CEO Take-Two Ungkap AI Belum Bisa Bikin Proses Pengembangan Game Lebih Cepat
Teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) semakin menjadi sorotan di berbagai macam bidang industri, termasuk dunia game. Namun, CEO Take-Two Interactive, Strauss Zelnick, memiliki pandangan yang tegas, yang mana AI bukanlah solusi utama untuk mempercepat pembuatan game, meskipun keberadaannya memang dapat membantu pada tugas-tugas teknis tertentu.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Zelnick menjelaskan bagaimana Take-Two — perusahaan di balik franchise besar seperti Grand Theft Auto (GTA) dan Red Dead Redemption — memanfaatkan teknologi canggih. Tetapi, ia menekankan bahwa AI tidak dapat menggantikan kreativitas manusia, yang merupakan inti dari pengembangan game berkualitas tinggi.
Menganggap AI Sebagai Alat
Menurut Zelnick, AI memang dapat mempermudah pekerjaan tertentu, seperti pengolahan data, otomatisasi animasi sederhana, atau tugas teknis lainnya. Namun, AI tidak memiliki kemampuan kreatif yang dibutuhkan untuk menciptakan cerita, karakter, atau dunia yang memikat dalam sebuah game.
Perkembangan GTA VI
Salah satu proyek terbesar Take-Two saat ini adalah Grand Theft Auto VI (GTA VI), yang dijadwalkan rilis pada musim gugur 2025. Meskipun tanggal pastinya belum diumumkan, Strauss Zelnick memastikan bahwa tim pengembang Rockstar Games — studio di balik franchise GTA — memiliki teknologi dan kemampuan yang mumpuni untuk menghadirkan gameplay terbaik.
Take-Two juga menyebut bahwa mereka optimis terhadap platform PC sebagai salah satu fokus utama peluncuran GTA VI. Pasar PC terus berkembang pesat, sehingga memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk memperluas jangkauan audiens mereka.
AI Tidak Mempercepat, Tapi Membantu Efisiensi
Meskipun Strauss Zelnick mengakui bahwa AI dapat meningkatkan efisiensi di beberapa aspek pengembangan game, tetapi ia menekankan bahwa teknologi ini tidak akan mempercepat keseluruhan proses produksi.
Untuk pekerjaan yang membutuhkan kreativitas tingkat tinggi, seperti halnya desain open world, penulisan narasi, atau pembuatan mekanik gameplay yang seru, tetap didominasi oleh kreativitas manusia.
Petinggi Take-Two percaya bahwa tim studio mereka telah membuktikan diri sebagai pionir dalam menghadirkan game dengan nilai produksi tinggi. Penggunaan teknologi, termasuk AI, tetap diarahkan guna mendukung visi kreatif tim tanpa harus mengganti tim sepenuhnya.
Sumber: CNBC