Berita

Unity Diduga Paksa Facepunch Studios Keluarkan Biaya US$500.000 Pertahun

Facepunch Studios, pengembang dari game Rust, baru-baru ini mengungkapkan bahwa mereka dipaksa untuk mengeluarkan biaya tahunan minimum sebesar US$500.000 demi tetap menggunakan layanan dari engine game tertentu — yang diduga kuat adalah Unity. CEO Facepunch, Garry Newman, mengutarakan kekecewaannya terkait kebijakan baru ini yang membuat studionya berada dalam posisi terjepit.

Keputusan Kontroversial Unity

Di dunia pengembangan game, Unity telah menjadi engine yang banyak diandalkan untuk game lintas platform, termasuk Rust. Namun, kebijakan baru yang dikenakan kepada pengembang game menciptakan beban finansial yang signifikan. Menurut Newman, meskipun Unity belum merilis kebijakan ini secara resmi, dia merasa studionya seperti “dihukum” karena kesuksesan game yang mereka buat.

Melalui pernyataan di akun Twitter pribadinya, Newman mengisyaratkan bahwa keputusan dari perusahaan engine game itu membuatnya harus menghitung ulang biaya operasional yang besar. Hal ini bukanlah pertama kalinya Unity menghadapi kritik akibat kebijakan yang dinilai memberatkan. Sebelumnya, Unity sempat menuai kontroversi lewat kebijakan runtime fee yang mematok biaya berdasarkan jumlah unduhan game. Kebijakan tersebut menciptakan keresahan di kalangan pengembang game, termasuk Facepunch Studios.

Biaya Besar untuk Penggunaan Engine Game Unity

facepunch studios

Rust, sebagai salah satu game paling sukses dari Facepunch Studios, telah melibatkan Unity sejak awal pengembangannya. Namun, dengan adanya kebijakan baru ini, Facepunch kini harus menghadapi kenyataan bahwa mempertahankan game mereka pada Unity berarti menambah beban pengeluaran yang tidak sedikit. Biaya tahunan US$500.000 ini diyakini akan menjadi problem finansial yang berat.

Banyak yang mempertanyakan mengapa Unity seakan mempersulit developer besar yang sudah memberi kontribusi pada ekosistem Unity. Keputusan Unity untuk tetap memberlakukan kebijakan ini hanya memperparah persepsi negatif di mata pengembang, meskipun sebelumnya mereka sempat menghapus biaya runtime fee setelah mendapat kritik besar-besaran. Namun, kebijakan baru yang diungkapkan oleh Newman mengindikasikan bahwa Unity belum sepenuhnya meninggalkan praktik yang membebani developer.

Riwayat Facepunch dengan Engine Game Lain

facepunch studios

Menariknya, Garry’s Mod, game pertama Facepunch yang juga mendapat popularitas tinggi, dikembangkan dengan Source Engine milik Valve. Sehingga sangat kecil kemungkinannya sebagai pihak yang diisyaratkan Newman dalam pernyataannya. Sebagai engine game milik Valve, Source Engine tidak mengenakan kebijakan serupa yang memberatkan developer dengan biaya berbasis unduhan atau beban layanan tahunan yang besar.

Dengan begitu, Facepunch bisa saja mempertimbangkan untuk berpindah dari Unity ke engine lain jika biaya dari Unity dianggap tidak masuk akal dalam jangka panjang. Namun, perpindahan engine bukanlah sesuatu yang mudah, terutama untuk game sebesar Rust yang sudah dibangun dan dirancang dengan Unity sejak awal. Langkah ini bisa memakan biaya dan waktu yang besar, sehingga Facepunch berada dalam dilema.

Facepunch Studios bukan satu-satunya pengembang yang terimbas kebijakan baru Unity. Banyak studio kecil dan menengah, yang mengandalkan Unity sebagai engine utama, juga merasa terbebani oleh kebijakan semacam ini.

Bagi banyak pengembang game indie, biaya tahunan yang tinggi bisa menjadi ancaman keberlangsungan proyek mereka. Unity, yang dahulu dikenal sebagai engine yang ramah untuk pengembang indie, kini dianggap menjadi kurang bersahabat dengan keputusan-keputusan yang memberatkan secara finansial.