Mengapa Shrine Layak Dihapus Dari Map Dota 2
Selama lebih dari 10 tahun terakhir, map Dota 2 sudah mengalami banyak perubahan. Posisi Roshan sudah berubah paling tidak tiga kali, creep hutan berubah baik dari segi jumlah maupun posisi, dan bangunan serta elemen seperti Rune di map juga datang dan pergi. Ada beberapa perubahan yang disukai, ada juga yang sangat dibenci.
Dari banyak perubahan yang dibenci para pemain, Shrine adalah salah satu yang paling dibenci. Bangunan kecil ini secara drastis mengubah dinamika permainan ke arah yang cukup negatif, dan melahirkan beberapa momen penting sepanjang sejarah esports Dota 2.
Fountain Kecil yang Tersebar Di Berbagai Tempat
Shrine adalah sebuah bangunan kecil berbentuk sumur atau Fountain mungil. Meskipun posisinya sempat beberapa kali berubah, setiap tim selalu punya dua Shrine di kedua sisi hutan, dan tiga lagi di dalam base, masing-masing di dekat tower tier 3. Layaknya bangunan pada umumnya, Shrine bisa dihancurkan dengan syarat tertentu, serta bisa jadi tempat untuk melakukan teleport.
Satu alasan mengapa Shrine sangat dibenci adalah efeknya. Ketika berdiri di dekatnya, Shrine ini bisa diaktifkan. Saat aktif, Shrine ini akan mengeluarkan aura regenerasi yang sangat kuat selama lima detik. Versi terakhir Shrine bisa memberikan heal sebesar 495+11 persen HP maksimal serta 275+11 persen mana maksimal masing-masing karakter yang berdiri di sekitarnya. Setelah diaktifkan, efek Shrine ini akan masuk ke cooldown yang cukup lama.
Singkatnya, Shrine adalah sebuah Fountain mungil yang terletak di luar markasmu. Itu jugalah yang membuat Shrine sangat dibenci.
Shrine Membuat High Ground Sulit Ditembus
Karena efeknya sangat kuat, kehadiran Shrine tentu memberikan dampak yang signifikan ke permainan. Karena posisinya cukup dekat dengan mid lane, Shrine sering digunakan untuk memenangkan duel di mid terutama di early game.
Tapi kekuatan Shrine yang membuatnya layak dihapus baru terlihat di mid dan late game. Karena memberikan heal yang sangat tinggi, Shrine bisa jadi faktor penentu yang membalikkan keadaan di team fight.
Salah satu contoh terbaik untuk ini adalah di game keempat final The International 2018 antara PSG.LGD menghadapi OG. Saat itu, PSG.LGD unggul cukup jauh dan sedang berusaha menembus base OG. Mereka berhasil membuat Phantom Lancer yang dimainkan oleh Ana sekarat, dan ia tidak punya buyback. Ana kemudian lari ke hutan, dan di sana ia disambut oleh Jerax yang memainkan Io tepat di samping Shrine. Jerax melakukan Tether ke Ana dan mengaktifkan Shrine tersebut. Dalam sekejap, Ana dan Phantom Lancer-nya langsung punya HP penuh dan mulai membalikkan keadaan.
Contoh itu terjadi ketika Shrine di dalam base dihapus. Ketika tiga Shrine di base masih ada, menembus markas musuh adalah sebuah cobaan yang sangat berat karena layanmu sangat sulit ditumbangkan. Jika kamu tidak punya burst damage yang cukup, lawanmu akan dengan mudah mengaktifkan Shrine dan tidak bergeming. Lalu karena kamu sudah menguras mana dan cooldown, kamu mungkin dipaksa mundur.
Karena kekuatannya dianggap tidak memberikan efek yang positif ke dalam permainan, Shrine akhirnya dihapus setelah The International 2018 dan hari ini diganti menjadi bangunan baru bernama Outpost. Jika dilihat kembali, saya rasa ini memang keputusan yang tepat dari Valve dan IceFrog.