Penjualan Dragon Age The Veilguard Sangat Rendah di Eropa!
Dragon Age The Veilguard tampaknya kesulitan menembus pasar Eropa di tahun 2024. Berdasarkan laporan dari GamesIndustry.biz, penjualan game ini hanya mampu menempati posisi ke-68 dalam daftar game terlaris di Eropa. Sebagai perbandingan, Star Wars Outlaws — yang juga merupakan game berbasis naratif — berada jauh di depan, yakni pada peringkat ke-45.
Kinerja Pasar
Data ini menyoroti bagaimana Dragon Age The Veilguard tidak mampu bersaing secara efektif dengan game lain di pasaran. Penurunan minat terhadap game tersebut tampaknya disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kualitas konten yang dianggap kurang memuaskan oleh penggemar lama seri ini. Bahkan, Star Wars Outlaws malah berhasil menarik perhatian “lebih banyak” pemain.
Game Terlaris di Eropa Tahun 2024
Daftar game terlaris di Eropa sepanjang tahun 2024 didominasi oleh judul-judul besar seperti:
- EA Sports FC 25
- EA Sports FC 24
- Call of Duty: Black Ops 6
- GTA V
- Hogwarts Legacy
Di luar lima besar, beberapa game lain yang cukup menonjol termasuk Helldivers 2 (#6), Dragon Ball: Sparking! ZERO (#13), dan Final Fantasy VII Rebirth (#43). Namun, baik Dragon Age The Veilguard maupun Star Wars Outlaws masih jauh dari posisi puncak.
Sejak peluncurannya, Dragon Age The Veilguard menuai banyak kontroversi, terutama dari para penggemar seri Dragon Age dari dulu. Mereka merasa bahwa kualitas game ini tidak sebanding dengan ekspektasi yang sudah dibangun dari judul-judul sebelumnya.
Di sisi lain, respons positif tetap ada, terutama dari pemain baru yang tidak memiliki keterikatan emosional dengan seri sebelumnya. Namun, jumlah ini tidak cukup untuk mendongkrak angka penjualannya.
Dragon Age The Veilguard menghadapi problem besar dalam membangun kembali reputasi franchise tersebut. Dengan performa yang jauh di bawah ekspektasi, terutama dibandingkan dengan Star Wars Outlaws, kenyataan ini tentunya sangatlah pahit.
Industri game secara global terus berevolusi, dan hanya produk dengan kualitas terbaik saja yang dapat bertahan. Apalagi first impression, seperti halnya perilisan trailer, juga sangat berpengaruh terhadap respon para gamer. Karena terkadang “kurangnya” kualitas trailer disajikan sudah cukup dijadikan patokan untuk tidak membeli gamenya. Menurut kamu?