Dota 2

5 Momen Terbaik Sepanjang Sejarah The International

The International 2019 akan dimulai tanggal 15 Agustus nanti. Selama 10 hari kita akan disuguhi dengan pertandingan seru dan momen-momen yang mengagumkan. Dalam turnamen-turnamen sebelumnya saja, kita sudah mendapatkan berbagai momen yang hingga hari ini masih bisa diingat dan sering diceritakan kembali.

Menyambut The International 2019, kami persembahkan lima momen terbaik sepanjang sejarah The International pilihan kami.

Million Dollar Dream Coil

Final The International 2013 mempertemukan dua favorit juara, tim favorit Na’Vi menghadapi sang penguasa di musim 2012-2013, Alliance. Kedua tim bertanding sengit, masing-masing memenangkan dua game dalam final best of five. Artinya siapa yang keluar sebagai juara harus ditentukan di game pamungkas.

Sepanjang permainan, Na’Vi cukup mengungguli Alliance dengan Alchemist dan Templar Assassin yang snowballing sejak awal. Merasa tertinggal, Alliance bermain sabar dan menggunakan salah satu taktik andalan mereka, split push.

Taktik ini cukup efektif dan memberikan Alliance ruang gerak. Ditambah dengan beberapa kesalahan dari Na’Vi, Loda dan kawan-kawan bahkan punya peluang untuk berbalik menang lewat manuver yang membuat Na’Vi kewalahan.

Alliance akhirnya berhasil masuk ke dalam base Na’Vi dan ingin mengakhiri pertandingan. Menanggapi itu, Puppey dan Dendi berusaha untuk teleport ke base untuk bertahan. Tapi Scythe of Vyse dan Dream Coil dari S4 yang menggunakan Puck menggagalkan teleport tersebut. Harus bertahan dengan tiga orang selama 20 detik, Na’Vi tidak bisa berbuat banyak. Alliance akhirnya keluar sebagai juara.

Ceeeeeeeeeeb

OG punya banyak momen mengagumkan sepanjang The International 2018. Tapi karena harus mengambil satu, kami memilih satu momen di game keempat final menghadapi PSG.LGD.

Game keempat final The International 2018 berlangsung sengit. Kedua tim saling merebut keunggulan dan inisiatif sejak awal permainan. PSG.LGD berhasil menjebol base OG dengan mengambil dua lane. Tapi lewat beberapa play gemilang menggunakan buyback dan Relocate dari Io, OG berhasil membalikkan keadaan dan mengklaim Mega Creeps.

Berada di bawah tekanan, PSG.LGD mendapatkan kesempatan untuk keluar dari base dan memaksakan satu team fight untuk membalikkan keadaan. Dalam team fight tersebut, PSG.LGD berhasil mendapatkan trade tiga kill untuk satu, dan nyaris membunuh Phantom Lancer yang merupakan penentu kemenangan untuk OG. Tapi sebuah Berserker’s Call dari Ceb yang menggunakan Axe membalikkan keadaan, membungkam kesempatan PSG.LGD untuk comeback.

Tidak lagi mendapatkan kesempatan untuk keluar dari base, PSG.LGD harus mengakui kekalahan atas OG di game empat. Setelah itu OG juga memenangkan game lima dan keluar sebagai juara The International 2018.

The Mega-Creep Comeback

Comeback Mega Creeps bukanlah hal yang mudah, terutama di turnamen sebesar The International. Sepanjang sejarah turnamen ini, belum ada tim yang pernah melakukannya, sampai akhirnya Evil Geniuses mematahkannya di The International 2016.

Dalam ronde kedua upper bracket, Evil Geniuses harus berhadapan dengan EHOME, tim yang saat itu adalah salah satu yang terkuat dari China. Kekuatan tersebut sepertinya terbukti ketika mereka berhasil mendominasi game pertama. Sepanjang permainan, EHOME selalu unggul hingga akhirnya mengklaim Mega Creeps atas Evil Geniuses. Dalam kondisi tersebut, EHOME harusnya bisa memenangkan game pertama.

Tapi Evil Geniuses berkata lain. Dengan tiga Dagon plus Ethereal Blade, EHOME sering dikejutkan dengan burst damage yang terlalu besar. Berhasil menahan push dari EHOME, Evil Geniuses kemudian berusaha melakukan all-out push di mid.

Dengan beberapa pemain yang masih mati dan tanpa ability penting, EHOME kewalahan dan tidak bisa berbuat banyak. Evil Geniuses berhasil menjadi tim pertama yang berhasil comeback dari Mega Creeps. Tidak cuma itu, comeback tersebut juga sepertinya mematahkan kepercayaan diri EHOME. Mereka kalah 0-2 dari Evil Geniuses dan langsung gugur setelah kalah 0-2 dari Digital Chaos di lower bracket.

6 Million Dollar Slam

Satu lagi momen dari Evil Geniuses, kali ini di The International 2015. Setelah turun ke lower bracket akibat kekalahan dari CDEC, Evil Geniuses kembali menantang tim China tersebut di babak final.

Jika sebelumnya Evil Geniuses kebingungan menghadapi CDEC, di babak final mereka jauh lebih siap. Ini dibuktikan dengan keunggulan 2-1 dan hanya perlu satu game lagi untuk keluar sebagai juara.

Game keempat juga sepertinya akan jadi milik Evil Geniuses yang sudah unggul sepanjang permainan. CDEC kemudian berusaha mengulur pertandingan, salah satu caranya adalah dengan mengklaim Roshan. Sayangnya upaya tersebut sudah diprediksi oleh Evil Geniuses. Dengan kombinasi Ice Vortex dan Ice Blast dari Ancient Apparition plus Echo Slam dari Earthshaker, Evil Geniuses dengan cepat mematahkan upaya tersebut, menghabisi empat pemain CDEC dalam sekejap.

Sejak momen tersebut, CDEC makin tertinggal dan terus ditekan hingga akhirnya harus mengaku kalah. Evil Geniuses keluar sebagai juara The International 2015, pertama dan sejauh ini satu-satunya tim Amerika yang bisa menuai prestasi tersebut.

The Play

Tidak lengkap rasanya membahas momen The International jika kita tidak membahas The Play dari The International 2012. Hingga hari ini, tidak banyak team fight counterplay yang lebih signifikan dari momen ini.

The Play terjadi di pertandingan antara Na’Vi berhadapan dengan Invictus Gaming ronde kedua upper bracket. Tertinggal 0-1, Na’Vi harus menghadapi Naga Siren, Puck, Tidehunter, Lina, dan Dark Seer yang jelas punya potensi team fight yang mengerikan.

Invictus Gaming berusaha memanfaatkan kombinasi spell hero mereka. Rencananya sederhana, yaitu inisiasi dengan Song of The Siren, kemudian gunakan Vacuum plus Ravage. Dari situ IG harusnya bisa melakukan follow-up dengan bebas untuk menghabisi Na’Vi.

Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Dengan reaksi yang cepat, Na’Vi justru membalikkan keadaan dengan Blackhole dari Enigma plus Ravage yang tercuri. Na’Vi mendapatkan team wipe dan memenangkan game tersebut.