Berita

Saham EA Turun Hingga Menyentuh Angka 17%, Mari Kita Bahas!

Electronic Arts (EA), salah satu raksasa di industri game, baru-baru ini mengalami penurunan nilai saham yang cukup besar. Saham perusahaan ini merosot hingga 17 persen, dan tercatat bahwa ini merupakan penurunan terbesar sejak 2008. Situasi ini mengundang banyak perhatian, terutama karena dipicu oleh kinerja penjualan dua game unggulan mereka yang jauh dari ekspektasi.

Penjualan yang Mengecewakan

saham ea

Penurunan saham EA ini sebagian besar disebabkan oleh performa penjualan dua judul besar mereka, yakni Dragon Age: The Veilguard dan EA Sports FC 2025. Keduanya gagal mencapai target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga menimbulkan reaksi negatif dari para investor.

Dragon Age: The Veilguard, misalnya, hanya mampu menjual 1,5 juta unit. Angka ini jauh di bawah proyeksi awal yang memperkirakan penjualannya bakal menyentuh lebih dari 3 juta unit. Sebagai perbandingan, seri sebelumnya, Dragon Age: Inquisition, berhasil mencatatkan penjualan hingga 12 juta unit, sementara Anthem, meskipun dianggap gagal, mampu menjual 2 juta unit hanya di minggu pertama peluncurannya.

Sementara itu, EA Sports FC 2025 yang dirilis untuk menggantikan seri FIFA juga tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Penjualan pada kuartal Desember — periode yang biasanya menjadi momen puncak bagi game sport — ternyata sama-sama lesu. Bahkan, tren pertumbuhan dua digit yang terjadi selama dua tahun terakhir kini harus terhenti.

Pada konteks finansial, EA kehilangan sekitar US$6 miliar dari nilai pasar hanya dalam waktu singkat. Harga saham EA kini berada di titik terendah dalam 12 bulan terakhir. Bagi sebuah perusahaan sebesar EA, ini jelas merupakan pukulan berat.

Namun, beberapa pihak menilai situasi ini sebagai “peringatan” bagi EA untuk melakukan evaluasi lebih intens terhadap strategi pemasaran dan pengembangan produknya. Mengandalkan franchise lama tanpa mengimplementasikan sesuatu yang signifikan ternyata tidak cukup untuk memenuhi ekspektasi pasar.

Rencana Pemulihan

saham ea

Sejauh ini, EA belum memberikan detail konkret tentang langkah-langkah yang akan diambil untuk memulihkan nilai saham mereka. Namun, kabarnya mereka tengah menyusun strategi jangka panjang. Proyek-proyek baru seperti Battlefield 2025 dan seri terbaru Mass Effect diharapkan dapat menjadi titik balik bagi EA.

Informasi lebih lanjut mengenai Battlefield 2025 digadang-gadang bakal diumumkan pada awal tahun 2025. Sejumlah pihak mengharapkan game tersebut mampu mengembalikan reputasi EA sebagai salah satu pengembang raksasa di industri. Di sisi lain, Mass Effect juga dianggap sebagai salah satu franchise yang bisa menarik kembali perhatian gamer.

Meski situasi saat ini tampak suram, beberapa analis tetap optimis terhadap masa depan EA. Wedbush, salah satu firma riset terkemuka, memprediksi bahwa sang perusahaan akan kembali bangkit di tahun fiskal 2026 dan 2027. Selain itu, EA juga didorong untuk lebih adaptif terhadap tren industri, seperti eksplorasi teknologi cloud gaming dan meningkatkan experience pengguna melalui pembaruan yang lebih konsisten. Hal-hal yang disebutkan tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi EA di pasar global.

Penurunan saham EA hingga 17 persen jelas merupakan peringatan besar bagi perusahaan. Kinerja penjualan yang mengecewakan menunjukkan bahwa pasar tidak lagi puas dengan sekadar “nama besar”. EA perlu merancang strategi paling jitu guna menjaga relevansi mereka di industri game.

Dengan beberapa proyek potensial yang sedang dalam pengembangan, rasa optimisme memang masih ada. Akan tetapi, keberhasilan EA di masa depan bakal sangat bergantung pada bagaimana mereka merespons masalah saat ini. Untuk kita, para gamer, kita lihat saja bagaimana EA bakal melangkah ke depan. Apakah mereka bisa bangkit dari keterpurukan, atau justru malah sebaliknya?

Sumber: Gamebrott