Ingin Membebaskan Takdir, Inilah Kisah Hero Kaizer di Honor of Kings Global!
Dahulu seorang bangsawan Navenian, Kaizer yang tangguh dan penuh pengorbanan memilih untuk memikul kutukan keluarganya sendirian demi menyelamatkan adiknya, Luna. Untuk melacak sumber kekuatan anomali dan membebaskan dirinya dari penderitaan takdir, Kaizer mengembara ke arah timur menuju Tembok Besar. Di sana, ia bergabung dalam perang melawan para feralis. Namun, ia akhirnya dikuasai oleh baju zirah iblis yang merenggut seluruh ingatannya. Meski demikian, undangan dari Mulan memberinya kesempatan untuk tetap berada di Tembok Besar sebagai seorang Penjaga. Pedang iblisnya yang mengerikan kini menjadikannya seorang pembela yang tangguh, menjaga Tembok Besar dari segala ancaman yang datang. Inilah Kisah hero Kaizer di Honor of Kings Global!
Kisah Hero Kaizer di Honor of Kings Global!
Kaizer lahir dalam klan kuno anomali di Navenia, sebuah garis keturunan yang memiliki kekuatan luar biasa. Namun, pencariannya atas asal-usul kekuatan ini mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan: kekuatan keluarganya diperoleh melalui cara-cara kelam, membawa kutukan mengerikan bagi garis keturunan mereka.
Dengan memahami bahwa kekuatan itu menuntut bayaran yang berat, Kaizer memutuskan untuk memikul beban tersebut sendirian. Ia meninggalkan tanah kelahirannya, membawa serta hanya legenda yang menakutkan. Tahun demi tahun, pedang iblisnya mengembara bagaikan hantu, menebar ketakutan di hati para anomali lainnya. Kaizer melangkah ke arah timur, mengejar akar dari sihir dalam harapan kecil untuk membebaskan dirinya dari takdir yang menyiksa. Perjalanannya membawanya ke gurun Alsahraa, ke ibu kota Dunefort, sebuah oasis megah di tengah padang pasir. Tetapi yang ia temukan hanyalah kehancuran istana kekaisaran telah runtuh, dan bersama itu, Dunefort pun hancur.
Walaupun ia tidak peduli dengan nasib kota tersebut, limpahan sihir di tempat itu membuatnya jijik, mengingatkannya pada mimpi buruk yang terus menghantui. Ketika warga melarikan diri ketakutan, Kaizer melangkah ke jantung bencana. Ia segera menyadari bahwa di balik kehancuran ini, ada seorang penyihir hebat yang masih mengagumi hasil perbuatannya.
Dengan tekad membara, Kaizer bersumpah untuk menemukan pelaku. Penyihir itu, enggan menghadapi kekuatan Kaizer secara langsung, menggunakan ilusi untuk menjebaknya dalam penderitaan dan keputusasaan. Namun, kehendak kuat Kaizer menembus kabut kejahatan itu; satu tebasan pedangnya menghancurkan tirai ilusi seperti badai yang menerjang. Ketika ilusi memudar, Kaizer mendapati seorang pemuda menangis ketakutan, terperangkap dalam lingkaran sihir. Hibrida manusia-feralis itu akan dijadikan korban untuk memanggil kekuatan besar.
Namun, bukannya merenggut korban itu, Kaizer melangkah ke dalam lingkaran sihir. Kegelapan mulai merasuk ke dalam tubuhnya. Entitas iblis dalam zirahnya berusaha membebaskan diri dan melahap tubuhnya. Meski tubuhnya terkoyak, kehendaknya hanya semakin kuat. Dengan senyuman dingin, Kaizer mengayunkan pedangnya sekali lagi.
Setelah tujuh hari dikepung oleh feralis, Tembok Besar tetap berdiri. Namun, pada hari kedelapan, serangan dari belakang mengejutkan para feralisseorang penjaga berselubung merah darah muncul, melawan para monster sepanjang malam. Ketika matahari terbit, seorang pria dengan langkah terhuyung memasuki medan perang, seolah tak sadar dengan pemandangan di sekitarnya.
Penjaga merah darah menopangnya. Zirah iblis yang melingkupinya surut seperti makhluk hidup, memperlihatkan wajah yang pucat dan tubuh penuh luka, dengan pedang yang tergenggam lemah di tangannya. Mulai saat itu, pedangnya, yang dahulu hanya digunakan untuk kehancuran, kini hanya akan digunakan untuk melindungi. Ia menguatkan dirinya dan perlahan mengikuti sang penjaga. Di depan, Tembok Besar membentang hingga ke cakrawala.