada dalam team fight, sebisa mungkin incar dan bunuh Bloodseeker secepat mungkin jika kamu bisa menemukannya. Jika kamu terpaksa harus fokus ke target yang lain selain Bloodseeker, pastikan kamu menghabisi target tersebut secepat mungkin tanpa menerima terlalu banyak damage, atau pastikan kamu atau timmu punya cara untuk mengunci Bloodseeker jika ia ingin masuk dan melakukan follow up.
Hal yang sama juga berlaku setelah gank atau skirmish. Jika kamu dan/atau timmu terlalu low dan Bloodseeker yang masih hidup tidak terlihat di minimap, hati-hatilah. Jika kamu masih punya “amunisi” untuk menghadapinya, siapkan vision untuk menangkapnya. Jika tidak, sebaiknya segera kembali ke Fountain dengan TP Scroll.
4. Bloodseeker Sangat Fokus pada Single-Target
Selain Blood Rite yang bisa dihindari dengan mudah, damage Bloodseeker sangat fokus pada satu target. Ia tetap tidak bisa menangani dua target atau lebih sekaligus. Kecuali mendapat bonus buff yang sangat besar dari Thirst, ia juga tidak bisa menghabisi satu target dengan cepat untuk pindah ke target berikutnya.
Kekurangan ini bisa kamu eksploitasi dengan mudah melalui banyak cara. Dengan koordinasi tim yang baik, kamu bisa membunuhnya dengan cepat tanpa memberikannya kesempatan menghasislkan damage yang serius.
Namun cara paling kuat untuk mengeksploitasi kelemahan ini adalah dengan ilusi. Hero seperti Chaos Knight, Phantom Lancer, Arc Warden, atau Terrorblade bisa seorang diri menangani Bloodseeker yang bingung menentukan target sambil menerima damage. Sementara ia kalang kabut memukul ilusi, ia terus menerima damage sampai akhirnya mati. Chaos Knight malah bisa membuatnya lenyap begitu saja dengan Reality Rift setelah melakukan Phantasm.
Untuk menyelesaikan penjelasan di atas, ayo kita ambil salah satu match The International 2017 sebagai contoh. Saya akan mengambil pertandingan Lower Bracket Final antara Team Liquid berhadapan dengan LGD Forever Young (LFY).
Pada game pertama, Liquid bermain dengan Bloodseeker yang digunakan oleh Miracle. Perannya adalah sebagai hero garis depan ketika timnya melakukan team fight, sementara Lone Druid bisa dengan bebas menghasilkan damage tambahan atau melakukan split push saat diperlukan.
Sayangnya, rencana ini tidak berjalan mulus. Bermain di safe lane, ia mendapat matchup yang sangat buruk, yaitu Lifestealer yang ditemani oleh Lich. Meskipun masih bisa mengimbangi sepanjang menit awal, begitu LFY mulai melakukan gank, Miracle tidak bisa mendapatkan momentum yang ia perlukan dan harus mundur ke hutan untuk farm. Sayangnya wilayah hutannya juga sering diinvasi dan ia tetap mati beberapa kali.
Akibat tertinggal terlalu jauh, Liquid harus sepenuhnya bergantung pada split push dan menghindari team fight 5v5. Pertandingannya memang berlangsung seru dan Liquid masih bisa mempertahankan peluang menang mereka yang sangat kecil hingga akhir. Namun satu hal yang jelas, sejak tidak bisa mendapatkan momentum di early game, Miracle yang menggunakan Bloodseeker memberikan dampak yang sangat kecil di pertandingan tersebut.