Berita

Setelah 12 Tahun, Star Citizen Resmi Masuk Fase Alpha 4.0!

Setelah lebih dari satu dekade pengembangan, Star Citizen akhirnya masuki fase Alpha 4.0. Game yang digadang-gadang sebagai salah satu proyek paling ambisius dalam sejarah industri gaming ini masih jauh dari kata selesai. Meski begitu, hype di kalangan gamer masih tetap eksis, diiringi dengan sejumlah kontroversi yang terus membayangi perjalanan panjangnya.

Ambisi Besar yang Menguras Waktu

star citizen

Diluncurkan pertama kali melalui kampanye crowdfunding pada tahun 2012, Star Citizen menjanjikan gameplay luar biasa dengan dunia virtual tanpa batas yang detail dan realistis. Namun, perjalanan menuju impian tersebut tidaklah mudah. Selama 12 tahun terakhir, pengembangan game ini kerap diwarnai kendala teknis, perubahan prioritas, dan ekspektasi yang terus membengkak.

Kini dengan masuknya ke tahap Alpha 4.0, kita disuguhkan peningkatan seperti teknologi server meshing yang memungkinkan dunia game semakin luas dan imersif. Meski demikian, belum ada kepastian kapan versi komersialnya akan dirilis.

Proyek Game Termahal

Salah satu hal yang membuat Star Citizen menonjol adalah jumlah dana yang berhasil dikumpulkan dari komunitasnya. Hingga kini, game tersebut telah meraup lebih dari US$770,5 juta atau sekitar Rp12,4 triliun dari 5,5 juta backer. Ini menjadikannya proyek game dengan pendanaan terbesar ketiga di dunia, hanya kalah dari Genshin Impact dan GTA 6.

Namun, angka fantastis ini juga menimbulkan pertanyaan besar. Bagaimana dana sebesar itu dihabiskan tanpa menghasilkan game yang siap dirilis? Bahkan jika dibandingkan dengan Cyberpunk 2077, yang membutuhkan hampir US$500 juta untuk pengembangannya, durasi dan efisiensi pengelolaan proyek ini pun menjadi sorotan tajam.

Monetisasi yang Mengundang Kontroversi

Salah satu aspek paling kontroversial dari Star Citizen adalah model monetisasinya. Game ini menawarkan pesawat-pesawat virtual dengan harga mencapai ribuan dolar, bahkan beberapa paket membership dijual hingga puluhan ribu dollar. Kebijakan tersebut dianggap terlalu eksklusif serta membatasi akses gamer dengan anggaran terbatas, yang mana mengundang kritik keras dari komunitas.

Di tengah pengembangan Star Citizen, Cloud Imperium Games juga menggarap proyek lain berjudul Squadron 42, sebuah game stand-alone yang menggunakan elemen dari Star Citizen. Direncanakan rilis pada 2026, proyek ini menjadi topik diskusi karena dianggap malah memperpanjang durasi pengembangan game utamanya.

Chris Roberts, sebagai kepala developer, berulang kali menegaskan bahwa kedua proyek ini berjalan paralel tanpa mengurangi fokus pada Star Citizen. Namun, kritik tetap bermunculan, terutama dari mereka yang merasa dana backer seharusnya lebih difokuskan pada game utama.

Masa Depan yang Masih Abu-Abu

star citizen

Para backer berharap game ini mampu menyajikan sesuatu yang luar biasa dengan kualitas mantab, namun tidak sedikit juga yang merasa kecewa karena pengembangannya seolah tak berujung. Hingga kini, belum ada kepastian apakah game ini akan benar-benar dirilis pada 2025 seperti yang diharapkan, atau justru terus melangkah tanpa akhir jelas.

Meski begitu, Cloud Imperium Games terus menggalang dana, bahkan berpotensi mencapai angka US$1 miliar dalam beberapa tahun ke depan.