Ternyata Inilah Alasan Mengapa PS Vita Gagal di Pasaran!
PlayStation Vita (PS Vita) pernah menjadi salah satu konsol handheld yang paling dinantikan pada masanya. Dibekali dengan teknologi canggih, perangkat ini diharapkan mampu melanjutkan kesuksesan dari PlayStation Portable (PSP).
Namun, kenyataan berkata lain. PlayStation Vita gagal memenuhi ekspektasi pasar dan hanya mampu mencatat penjualan yang jauh dari kata memuaskan. Lalu, apa saja alasan di balik kegagalan tersebut? Berikut ulasan lengkap berdasarkan penjelasan Shuhei Yoshida, selaku mantan presiden Sony Interactive Entertainment.
Penjualan yang Jauh di Bawah Ekspektasi
Ketika PSP berhasil terjual hingga puluhan juta unit di seluruh dunia, PlayStation Vita tidak mampu mendekati angka tersebut. Sepanjang masa hidupnya, konsol ini hanya berhasil mencatat penjualan kurang dari 15 juta unit. Angka ini tentu menjadi pukulan berat bagi Sony, mengingat mereka sudah menginvestasikan banyak waktu dan sumber daya untuk mengembangkan perangkatnya.
Masalah pada PlayStation Vita
Salah satu keluhan terbesar dari para pengguna PlayStation Vita adalah penggunaan memory card proprietary. Alih-alih menggunakan kartu memori standar seperti SD Card, Sony memutuskan untuk mengembangkan teknologi eksklusif mereka sendiri. Hal ini memaksa para pelanggannya untuk membeli memory card khusus yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan kartu memori konvensional.
PS Vita hadir dengan fitur touchpad di bagian belakang yang awalnya dirancang untuk memberikan experience yang lebih interaktif. Akan tetapi, fitur ini justru dianggap tidak terlalu signifikan oleh banyak orang. Banyak game tidak memanfaatkan touchpad secara maksimal, sehingga keberadaannya hanya menjadi tambahan yang terasa sia-sia. Jika fitur ini dihilangkan, harga PS Vita mungkin bisa jauh lebih terjangkau.
Fitur yang Dihilangkan
Pada tahap pengembangan awal, PS Vita direncanakan memiliki fitur video-out yang memungkinkan perangkat ini terhubung ke layar eksternal. Sayangnya, fiturnya dihapus dari versi komersial guna menekan biaya produksi. Menurut Yoshida, apa yang dilakukan ini sebenarnya merugikan karena fitur video-out bisa meningkatkan daya tarik konsol tersebut, terutama bagi mereka yang ingin merasakan sensasi bermain game di layar yang lebih besar.
Keterbatasan Sumber Daya Sony
Pada saat PS Vita diluncurkan, Sony juga sedang mengelola beberapa produk besar lainnya, yaitu PlayStation 3 (PS3) dan PlayStation 4 (PS4). Dengan sumber daya yang terbatas, Sony harus memprioritaskan pengembangan dan pemasaran PS4 yang baru dirilis. Akibatnya, PS Vita tidak mendapatkan perhatian yang cukup, baik dari segi promosi maupun pengembangan game eksklusifnya.
Dengan berbagai keterbatasan yang ada, Sony akhirnya memutuskan untuk menghentikan dukungan terhadap PS Vita. Fokus perusahaan dialihkan sepenuhnya ke PS4, yang terbukti menjadi salah satu konsol paling sukses di sepanjang sejarah industri game. Meskipun keputusan ini logis dari perspektif bisnis, namun hal ini juga menjadi akhir dari perjalanan PS Vita di pasar gaming.
Apakah Sony Akan Kembali ke Pasar Handheld?
Saat ini, muncul rumor bahwa Sony sedang mengembangkan perangkat handheld baru yang dirancang untuk memainkan game PS5. Meski belum ada konfirmasi resmi, banyak yang berharap Sony dapat belajar dari kegagalan PS Vita dan mampu menghadirkan produk yang lebih kompetitif di masa mendatang. Meski begitu, trauma kegagalan PS Vita tampaknya masih menjadi pertimbangan besar bagi perusahaan.