Amerika Serikat Anggap Tencent Sebagai Perusahaan Militer Tiongkok?
Isu seputar hubungan antara perusahaan teknologi raksasa China dengan pemerintahnya kembali mencuat. Kali ini, nama besar Tencent menjadi highlight setelah pemerintah Amerika Serikat menggolongkan perusahaan tersebut sebagai bagian dari industri militer China. Tuduhan ini sontak memancing berbagai reaksi, baik dari pihak Tencent sendiri maupun publik internasional.
Tuduhan AS terhadap Tencent
Pemerintah Amerika Serikat menuduh Tencent memiliki hubungan erat dengan militer China. Langkah ini sejatinya bukan pertama kali dilakukan AS. Sebelumnya, beberapa perusahaan teknologi besar seperti Huawei dan Xiaomi juga pernah mengalami hal serupa. Xiaomi, misalnya, pada tahun 2021 masuk dalam daftar hitam Departemen Pertahanan AS, meski akhirnya berhasil membebaskan diri setelah melalui proses hukum.
Bagi Tencent, tuduhan ini tidak serta-merta membawa konsekuensi hukum secara langsung, seperti sanksi atau larangan operasional di wilayah AS. Namun, pengaruh buruk terhadap reputasinya tidak bisa dianggap remeh. Nama besar Tencent yang melekat pada berbagai produk hiburan digital, seperti Riot Games (pengembang League of Legends) dan Epic Games (pengembang Fortnite), berisiko tercoreng karena dapat memengaruhi persepsi publik terhadap produk-produk yang mereka miliki atau distribusikan.
Reaksi Tencent dan Upaya Pembelaan
Menanggapi tuduhan tersebut, Tencent dengan tegas menyangkal memiliki keterlibatan dalam aktivitas militer. Mereka menegaskan bahwa bisnis mereka sepenuhnya terfokus pada sektor sipil dan hiburan, bukan bidang pertahanan. Tidak hanya Tencent, perusahaan besar China lainnya, seperti CATL (produsen baterai kendaraan listrik), juga tengah berupaya menghapus nama mereka dari daftar hitam tersebut.
Dampak pada Produk dan Bisnis
Salah satu kekhawatiran besar Tencent adalah dampak potensial terhadap penerimaan produk-produk mereka di pasar global, terutama Amerika. Contohnya adalah Arcane, serial animasi yang diangkat dari game League of Legends dan ditayangkan di Netflix. Kesuksesan serial ini di Amerika bisa saja terganggu jika persepsi negatif terhadap Tencent semakin meluas.
Selain itu, keterlibatan Tencent di perusahaan-perusahaan besar seperti Riot Games, Larian Studios (Baldur’s Gate 3), dan From Software (Elden Ring) berpotensi terkena imbasnya. Konsumen mungkin akan lebih kritis dalam memilih produk, terutama jika tekanan politik semakin meningkat.
Mengapa AS Bersikap Seperti Ini?
Tuduhan terhadap Tencent berakar pada kekhawatiran AS terhadap strategi pemerintah China yang disebut-sebut memanfaatkan perusahaan sipil untuk memperkuat kemampuan militernya. Dengan memanfaatkan teknologi komersial yang canggih, perusahaan seperti Tencent dianggap dapat mendukung pengembangan kekuatan militer melalui transfer teknologi atau pengumpulan data.
Ini juga merupakan strategi geopolitik AS untuk melemahkan pengaruh teknologi China di pasar global. Menargetkan perusahaan besar seperti Tencent, AS berusaha mengontrol dominasi teknologi China.
Akankah Tuduhan Ini Berlanjut?
Berkaca pada kasus Xiaomi, peluang bagi Tencent untuk menghapus tuduhan ini tetap terbuka. Namun, prosesnya tidak akan mudah. Dalam lanskap politik internasional yang penuh tensi seperti sekarang, langkah AS terhadap perusahaan teknologi China kemungkinan besar bakal terus berlanjut.
Sumber: Bloomberg