Berita

Life is Strange: Double Exposure Alami Kerugian Besar?

Industri video game adalah dunia yang penuh dinamika—kesuksesan besar bisa datang dalam semalam, tetapi kegagalan juga bisa terjadi tanpa diduga. Salah satu game terbaru dari Square Enix, Life is Strange: Double Exposure, mengalami kenyataan pahit tersebut.

Laporan finansial terbaru Square Enix perusahaan mengungkap bahwa game Life is Strange: Double Exposure mengalami kerugian besar karena gagal mencapai target penjualan. Hal ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena franchise Life is Strange dikenal memiliki basis penggemar setia sejak debutnya pada 2015.

Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Life is Strange: Double Exposure justru berakhir dengan performa yang mengecewakan?

Life is Strange: Double Exposure Gagal Capai Target

Life is Strange Double Exposure

Menurut laporan yang dibagikan oleh analis Jepang, Hideki Yasuda, dalam sebuah forum game, Presiden Square Enix, Takashi Kiryu, telah mengungkap kondisi finansial perusahaan pada sebuah rapat terbarunya. Salah satu poin utama yang disorot adalah performa penjualan beberapa game terbaru mereka, termasuk Life is Strange: Double Exposure.

Meskipun angka penjualannya tidak disebutkan secara pasti, game ini dikonfirmasi mengalami kerugian besar karena tidak memenuhi ekspektasi perusahaan. Kabar ini menjadi pukulan keras bagi Square Enix, yang sebelumnya menaruh harapan besar pada kesuksesan sekuel dari franchise populer tersebut.

Namun, tidak semua kabar dari laporan finansial ini bernada negatif. Kerugian dari Life is Strange: Double Exposure tampaknya tertutupi oleh keberhasilan dua game lain, yaitu Dragon Quest III Remaster yang mencatatkan penjualan 2 juta unit dan Final Fantasy XVI yang mencapai angka 3,5 juta unit. Dengan performa kuat dari kedua game tersebut, Square Enix masih mampu mempertahankan stabilitas keuangan mereka, meskipun ada satu produk yang kurang sukses di pasaran.

Kritik Keras Terhadap Life is Strange: Double Exposure

Selain kegagalan di sisi penjualan, Life is Strange: Double Exposure juga menghadapi masalah besar dari pada fans. Sejak perilisannya, game ini menerima respons yang beragam, di mana ada banyak sekali kritik datang dari mereka  yang sudah nyemplung ke  seri ini sejak game pertamanya rilis pada 2015.

Salah satu keluhan terbesarnya adalah alur cerita yang ditawarkan dianggap mengecewakan. Penggemar Life is Strange terkenal sangat peduli terhadap narasi dan pengembangan karakter, namun pada Double Exposure, banyak yang merasa bahwa pendekatan cerita yang diambil tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Beberapa bahkan menyebut bahwa keputusan yang diambil pengembang telah mengabaikan sejumlah aspek yang membuat seri ini begitu dicintai sejak awal.

Tak hanya itu, eksekusi gameplay juga mendapat sorotan negatif. Beberapa mekanik baru yang diperkenalkan pada game ini tidak diterima dengan baik, bahkan player menganggapnya kurang inovatif dibandingkan pendahulunya.

Di berbagai forum game seperti ResetEra dan Reddit, diskusi mengenai kegagalan Double Exposure terus berkembang. Ada yang merasa bahwa Square Enix terlalu terburu-buru dalam merilis gamenya tanpa mendengarkan masukan dari player.

Kurangnya Pemasaran untuk Game

Life is Strange Double Exposure

Dibandingkan dengan judul sebelumnya pada franchise ini, Double Exposure tampaknya kurang mendapatkan sorotan dari segi promosi. Tidak banyak kampanye pemasaran besar atau strategi engagement yang dilakukan sebelum perilisan, sehingga hype game ini pun tidak sebesar yang diharapkan.

Tanpa strategi pemasaran yang kuat, sulit bagi game untuk menarik perhatian pemain baru ataupun menghidupkan kembali minat dari penggemar lama. Akibatnya, penjualan awal jadi kurang memuaskan dan tidak mampu mendongkrak popularitas setelah resmi diluncurkan.

Selain daripada itum waktu perilisan Life is Strange: Double Exposure juga bertepatan dengan kehadiran beberapa game besar lainnya, termasuk Final Fantasy XVI dan Dragon Quest III Remaster, yang keduanya juga merupakan bagian dari katalog Square Enix.

Dengan dua game tersebut meraih angka penjualan yang sangat baik, Double Exposure seakan tenggelam dalam arus persaingan. Para pemain yang memiliki anggaran terbatas cenderung memilih game dengan mempunyai reputasi lebih kuat, yang pada akhirnya semakin memperburuk performa penjualan Double Exposure.