BeritaVALORANT

Game Publisher Boleh Banned Pemain yang Menolak Panggilan Timnas? Ini Pandangan Irliansyah Wijanarko!

Menjelang SEA Games 2023 berlangsung, tentunya banyak persiapan yang harus dilakukan untuk meraih medali emas di ajang tersebut, tak terkecuali seluruh cabang esports. Namun, dalam proses seleksi terjadi situasi di mana sekjen dari PBESI, yaitu Frengky Ong, membuat unggahan yang membuat situasi cukup panas. Unggahan ini berisi tentang game publisher yang boleh banned pemain yang menolak panggilan timnas. Karena situasinya sudah panas, akhirnya Irliansyah Wijanarko memberi pandangannya.

Pandangan Irliansyah Wijanarko tentang penolakkan panggilan timnas

Irliansyah Wijanarko merupakan CGO dan Co-Founder dari RevivaLTV.ID dan sudah berkecimpung di esports dalam waktu yang lama. Sejak Dota 2, ia sangat aktif dan sering membangun komunitas. Irliansyah Wijanarko atau yang akrab disapa Irlie, akhirnya memberikan pandangannya terhadap pemain yang menolak panggilan untuk SEA Games 2023.

Esports itu sedikit berbeda dengan olahraga konvensional, dimana Game Publisher (GP) adalah pemilik dari IP Game tersebut. Di olahraga biasa, organisasi seperti FIFA lah yg mengatur pemainnya dan asosiasi setiap member-nya. GP ini adalah FIFA-nya game esports,” ucap Irlie.

Player menolak karena beberapa alasan. Bisa takut cidera, atau ingin fokus ke karir klub, atau semata karena gamau saja. Tentunya, ini dianggap sama negara sebagai tidak mau membela negara. Jadi player harus menanggung konsekuensinya secara pribadi. Konsekuensinya apa? Di-ban dari timnas, tidak akan dipanggil lagi ke timnas, atau sebatas sanksi sosial. Tentunya, ini hanya berlaku jika player-nya yangg menolak tanpa alasan jelas (cidera, sakit) ya,” lanjutnya.

Pandangan Irliansyah Wijanarko tentang penolakkan panggilan Timnas

“Nah, kalo di konteks ini, jika tim memperbolehkan, namun player-nya nolak, maka seharusnya PBESI tidak dapat memaksa GP untuk ban player/tim tersebut dari event resmi GP (ascension/VCT dll).”

Gue sangat tidak setuju jika turnamen GP ini dianggap tidak bergengsi, apalagi tidak dihitung sebagai bela negara. Kita yang udah lama di esports, keluar duit, keringat, tenaga, pikiran, dan buat fight bawa bendera negara kita di ajang ini setiap tahunnya. Bagi gue, ini salah satu bentuk bela negara yang setara dengan event resmi kenegaraan seperti SEA Games, IESF, maupun lainnya. PBESI juga harus memahami, bahwa tim ini sudah keluar duit yang gak sedikit, tenaga pikiran, dan banyak banget pengorbanannya untuk ada di posisi ini jauh sebelum adanya organisasi,” jelas Irlie

“Baik turney resmi GP seperti Ascension, MPL dll itu sama pentingnya dengan SEA Games dan sama-sama membela negara Indonesia di mata dunia,” tutup Irlie.

Memang pihak game publisher tidak bisa melakukan banned kepada pemain yang menolak panggilan timnas karena gelaran SEA Games sendiri tidak ada dalam roadmap Riot Games selaku pemegang dari game VALORANT. Selain itu, jika memang tim atau pemain yang dipanggil oleh PBESI menolak karena alasan jadwal yang bertabrakan dengan Ascension League, masih ada tim lain yang bisa diambil untuk membela timnas.

Dari semua tim yang berpatisipasi di VALORANT Challengers Indonesia Split 1, semuanya adalah tim kuat. Jika BOOM Esports tidak bisa memenuhi panggilan timnas, masih ada Bigetron Arctic atau Alter Ego Esports yang masih bisa dipanggil.

Terjawab sudah masalah tentang game publisher yang boleh banned pemain yang menolak panggilan timnas. Semoga masalah ini bisa cepat terselesaikan dan tim untuk VALORANT di ajang SEA Games 2023 bisa mendapatkan hasil terbaik yaitu medali emas.