Fountain Hook, Trik “Curang” Yang Melahirkan Momen Iconic Di Dota 2 Dan Esports
Video game adalah medium hiburan di mana kamu memecahkan masalah dengan peraturan dan sistem yang sudah ditetapkan di dalamnya. Tapi yang membuat video game lebih menarik adalah sebuah masalah bisa kamu pecahkan menggunakan beberapa cara. Menariknya adalah, tidak jarang pemain bisa menemukan trik baru untuk memecahkan masalah yang sah, tapi tidak terpikir oleh developer atau pembuat game tersebut.
Fenomena ini terjadi di hampir semua game, mulai dari game single player dan apalagi game kompetitif. Karena jadi tempat untuk mengadu kemampuan, pemain di game kompetitif tentu akan menggunakan semua cara yang tersedia di dalam game untuk memenangkan pertandingan. Selama tersedia dalam permainan, cara tersebut juga biasanya dianggap sah kecuali developer game tersebut berkata lain.
Berangkat dari gagasan itu, sepanjang sejarahnya, game kompetitif punya banyak trik yang mungkin tidak diajarkan dalam game tersebut, tapi penting untuk bisa unggul di ranah kompetitif. Mekanisme seperti animation cancelling atau fuzzy tech sudah sangat sering didengar di kalangan pemain fighting game, creep stacking dan TP bottling adalah trik Dota 2 yang sebenarnya ditemukan secara tidak sengaja, dan seterusnya.
Ngomong-ngomong Dota 2, ada satu trik yang cukup kontroversial yaitu fountain hook. Satu alasan yang membuatnya kontroversial adalah, trik ini sempat digunakan oleh salah satu tim di turnamen esports terbesar Dota 2 untuk memenangkan pertandingan yang harusnya tidak bisa mereka menangkan.
Menarik Lawan Ke Base
Fountain hook adalah trik yang menggunakan kombinasi dua hero yaitu Chen dan Pudge. Triknya adalah Chen menggunakan salah satu skill-nya yaitu Test of Faith yang jika digunakan ke hero rekan, akan mengirimkan hero tersebut langsung ke base setelah beberapa detik. Skill ini digunakan ke Pudge, dan sesaat sebelum dikirimkan ke base, Pudge akan menggunakan skill andalannya, Meat Hook, ke hero lawan yang diincar.
Meat Hook adalah skill di mana Pudge akan melempar sebuah kait besar berantai. Dulu, jika mengenai lawan, Meat Hook akan menghasilkan damage dan menarik lawan tersebut ke posisi Pudge saat itu. Nah, jika Pudge mendaratkan Meat Hook ke lawan tepat sebelum dikirim ke base karena efek Test of Faith dari Chen, lawan tersebut akan ditarik ke base milik Pudge. Nah, karena base di Dota 2 akan menyerang lawan dengan serangan yang sangat cepat dan kuat, lawan yang ditarik ke sana dijamin akan mati. Apalagi Pudge sendiri punya disable yang menahan lawan di tempat selama beberapa detik.
Jika kamu merasa trik ini terdengar seperti gimmick, kamu tidak salah. Fountain hook pada dasarnya memanfaatkan interaksi antara dua hero yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak orang, apalagi digunakan di ranah kompetitif di sebuah turnamen besar. Kecuali NaVi di The International 2013 saat berhadapan dengan TongFu.
Memenangkan Partai Level Dunia Dengan Gimmick/Cheese
Bermain di game pamungkas di partai best of 3, NaVi asal Ukraina menggunakan kombinasi Chen dan Pudge. Saat itu, sang kapten Puppey dianggap sebagai pemain Chen terbaik di dunia, sementara Dendi dianggap sebagai satu-satunya pemain yang bisa membuat Pudge efektif di level kompetitif. Saat itu mereka juga percaya diri bahwa kombinasi dua hero ini akan membantu mereka memenangkan game tersebut.
Sayangnya rencana mereka ternyata tidak berjalan sesuai keinginan. TongFu asal China unggul atas NaVi dan selama tidak melakukan kesalahan fatal sepertinya akan memenangkan pertandingan. Dendi yang menggunakan Pudge kemudian menyarankan untuk menggunakan trik fountain hook untuk mendapatkan peluang membalikkan keadaan.
Puppey dan Dendi sepakat melakukan trik tersebut dan mengeksekusinya dengan sangat baik. Berkali-kali NaVi berhasil menarik hero-hero penting TongFu menggunakan fountain hook dan memperlambat progres serta merusak ekonomi TongFu. Perlahan, NaVi kemudian membalikkan keadaan dan akhirnya memenangkan permainan, semuanya berkat beberapa fountain hook yang krusial.
Eksploitasi? Broken? Tidak Balance?
Dota 2 adalah game yang dikenal punya banyak mekanisme yang di atas kertas terlihat broken atau terlalu kuat. Karena alasan itu jugalah, segala sesuatu yang ada di permainan dianggap sah, termasuk mengeksploitasi trik seperti fountain hook. Toh jika dianggap tidak sah, cara kerja skill Pudge dan Chen harusnya sudah diubah sejak lama oleh IceFrog selaku developer Dota 2 agar fountain hook tidak dieksploitasi.
Selain itu meskipun termasuk sebagai gimmick dan eksploitasi, fountain hook tetap perlu koordinasi dan timing yang presisi. Ini belum mempertimbangkan syarat utamanya yaitu sang pemain Pudge harus bisa mendaratkan Hook ke hero yang diinginkan. Untungnya, dibantu dengan pemain TongFu yang tidak hati-hati, Dendi bisa melakukan keduanya dengan gemilang. Jika tidak, Pudge yang dikenal sebagai hero yang buruk di level kompetitif bahkan hingga hari ini akan jadi tidak berguna sepanjang permainan.
Tentu saja akan ada pemain yang tidak setuju dan menganggap bahwa menang karena mengeksploitasi fitur atau mekanisme yang ada di permainan tidak adil. Banyak yang menganggap bahwa fountain hook adalah glitch atau bug yang harusnya tidak ada dan/atau tidak digunakan, dan siapapun yang menggunakannya dianggap curang.
Menjawab apakah fountain hook adil atau curang akan jadi perdebatan yang tidak ada habisnya. Tapi terlepas dari itu, fakta bahwa mekanisme tersebut ada tetap tidak berubah, dan NaVi menggunakannya dengan baik untuk memenangkan pertandingan.
Tidak lama setelah The International 2013, IceFrog langsung mengubah mekanisme Meat Hook Pudge. Sekarang, lawan yang terkena Hook akan ditarik ke posisi di mana Pudge melemparkan Hook tersebut, bukan lagi ke posisi Pudge saat itu. Melalui satu perubahan itu, trik fountain hook hilang begitu saja, tapi tidak tanpa momen iconic yang dikenang oleh banyak penggemar Dota 2.
Fountain hook adalah mekanisme Dota 2 yang lahir secara tidak sengaja, tapi jelas bukan satu-satunya. Hingga hari ini, Dota 2 punya banyak mekanisme yang lahir secara tidak sengaja dan kemudian jadi standar di banyak level permainan. Tapi ini tidak hanya terjadi di Dota 2 saja. Mekanisme dan teknik yang tidak sengaja lahir di semua game dan kemudian menjadi standar untuk game tersebut, melahirkan scene esports yang lebih kompetitif, trik yang seru, hingga speedrun yang lebih cepat.