Gantikan Koma, Krylat Resmi Masuk Virtus.pro
Player Dota 2, Alexander “krylat” Krylatov, bergabung dengan Virtus.pro sebagai carry baru. Dia akan menggantikan Kamil “Koma`” Biktimirov yang belum lama ini terkena ban secara permanen oleh Valve dan PGL karena account sharing dan berpura-pura menjadi anggota tim lain selama pertandingan resmi.
Krylat datang ke VP dari Team Empire Hope. Sebelumnya, dia pernah tampil bersama PuckChamp dari Januari 2021 hingga Juli 2022. Sebagai Kepala Departemen Dota 2 di Virtus.pro, Alexander “StrangeR” Solomonov, membuat sebuah statement mengenai bergabungnya Krylat.
“Situasi ini mengejutkan kami dan benar-benar membuat stres tim. Namun, kami tidak membuang-buang waktu dan mulai menguji kandidat pengganti potensial lain sesegera mungkin. Hari ini krylat menjadi carry baru Virtus.pro. Kami mempertimbangkan tiga kandidat, melakukan test game dengan dua di antaranya, dan memilih Sasha. Dia merupakan player carry dengan pengalaman di divisi teratas DPC, yang juga merupakan free agent selama periode ini,” ucapnya.
“Saya tidak ragu bahwa bergabung dengan VP merupakan suatu kesempatan yang akan coba dimanfaatkan Sasha 100%. Kami masih memiliki banyak pekerjaan dan season yang harus dilakukan, yang mana persiapannya dilakukan setiap hari,” lanjutnya.
StrangeR sendiri sangat berterima kasih kepada Valve karena telah memberitahukannya terkait kasus tersebut, sehingga membuat VP dapat melakukan penggantian roster darurat. Virtus.pro sejauh ini telah mempertahankan slot di divisi DPC teratas. Pertandingan pertama turnamen tersebut akan dimulai pada 9 Januari 2023 mendatang.
Seandainya kamu belum tahu, Valve dan PGL secara permanen melakukan ban kepada 10 pro player akibat account sharing. Sejumlah besar dari mereka yang terkena hukuman tersebut terkait dengan tim asal Rusia, Luna Gaming. Setelah itu, Koma dan dua pemain lainnya mengaku bersalah. Bahkan, beberapa dari mereka meminta Valve untuk meringankan hukumannya.
Banyak sekali orang yang menyayangkan peristiwa tersebut, namun percuma, nasi sudah menjadi bubur. Semuanya telah terjadi dan waktu pun tak bisa diputar kembali. Valve memiliki kebijakannya sendiri dan mencoba untuk tetap tegas agar dapat menciptakan ekosistem esports Dota 2 yang lebih baik lagi. Menurut kamu bagaimana?