Streamer, Siap-Siap! Aturan Baru Riot Games di 2025 Bakal Ubah Cara Main Kamu!
Riot Games merilis kebijakan terbarunya yang akan diterapkan mulai dari tanggal 3 Januari 2025. Kebijakan ini secara langsung menyasar streamer yang sering menjadikan game Riot sebagai bagian utama dari konten mereka. Aturan baru tersebut dinilai cukup kontroversial, terutama karena mencakup perilaku di luar game sekalipun.
Aturan Baru Riot Games
Aturan baru ini memperluas Terms of Service (ToS) Riot Games dengan mengizinkan pemberian sanksi kepada streamer yang menunjukkan perilaku buruk, baik saat bermain maupun di luar sesi permainan, asalkan game dari Riot Games tetap menjadi bagian dari konten mereka. Ini mencakup:
- Stream sniping.
- Komentar tidak sopan.
- Perilaku buruk lain yang memperburuk citra Riot Games.
Yang menarik, bahkan jika streamer hanya menampilkan game Riot di layar latar belakang atau membahasnya dalam diskusi, aturan ini tetap berlaku.
Jenis Hukuman yang Diterapkan
Riot Games telah menyusun tiga tahap hukuman bagi pelanggar:
- Peringatan.
- Ban sementara.
- Ban permanen.
Keputusan Riot Games ini tidak datang tanpa alasan. Streamer sering kali menjadi wajah dari komunitas gaming, sekaligus influencer besar yang dapat membentuk opini publik. Oleh karena itu, perilaku negatif streamer bisa berdampak buruk pada reputasi game dan komunitasnya.
Meski memiliki tujuan yang bagus, namun penerapannya tidaklah mudah. Riot Games mengakui sulitnya memantau aktivitas semua streamer secara menyeluruh, terutama di platform media sosial yang sangat luas. Oleh karena itu, Riot akan mengandalkan laporan dari pemain lain sebagai bagian dari mekanisme pengawasan. Namun, sistem berbasis laporan ini juga memiliki risiko, seperti halnya disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Dampak untuk Streamer
Bagi para streamer, aturan ini menuntut kehati-hatian ekstra. Mereka tidak hanya perlu menjaga perilaku di dalam game tetapi juga memperhatikan bagaimana mereka berinteraksi dengan audiens di luar permainan. Jika sebelumnya streamer bebas mengekspresikan opini mereka, kini kebebasan tersebut harus berada dalam batasan etika komunitas.
Penerapan kebijakan ini pun memicu diskusi hangat di media sosial. Beberapa pemain dan streamer mendukung langkah Riot Games sebagai cara untuk mengurangi toksisitas dalam ekosistem gaming. Namun, tak sedikit pula yang menganggap kebijakan ini terlalu ketat dan berpotensi membatasi kebebasan berkreasi si streamer. Kamu bisa baca lebih detailnya di sini.