CS:GO

5 Pemain Esports Wanita yang Aktif dan Berprestasi Internasional

Gamer wanita adalah sesuatu yang langka dan sulit ditemui, apalagi yang bermain di level kompetitif. Alasannya beragam, mulai dari perbedaan skill yang terlalu jauh, sulitnya mengambil komitmen, sampai takut mendapat perlakuan yang tidak semena-mena dari komunitas gamer yang mayoritas diisi oleh kaum pria.

Namun bukan berarti di luar sana tidak ada pemain esports wanita yang bermain secara kompetitif di level yang tinggi. Di luar sana masih ada beberapa pemain esports wanita yang sukses menuai prestasi dan/atau aktif berkompetisi di berbagai turnamen internasional. Beberapa di antaranya malah sering bertanding di turnamen yang diikuti oleh mayoritas pria.

Sebelum kita membahas pemain-pemain tersebut, ada beberapa ketentuan yang harus kamu ketahui dalam daftar ini. Pertama, “wanita” di sini berarti wanita tulen, bukan transgender atau semacamnya. Kedua, pemain-pemain ini dimasukkan berdasarkan prestasi dan/atau keaktifan mereka mengikuti turnamen di cabang esports yang mereka mainkan hingga hari ini, bukan seberapa populer mereka di Twitch atau platform internet lainnya. Terakhir, khusus CS:GO, kami hanya memasukkan nama yang iconic saja. Jika tidak, maka daftar ini akan berisi 10 hingga 15 pemain CS:GO wanita.

Baca juga: Menyibak hitam putih female gamers di ranah esports Indonesia

1. Julia “JuliAno” Kiran (CS:GO)

pemain-esports-wanita-berprestasi-juliano

Hingga hari ini, pemain kompetitif serta turnamen CS:GO wanita yang besar hanya bisa ditemukan di turnamen yang bersifat gender exclusive. Masuk akal memang, karena ada beberapa faktor yang membuat pemain pria lebih unggul daripada pemain wanita, terutama di level kompetitif.

Namun bukan berarti kamu bisa menganggap remeh pemain CS:GO wanita yang ada di level kompetitif atau profesional. Dari segelintir pemain wanita yang bermain di level internasional, salah satu yang paling sering disorot adalah Juliano dari Swedia.

Sering disebut sebagai pemain CS:GO wanita terbaik saat ini, Juliano sudah mulai bermain Counter-Strike sejak versi 1.6. Kiprahnya di level kompetitif mulai terlihat sejak tahun 2013, di mana ia berhasil menjuarai ESWC 2013 cabang CS:GO wanita bersama tim Druidz.

Sepanjang karirnya, ia beberapa kali berpindah tim. Namun apapun timnya, ia sering keluar sebagai juara di turnamen-turnamen khusus wanita bertaraf internasional. Beberapa di antaranya adalah Intel Challenge Katowice 2016 dan 2017, serta Copenhagen Games 2016 dan 2017. Semuanya diperoleh ketika bermain untuk We Run This Place yang Kemudian diakuisisi oleh Team Secret. Di luar itu, ia dan timnya juga sering mengikuti berbagai kualifikasi turnamen besar yang juga diikuti oleh tim pria, namun belum pernah berhasil lolos ke babak utama.

2. Li “Liooon” Xiaomeng (Hearthstone)

pemain-esports-wanita-berprestasi-liooon

Hearthstone adalah salah satu cabang esports dengan populasi pemain wanita yang paling banyak. Tidak heran mengingat game ini menekankan kemampuan meramu strategi dan berpikir ketimbang eksekusi dan reaksi super cepat. Tapi meskipun begitu, masih jarang ada pemain wanita yang bisa berkancah di turnamen skala internasional apalagi keluar sebagai juara sampai akhirnya Liooon dari China hadir.

