Netflix Garap Game Berbasis AI di Tengah Transisi Besar-Besaran
Netflix semakin gencar memasuki industri game dengan pendekatan baru. Baru-baru ini, raksasa streaming ini mengumumkan penggunaan AI generatif sebagai inovasi besar untuk masa depan pengembangan game.
Langkah ini cukup mengejutkan banyak pihak, terutama karena dilakukan hanya beberapa minggu setelah perusahaan memberhentikan sejumlah karyawan di studio pengembangan game miliknya, Team Blue.
Meskipun langkah ini menuai kritik, mantan VP Netflix Games, Mike Verdu — yang sekarang menjabat sebagai VP Generative AI for Games — yakin bahwa teknologi ini bisa membawa perubahan signifikan di industri game.
Masa Depan Game Berbasis AI di Netflix
Mike Verdu, sosok penting di balik inisiatif ini, menyebutkan bahwa AI generatif dapat menjadi “teknologi revolusioner” yang akan mempercepat proses pengembangan game dan memberikan experience baru bagi para pemain.
Menurutnya, pengaruh AI ini bisa menjadi sama besarnya dengan perubahan yang terjadi di industri game pada era 1990-an. Dengan AI, Netflix berharap bisa menciptakan dunia game yang lebih interaktif, unik, dan mampu menyesuaikan diri dengan preferensi tiap pemain.
AI generatif sendiri adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk menciptakan konten, seperti karakter, dialog, hingga skenario, berdasarkan pola dan data yang telah dipelajari. Teknologi ini menjanjikan sensasi bermain yang lebih personal dan dinamis karena AI dapat menghasilkan konten yang berbeda setiap kali pemain berinteraksi.
Penutupan Studio Team Blue
Tidak semua pihak menerima langkah Netflix ini dengan tangan terbuka, terutama setelah berita penutupan Team Blue, salah satu studio game internal mereka. Sebanyak 35 karyawan yang sebelumnya terlibat pada proyek-proyek besar seperti Halo, God of War, dan Call of Duty, terkena dampak pemutusan kerja tersebut.
Verdu menyatakan bahwa penutupan Team Blue adalah bagian dari “transisi yang direncanakan” untuk Netflix, tetapi tidak sedikit yang melihatnya sebagai upaya penghematan besar-besaran di tengah pengembangan teknologi berbasis AI.
Verdu meminta publik untuk melihat penutupan ini dari perspektif strategis dan menepis rumor yang menyebut langkah ini sebagai indikasi ketidakstabilan dalam bisnis gaming Netflix. Ia menyebutkan bahwa transisi ini perlu dilakukan agar perusahaan bisa berfokus pada teknologi yang lebih inovatif, seperti AI generatif, yang dipercaya mampu membawa impact positif bagi ekosistem game di Netflix.
Kritik dan Tanggapan dari Industri
Meski Verdu optimistis dengan pengembangan game berbasis AI, beberapa pihak di industri menanggapinya dengan skeptis. Langkah Netflix untuk mengandalkan AI dalam pengembangan game dinilai sebagai upaya menggantikan tenaga manusia dengan mesin. Selama beberapa bulan terakhir, industri hiburan juga diwarnai perdebatan sengit tentang peran AI, yang mencakup aksi mogok kerja oleh para aktor suara yang memprotes penggunaan AI dalam proses kreatif.
Kritik ini menyoroti kekhawatiran bahwa AI akan mengurangi keterlibatan manusia dalam pembuatan game, yang bisa mempengaruhi kualitas dan kedalaman cerita yang disajikan.
Namun, Verdu tetap menegaskan komitmennya terhadap visi “creator-first” di mana AI akan digunakan sebagai alat pendukung saja, bukan pengganti total. Menurutnya, teknologi AI justru bisa membantu kreator untuk fokus pada aspek-aspek yang lebih kreatif, karena tugas-tugas teknis bisa diotomatisasi oleh AI. Dengan kata lain, AI dianggap sebagai pelengkap yang memperkuat kemampuan manusia dalam menciptakan konten berkualitas tinggi.
Rencana Netflix di Industri Game
Walaupun rencana spesifiknya belum banyak diungkap, Verdu menyatakan bahwa dirinya akan mendorong visi yang mendukung para kreator game. Saat ini, Netflix masih mempertahankan beberapa studio game lainnya, seperti Night School, Next Games, Spry Fox, dan Boss Fight Entertainment. Dengan koleksi lebih dari 80 judul game yang tersedia di platform mereka, Netflix terus menambah judul baru untuk memperkaya pilihan bagi para pengguna.
Sumber: GameSpot