Tidak hanya bertanding di turnamen dunia yaitu Hearthstone World Championship bulan November 2019 lalu, ia juga keluar sebagai juara dunia. Ia sekaligus menorehkan sejarah sebagai juara dunia wanita pertama di Hearthstone, dan satu dari sedikit juara dunia wanita di esports.

Perjuangannya juga tentu tidak berat, mengingat di China, Hearthstone punya sirkuit kompetitifnya sendiri yang jauh lebih panjang dan rumit daripada di benua lain. Artinya Liooon sendiri berhasil mengungguli ribuan pemain Hearthstone lain di China sebelum terbang ke World Championship dan keluar sebagai juara. Semuanya sambil mendengarkan banyak cemoohan orang yang meragukan kemampuannya hanya karena ia adalah seorang wanita.

3. Se-Yeon “Geguri” Kim (Overwatch)

pemain-esports-wanita-berprestasi-geguri

Geguri adalah pemain Overwatch yang sering bermain sebagai tank. Meskipun mulai bermain kompetitif dari usia yang sangat muda yaitu 17 tahun, ia langsung membuat banyak orang kagum berkat permainannya yang gemilang di scene Korea Selatan. Ini membuat salah satu tim Overwatch League, Shanghai Dragons, memutuskan untuk merekrutnya di tahun 2018. Ia otomatis menorehkan sejarah sebagai pemain wanita pertama yang bermain di liga tertinggi Overwatch tersebut.

Menariknya, sebelum direkrut Shanghai Dragons, banyak yang meragukan kemampuannya. Ia bahkan dituduh menggunakan aimbot karena bermain sangat luar biasa dengan hero andalannya, Zarya. Tidak gentar, ia kemudian membuktikan kemampuannya di depan penuduh tersebut dan memang terbukti sangat ahli dalam menggunakan Zarya. Para penuduh tersebut memenuhi janji mereka, yaitu berhenti bermain Overwatch secara profesional.

Perjuangan Geguri di Shanghai Dragons jauh dari mudah. Tim tersebut memegang rekor tim yang tidak pernah menang sekalipun dalam total 40 partai Overwatch League yang mereka lakoni. Barulah di musim berikutnya tim ini berhasil menorehkan hasil positif bahkan memenangkan satu fase di musim 2019. Tentu saja dalam masa tersebut Geguri selalu bermain di Shanghai Dragons bahkan hingga sekarang.

4. Jeannail “Cuddle_Core” Carter (Tekken 7)

Tekken 7 selalu punya pemain wanita yang cukup aktif dalam turnamen dan punya kemampuan yang mumpuni. Tapi dari banyak pemain wanita yang saat ini masih aktif, tidak banyak yang punya pencapaian sejauh Cuddle_Core.

Ia adalah pemain asal Amerika yang cukup aktif mengikuti turnamen. Tidak cuma itu, ia juga berkali-kali mampu lolos ke babak delapan besar bahkan empat besar turnamen. Ia bahkan sempat hampir lolos jadi salah satu peserta Tekken World Tour Finals 2018. Sayangnya ia harus kandas di Last Chance Qualifier di tangan pemain Korea Selatan, DimeBack.

Hingga hari ini Cuddle_Core tetap aktif mengikuti berbagai turnamen dan tetap konsisten finis paling tidak di babak 16 besar.

5. Yuyu (Tekken 7)

Satu lagi pemain esports wanita yang cukup aktif mengikuti turnamen besar di scene Tekken 7 adalah Yuyu dari Jepang. Ia adalah salah satu peserta Last Chance Qualifier untuk Tekken World Tour 2019. Sayangnya ia tidak bisa mendapatkan hasil yang memuaskan dan finis di 32 besar.

Karena lebih aktif di Asia, rekor turnamen Yuyu sedikit lebih sulit dilacak dan harus diakui di Jepang dan Korea saja ia harus menghadapi banyak lawan yang berat. Tapi sesekali kamu akan menemukannya di turnamen internasional dan finis cukup jauh.